Bagian 24 Tangisan Refaldi

835 23 5
                                    

Tak terasa akupun ternyata tertidur usai ku balas pesan dari saka yang memang cukup menyakitkan ketika ku ingat

Rasa cintaku padanya tak seperti rasaku pada Bima yang terkesan hanya sebatas sahabat dan teman tidur semata.

Entah perasaan berbeda apakah yang kurasakan padanya, cukup mellow drama ketika ku ingat kisah cintaku pada saka yang ternyata bertepuk sebelah tangan.

Ku lihat jam di hapeku yang ternyata sudah menunjukan pukul 3 sore.

Akupun keluar dari kamarku dan ku lihat bang Arya yang sudah kembali usai menemui kekasihnya.

"Eh tong udah bangun loe," ucap bang Arya.

Aku yang sedikit malas menjawab pertanyaan darinya hanya menoleh dan melemparkan senyum tipis padanya.

Perasaan kesepian tak dapat ku pungkiri meski kini aku sedang berada di rumah ayahku.

Akupun berdiri di teras depan rumah ayahku dengan tatapan kosong melamunkan segala hal yang terjadi padaku belakangan ini.

Rasa sedih dan mood yang tiba tiba rusak membuat air mataku tak sengaja terjatuh dan lekas ku lap dengan tanganku sebelum ada yang melihat.

"Bugh bugh," seketika akupun kaget mengetahui tangan seseorang yang menepuk pelan pundaku.

Ku tolehkan kepalaku ke arah tangan misterius yang menepuk pelan pundaku dan ku lihat ternyata bang Arya sudah berdiri di belakangku dengan muka tersenyum.

"Eh bang Arya, kirain siapa tadi," ucapku dengan muka mencoba tersenyum seolah kucoba sembunyikan masalah yang sedang ku pikirkan.

"Lu kenapa tong kok tumben diem aja," ucap bang Arya.

"Gapapa bang cuma berdiri aja ngeliat pemandangan teras rumah," ucapku menjawab dengan diriku yang tak lagi menatap wajahnya.

"Lagi mikirin apa sih tong kok keliatan sedih gitu," ucap bang Arya kembali bertanya.

"Ga ada apa apa kok bang cuma ngerasa bosen aja disini ga ada temen sepi aja hehe," ucapku memaksakan senyum.

"Hmm kamu kesepian ya tong, maafin bang Arya ya gara gara bang Arya tadi keluar kamu jadi ga ada temen main," ucap bang Arya yang langsung merasa bersalah.

"Eh gapapa kok bang lagian juga semua orang pasti punya urusan masing masing ngapain refal mesti marah," ucapku menjawab.

Suasana menjadi hening sesaat usai Perbincangan terakhirku tersebut.

"Reval mau balik aja deh bang keknya," ucapku kembali membuka pembicaraan.

"Kok balik sih tong baru juga lu disini, pasti gara gara Abang kamu jadi kesepian, mestinya Abang temenin kamu disini tapi Abang malah pergi," ucap bang Arya merasa sedih mendengar jawabanku yang ingin segera kembali ke surabaya.

Akupun hanya diam tanpa menjawab perkataan dari bang Arya karena fikiranku yang sedari tadi tak fokus dan ngelantur entah kemana.

"Reval jangan balik Abang janji ga akan tinggalin refal selama reval masih disini, Abang bakal temenin refal, Abang janji," ucap bang Arya yang saat itu memegang tanganku.

Entah kenapa aku terkadang merasa sangat kesepian dan kenapa aku begitu egois hingga membuat orang di sekitarku kerepotan dengan ulahku.

Akupun masih terdiam tak menjawab perkataan bang Arya yang menahanku agar tak kembali pulang kerumah ibuku.

Sontak bang Arya pun mengguncangkan tubuhku berusaha menyadarkanku dari aktifitas melamunku dan akupun berhasil tersadar.

"Eh iya bang kenapa," ucapku kaget.

"Kamu kenapa sih tong, cerita sama Abang lagi mikirin apa," ucap bang Arya dengan matanya tajam menatapku.

Seolah tak tahan dengan apa yang sedang kurasakan, akupun langsung menangis dan langsung ku peluk tubuh bang Arya seolah tak kuasa menahan sesak yang kini kurasakan.

Cukup keras aku menangis hingga membuat bang Arya kaget dan khawatir dengan hal yang telah terjadi padaku.

"Jujur refal udah ga kuat bang hidup kek gini, refal kesepian, refal ngerasa ga punya siapa siapa di dunia ini, refal kek mau mati aja bang hiks hiks," ucapku di tengah tangisku di pelukan bang Arya.

Terlihat mata bang Arya pun seketika berkaca kaca mendengar jawaban sepupunya yang saat itu ingin mati dan tak punya semangat hidup.

"Refal ga boleh ngomong gitu, maaf maafin bang Arya udah ninggalin refal tadi, Abang ga tau kalo refal lagi butuh seseorang disini tapi Abang malah ninggalin refal," ucap bang Arya dengan air matanya yang ikut terjatuh.

Di peluk erat tubuh Arya yang hanya diam saja dengan suara Refaldi yang semakin keras menangis tak kuasa menahan rasa sedih dalam hatinya.

MENGEJAR CINTA SAKA MEGANTARA (BXB STORY)Where stories live. Discover now