05 - Kekanakannya Si Juni

239 70 0
                                    

Hai, Gua Arjuna Julian Garendra. Anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dan kebetulan diangkat Bunda Mega.

 Anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dan kebetulan diangkat Bunda Mega

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cakrawala tak bernyawa. Gua buka mata walau badan masih rebah. Jadwal pagi ini adalah latihan. Gua udah harus siap-siap dari subuh hari. Capek? Ya, pasti. Tapi, mau gimana lagi? Gua gak seambisius Kak Esa dan Kak Josh untuk mulai bisnis. Gak sepinter Kak Johan, Gak se-ah, berhenti ngebandingin diri dengan orang lain.

Gua yang masih rebahan, terbaring cengo melihat ke atap rumah. Berimajinasi yang gak masuk akal. Jadi kucing misalnya. Enak, kan, jadi kucing? Apalagi kucing piaraan. Makan, tidur, ngeong, buang air, udah, gitu doang, gak ngerjain apa-apa.

 Makan, tidur, ngeong, buang air, udah, gitu doang, gak ngerjain apa-apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terus Gua mulai ngelamunin kehidupan. Selama beberapa bulan belakangan ini, Gua gak pernah absen latihan. Selalu bangun pagi-lebih tepatnya subuh, terus memulai aktivitas kembali. Semua persiapan itu dilakuin untuk lomba yang sebentar banget. Gak masalah, sih, Gua juga suka manah dari kecil. Cuma ada beberapa alasan yang ngebuat Gua tetep kekeh untuk hidup sebagai atlet. Gua inget banget papa Gue, dulu, sebelum dia ninggalin Gue sehingga Gue harus mendekam di panti.

Beliau bilang kalo gua menang, dia bakal balik. Apaan balik? Iya, mungkin, balik ke Surga. Eh? Amit-amit... Eh? Maksud Gua kalo emang bokap Gua udah berpulang, ya, semoga pulangnya ke Surga.

Udah rebahannya. Gua bangun dari kasur mendapati kasur Wisnu yang kosong. Gua kangen dia, tapi, enggak dengan dua dirinya yang lain itu. Gua buka pintu. Dua pintu kamar yang biasanya ada tulisan, "Jangan ganggu, lagi streaming video ayang" dan "Jangan ganggu, lagi rapat online" itu kosong.

Rumah bunda bagai kehilangan nyawa karena satu kasur dan dua kamar yang kosong itu. Gua lanjut mandi. Air dingin membasahi tubuh.

"Kak Jun! Kak Jun!" seru seseorang yang Gua kenal betul suaranya-gedor-gedor pintu kamar mandi kayak orang dikejar-kejar setan.

Buru-buru Gua pakai handuk untuk nutupin bagian bawah dan Gua buka pintunya. "Kenapa?" tanya Gua dengan rambut yang masih basah.

"Pengen pipis," kata Dika yang masih lelungu.

GRADAK! GRUDUK!

Dua orang-satu memakai piyama dan satu lagi pakai kaus oblong putih ketekan berlari ke kamar mandi, tanpa permisi masuk dan melepas pakaian hingga berhamburan kemudian mendekam di bathup. Wajah mereka panik. Gua yakin mereka telat bangun lagi untuk yang kesekian kali.

Kakak Juga Punya CeritaWhere stories live. Discover now