04 ; Fiance

6 1 0
                                    

"Explain."

"Ck' I just bored in my class, so I decide to move in new class, am I wrong with that?"

Mr. Lee menghela napas pelan mendengar ucapan putranya. "Lalu bagaimana dengan kebenarannya?"

"What do you mean dad?"

"I mean, kamu pindah karena bosan berada di kelas lama mu, atau kamu pindah agar bisa lebih dekat dengan chairmate baru mu"

"Ya daddy bisa anggap kedua alasan itu benar"
Mark mengedikkan bahunya acuh kemudian melangkah keluar dari ruang sang Ayah.

"Kamu sudah tau kalau tunangan kamu kabur?"

Langkah Mark terhenti begitu saja mendengar ucapan Mr. Lee, tangannya yang baru saja akan mengengam knop pintu secara otomatis juga terhenti.

Mark membalikkan tubuhnya menatap sang Ayah, "Gadis bodoh mana yang menolak menjadi tunangan ku?"

Mr. Lee terkekeh mendengar kalimat terakhir putra sulungnya.

"Entahlah, daddy juga bingung, tapi Mr. Seo bilang dia akan secepat mungkin menemukan putrinya yang kemungkinan besar kabur ke Seoul dari Chicago"

"Kenapa juga Mr. Seo mengira putrinya kabur kesini? I mean jika tidak ingin bertunangan dengan ku ya jangan kabur kesini" Mark berdecih pelan, kemudian menguyar rambutnya ke belakang. Memikirkan ada gadis yang menolak menjadi tunangannya benar-benar membuatnya kesal.

"Sebenarnya daddy sedikit curiga pada chairmate baru mu, namanya sama dengan putri keluarga Seo, bahkan marganya pun sama"

"Ya kalau sampai benar dia putri keluarga Seo, akan ku buat dia bertekuk lutut dihadapan ku" Mark tersenyum memikirkan bagaimana ia akan benar-benar membuat Seo Jean tersiksa.

"Jangan terlalu berambisi begitu, jangan sampai kau yang dibuat bertekuk lutut tuan muda Lee"

Mark mendengus sebal mendengar ucapan sang Ayah.

••••••

Jean membeku tak percaya melihat bangkunya yang penuh dengan coretan, berbanding terbalik dengan meja Mark yang bersih mulus.

"Ini salah satu perbuatan lo?" Bahkan tanpa perlu bertanya harusnya Jean sudah tau jawabannya.

"Bukan gue, tapi mereka"

Jean mengikuti arah pandang Mark dan mendapatkan tatapan benci dari seisi kelas. Tatapannya kemudian beralih kembali pada Mark yang hanya tersenyum sembari menatapnya juga.

"Lo mau tukaran meja atau tukaran peringkat aja, gimana?" Mark menunjukkan smirk nya kala melihat Jean mengepalkan tangannya.

"Berusaha aja buat dapat peringkat lo kembali"

Ini bahkan baru hari kedua, dan rasanya sudah seberat ini, bayangkan saja coretan di mejanya bahkan ada tulisan "murahan lo anj*ng" "cupu!" "lo gak pantes hidup!"

"Gue pikir dengan kabur kesini gue bakal bisa lebih tenang" Batin Jean.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RivalWhere stories live. Discover now