"Dia bahagia nggak hidup berdua cuma sama gue?"

Pertanyaan tersebut tentu mudah di jawab oleh Gino melihat bagaimana Sekala yang selalu mengutamakan kepentingan Dito di atas kepentingan nya sendiri. Semua orang juga tau Sekala adalah Ayah yang baik untuk Dito.

"Lu udah jadi Ayah yang baik buat Dito, dan dia pasti bahagia hidup sama lu. Semua orang tau itu, Se."

Tapi gue gak merasa cukup baik buat Dito.

"Apa dia berpikir gitu juga ya?" Lirih nya yang sangat menyakitkan.

Mematikan puntung rokok nya yang sudah habis, Gino menghela napas panjang nya lalu melirik Sekala sekilas.

"Lu takut dia nggak bahagia sama lu? Kenapa lu bisa mikir gitu?"

"Gue nggak sepenuh nya paham sama hidup Dito, No. Dia itu rumit sama kayak Danila, beda nya Danila riuh dan mudah di tebak. Kalau Dito dia tenang dan sulit dibaca."

Sekala sekarang yakin kalau Dito tidak sepenuh nya mengambil gen Danila, anak itu kelewat tenang seperti dirinya tetapi begitu sulit di pahami seperti Danila.

"Dia selalu berhasil nutupin segala hal tanpa bisa kita dobrak."

"Yang lu khawatirin sekarang apa? Cuma takut dia nggak bahagia dan ngerasa lu bukan Ayah yang baik?"

Jelas bukan hanya itu, Sekala takut sangat takut kalau ada hal menyakitkan yang sudah Dito lalui.

"Bukan cuma itu." Menggeleng pelan Sekala kembali menarik napas nya entah sudah yang keberapa kali. "Gue takut ada hal nggak baik yang udah nyakitin dia."

"Semacam?"

"Semacam dunia yang nggak adil sama dia. Tentang dia yang nggak punya Mama."

Gino adalah sahabat baik Sekala sejak laki-laki itu duduk di bangku kuliah. Gino jelas tau kisah cinta serta kisah hidup Sekala, mulai dari bertemu dengan Danila sampai Danila memutuskan untuk pergi dari kedua nya.

Gino ada disana, di saat-saat menyakitkan bagi Sekala. Di saat dunia bahkan seperti berhenti berotasi untuk Sekala. Bahkan, Gino selalu ada disana tanpa meninggalkan sekalipun.

"Gue takut kalau dia bertanya-tanya tentang gimana rasa nya punya Mama? Gue takut dunia nggak adil sama dia saat itu."

"Sekeras apapun gue mencoba jelas rasanya nggak akan sama. Gue dan Danila itu beda, Papa dan Mama nggak akan bisa sama."

Sekala sudah berusaha keras untuk menutupi rumpang yang ada di hidup Dito, namun dirinya tidak bisa berusaha lebih maksimal karena meskipun Sekala sudah berusaha tetap saja rumpang itu tidak akan tertutup sempurna.

"Dito itu anak nya lu sama Danila. Yang mana kita tau kalau dunia selalu berotasi buat Danila. Percaya sama gue, dunia nggak akan jahat sama Dito meskipun suatu saat dunia nggak akan bersikap adil ke dia."

"Nggak adil bukan berarti jahat kan?" Lanjut nya masih dengan memandangi cara Sekala menatap langit siang itu.

Hampa dan menyakitkan.

Hi, Bye Papa! Where stories live. Discover now