"Baiklah, apa ada yang ditanyakan lagi?" Tanya Sky

"Kalian boleh keluar" lanjut Sky melihat semuanya tampak diam.

Mereka satu persatu keluar dari ruangan itu termasuk seorang pemuda yang terus memperhatikan Aland dari tadi.

Sedangkan Aland langsung membenamkan wajahnya di meja itu, ketika merasakan kepalanya yang terasa sedikit pusing

"Lo kenapa Al?" Tanya Candra

"Gapapa pusing aja, nggak sempat sarapan tadi" ujar Aland menghela nafasnya pelan.

"Yaudah lo istirahat aja, kita beliin makanan buat lo di kantin dulu ya" ucap Sky membawa Aland ke dalam ruangan yang ada di ruang osis itu dan membantu Aland berbaring.

"Makasih ya, maaf ngerepotin kalian"

"Gapapa, lo kayak sama siapa aja"

"Lo itu adek kita, jadi santai aja" ucap Candra mengelus rambut Aland, Aland tersenyum dan menikmati elusan itu, sudah lama dia tidak merasakan elusan yang terasa nyaman ini pikirnya.

Setelah merasa Aland sudah Nyaman, Candra dan Sky melangkah keluar ruangan itu dan tidak lupa menutupnya. Dan mereka malah dikagetkan dengan keberadaan seseorang yang ada di sana.

"Vino, ada apa?"

"Ada yang mau lo tanyain?" Tanya Candra melihat wakil ketua ekskul basket masih berada di sana.

"Nggak" jawab Vino dan keluar dari ruangan osis itu.

"Apasih" heran Candra dan dibalas gelengan oleh Sky.

"Nggak tau"

"Lebih baik kita ke kantin, sekalian bilang sama dedek gemes kalau abangnya lagi sakit" ucap Sky dan diangguki setuju oleh Candra.

.

.

.

.

.

.

Aland membuka matanya ketika mendengar suara pintu ruangan tempat dia istirahat itu terbuka.

"Loh dek, kok ada di sini" ucap Aland tersenyum dan duduk

"Gue dengar dari bang Sky kalau abang lagi sakit, makanya gue langsung ke sini" ucap Azka duduk di tepi kasur itu dan menyentuh dahi Aland.

"Nggak kok, gue nggak sakit"

"Cuma sedikit pusing aja" ucap Aland tersenyum mengelus rambut Azka, dan tatapan yang tadi lembut sekarang berubah tajam ketika melihat luka di sudut bibir Azka.

"Siapa?" Tanya Aland dingin mengelus pipi Azka.

"Haa siapa, apa nya bang?" Bingung Azka dengan pertanyaan abangnya itu.

"Siapa yang udah mukul lo?" Tanya Aland, dapat dia lihat perubahaan ekspresi adeknya itu yang tiba-tiba saja menunduk dan meremas jarinya.

"Azka, jawab gue"

"Siapa yang berani mukul lo?" Tanya Aland lagi

"Hmm, bang Vano bang" cicit Azka tapi masih bisa di dengar jelas oleh Aland.

"Jelaskan!"

"Tadi gue lagi ke kantin sama teman gue, terus Bella tiba-tiba saja jatuh di samping gue dan pura-pura kesakitan lagi, dan bilang kalau gue yang udah membuatnya jatuh" jelas Azka dengan ekspresi kesal.

"Terus Vanonjing itu ada di kantin juga, bukannya dengarin penjelasan gue dia malah langsung nonjok gue" lanjut Azka dengan mata berkaca-kaca.

Aland memeluk adeknya itu memberikan ketenangan, pasti Azka sangat turgancang sekarang pikirnya, saudaranya bukannya malah membelanya tapi malah menyakitinya dan lebih percaya dengan omongan orang asing dari pada dirinya.

Aland Leon O. (Pre ORDER)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum