21. Tawaran Pekerjaan

1.4K 141 12
                                    

Arjuna menatap Satria di depannya tajam sementara Satria bingung kenapa dia di panggil ke ruangan bos nya kalau cuma mau di tatap tajam, apa salahnya coba?!

"Kenapa sih boss? Gitu amat natapnya."

Arjuna mendesah kasar, "haahh, kamu di undang makan di apartemen Fanny!"

"Hah?!" Satria masih belum konek.

"Katanya sebagai ucapan terimakasih nya," lanjut Arjuna.

"Oh, asiiik makan gratis!" Seru Satria kegirangan. Arjuna mendelik mendengar nya.

"Ngapa sih bos, sensi amat liat orang bahagia. Lagian cuma makan ini, nggak bakal ngapa-ngapain," bujuk Satria pada pria pencumburu ini.

"Saya ikut!"

"Ikut ya tinggal ikut aja, beres kan?!" Sahut Satria santai.

"Tapi nanti kamu harus bilang sama Fanny kalau kamu yang ngajak saya!" perintah Arjuna.

"Oh ternyata nggak di ajak toh, makanya kok kebakaran jenggot."

"Terserah!" Ketus Arjuna.

"Cie cie ngambek, cie cie cemburu, cie cie nggak diajak, kasihan uhuy!" Satria malah meledek.

Arjuna yang kesal pun semakin kesal mendengar ledekan bawahannya. Dia pun melempar Satria dengan sepatutnya yang membuat Satria lari terbirit-birit. Ingat ya jangan mencari masalah sama orang yang sedang cemburu nanti seperti Satria.

*****

Fanny termenung di depan tv yang menyala, dia bingung memikirkan pekerjaan apa yang cocok untuk wanita hamil sepertinya, apalagi tubuh yang dia tempati ini hanya lulusan SMA.

Memang sih dia masih punya uang di tabungan yang di tinggalkan pemilik tubuh sebelumnya. Tapi kan jika dia lama lama memakai uang itu terus tanpa pemasukan uang itu juga bisa habis, apalagi kebutuhan untuk melahirkan dan merawat dua bayi pasti membutuhkan banyak biaya.

Saat sedang melamun tiba tiba ponselnya berdering di atas meja, dia pun segera mengambilnya dan menjawab panggilan itu setelah melihat si penelpon.

"Halo Fan!"

"Halo, iya ada apa ya mas?"

"Saya sudah sampaikan salam kamu dan kata Satria dia bisa ke apartemen kamu nanti malam."

"Terima kasih ya mas, oh iya mas Arjuna juga boleh ikut kok nanti malam biar rame sekalian, bisa kan?"

Diseberang sana Arjuna mengulum senyum, "iya bisa."

"Oh hampir lupa, makanan kesukaan mas Satria apa ya mas biar nanti sekalian saya buatkan?"

Senyum dikulum milik Arjuna sirna mendengar pertanyaan Fanny, "kamu jangan repot repot. Satria itu pemakan segala kok."

"Ah, begitu." Fanny tersenyum canggung.

"Ya sudah kalau begitu sampai nanti malam ya Fan."

"Iya mas."

Panggilan pun terputus, Fanny segera beranjak ke dapur untuk membuat makan malam yang banyak untuk menjamu Satria dan Arjuna.

*****

Fanny baru saja selesai bersiap ketika mendengar ketukan di pintu, dia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya. Tampak Arjuna dan seorang pria di samping Arjuna yang Fanny pikir adalah Satria.

Bukan Sembarang JandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang