19|Marah dan Maaf

412 50 28
                                    

"Ra kalaupusing gak usah ikut upacara

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Ra kalaupusing gak usah ikut upacara." Ziva mencoba mencegah sahabatnya yang saat ini sedang sakit. "Lo lagi gak enak badan Ara. Kalau pingsan gimana?"

Leonara tak mendengarkan Alta dan Zia,ia mengambil tempat dalam barisan kelas 12 IPA 1. "Ra, kalauudah gak kuat bilang, gue dideket lo."

Leonara mengangguk pelan. Tak lama upacara bendera dimulai dibawah terik matahari, pagi ini matahari sangat terik. Leonara berusaha bertahan meski kepalanya semakin pusing.

"Ara, lo kenapa?" desis Alta. Andrean yang melihat Leonara sangatlah aneh memilih bertukar tempat dengan temanya.

"R-Ra jangan maksa, lo lagi sakit." Leonara mengangguk, dengan langkah pelan ia berjalan keluar barisan.

Bruk!

"Ara!" Andrean segera menghampiri Leonara, mengangkat tubuh cewek itu lalu membawanya ke UKS.

"Dokter Dinda!"
"Andrean apa yang terjadi?" Dokter Dinda segera memeriksa Leonara.
"Leonara tiba-tiba pingsan."

"Demamnya cukup tinggi." jelas dokter Dinda.
"Tidak ada yang serius kan Dok?"
"Kamu tenang, kalau sudah sadar saya akan memberikan obat penurun demam." Andrean melangkah menghampiri Leonara.

"Ara maaf karena keegoisan gue lo sering nangis," tangan Andrean mengusap pipi Leonara, ia yakin cewek itu pasti kurang tidur dan banyak menangis.

Andrean melepaskan jasnya untuk menutupi tubuh Leonara.
"Cepat sembuh cantikku dan maaf untuk semuanya."

Leonara perlahan membuka matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Leonara perlahan membuka matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya. "Syukur lo udah sadar Ra." Leonara menatap kearah Alta dan Ziva bingung.

"Ta, gue dimana?"
"Lo di UKS. Tadi pingsan saat upacara." jelas Alta.
"Yang bawa ke UKS?" Ziva tersenyum senang.

"Cowok lo."
"Jangan ngada-ngada gue gak ada cowok." Alta dan Ziva tersenyum.

"Andrean yang nolongin lo."
"Apa?!!" Leonara mendudukan diri diatas branker. "Kenapa lo terkejut gitu?" heran Ziva.

"Bahkan Andrean beliin lo makan." Alta menyerahkan kotak makan pada Leonara. "Buat lo, gue gak laper."
"Lo bertengkar sama Andrean?"

I'm Your Brother ✔| PROSES NASKAHजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें