| 2 |

1.1K 97 12
                                    

Heiii semuaanyaa...
Selamat Hari Raya Idul Fitri!!
Mohon Maaf Lahir Dan Batin!!

Nahhh, saya baru up chapt 2!

Semoga kalian suka ya, oh yaa jangan lupa buat di vote yaa, agar sayaa semakin semangat!

See you~
Don't forget for comment gaisss..

Selamaat menikmatiii
Oh iya, maaf yaa, saya kurang bisa menuliskan logat China. Jadi sorry kalau bahasanya aneh.











































~JanganLupaFollowAkunSaya~
~HappyReading~























































"Sayang sekali, dia masih muda, kuharap perkiraan diagnosisku salah." gumam Dokter Helfina, ia kembali melanjutkan pekerjaannya menghadapi pasien selanjutnya.

.
.
.

"Ying, kau punya hubungan dengan Fang kah?" mendengar pertanyaan tak di duga membuat Ying tersedak, cepat-cepat sang Ayah memberikan gadisnya minum.

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya kepala keluarga itu, Ying memasang wajah cemberutnya. "Tidak tahu!" ketusnya kesal.

Tiga orang di meja makan menatap anak remaja itu heran, "Haiyaa, kenapa ni Ying? Nenek lihat kau seperti merajuk maa,"

"Itu wo, si Fang itu membuat Ying kesal!" kali ini Ying bersedekap dada dalam mengekspresikan rasa kesalnya.

Usapan kepala Ayah Ying berikan, ia berbicara dengan lembut. "Fang membuat anak Ayah kesal kah?"

"Huftt, dia pernah nembak Ying, tapi Ying bilang akan berikan jawaban nanti. Terus sampai sekarang Fang gak pernah nanyain lagi, padahal Ying udah beri kode." Ying menjawab dengan kesal, kedua orangtuanya saling tatap.

"Kenapa Ying gak bagi tahu langsung saja?" tanya sang Ibu heran, "iya, mungkin dia nunggu sampai Ying siap dan bilang sendiri," sambung sang Ayah.

"Ying malu lah Maa, Yahh, Ying udah kasih kode tapi Fang tak ngerti-ngerti! Ying malu harus ungkit duluan,"

"Hahha, gengsii wo, Ying ini mirip sama kamu maa," tutur sang nenek pada anak nya yang tak lain Ibu Ying. "Kenapa saya?"

"Iyalah, kamu juga dulu seperti ini. Kalau saya gak tanyain setelah satu tahun kemudian kita gak akan pacaran," tukas suaminya dengan kekehan, Ying yang mendengar hal tersebut jadi malu sendiri. Bagaimana bisa ia mendengar kisah Asmara kedua orangtuanya dengan santai begini?

"Tapi Ying, Ibu lihat tadi wajah Fang sepertinya sangat pucat? Atau cuman perasaan ibu saja?" Ibu Ying mengalihkan pembicaraan, mendengar hal itu Ying sadar. "Katanya kemarin dia sedikit demam, karena itu Ying tadi ajak dia ke rumah tapi Mama tahu sendiri dia nolak,"

"Hm,, Ayah jarang ketemu si Fang ini. Lain kali bawa dia ke rumah kalau Ayah ada ya?" pintanya dan di angguki oleh sang anak.

"Ingat, jangan galak-galak sama calon mantu wo," tutur sang Nenek pada menantunya, wajah Ying memerah seketika.

"A-apa i-ini hayya.. Ja-jangan bahas Fang lagi maa!"

.
.

"Ochobot biar sini aku yang lakukan," Boboiboy mengambil alih mangkuk dalam genggaman sang robot, "lebih baik kau panggil Yaya di dalam."

Just a MomentWhere stories live. Discover now