Chapter 15

1.5K 381 99
                                    

Update......









Update.....








Update.....







Ready???






Happy Reading

-----------

"Mom." Edward Lim berteriak di pintu utama rumahnya sambil melangkah masuk, ia berputar ke arah ruang kerja ibunya dan melihat ruangan itu kosong.

"Mom?" serunya sekali lagi, ia membuka pintu ruang kerja ayahnya dan melihat ruangan itu juga kosong.

"Apakah kau tahu di mana ibuku?" tanya Ed sambil mencegat salah satu pelayan yang lewat.

"Mrs. Lim sedang berada di dapur sedang memasak, Sir." Jawaban itu membuat kening Ed berkerut.

Memasak?

Setan apa yang membuat ibunya menginjakkan kakinya di dapur hari ini, untuk memasak pula. Kening Ed berkerut, ia memandang berkeliling dan pandangannya tertuju ke arah alat pemadam api darurat yang ada di bawah tangga. Dengan segera ia mengambil alat itu dan berjalan menuju dapur. Langkahnya terhenti sebelum mencapai dapur, ia menajamkan telinganya untuk mendengar apakah ada suara teriakan minta tolong tapi dapur itu tampak hening. Yang terdengar hanyalah peralatan masak yang beradu dan juga suara mixer. Ed berjalan kembali dan membuka pintu dapur dengan perlahan, tangannya sudah siap memegang selang jika ia melihat sesuatu yang buruk, misalnya kebakaran.

"Mom." Ia memandang berkeliling dan melihat ibunya tengah berada di kitchen island bersama Lindsay, juru masak mereka yang sudah bekerja selama bertahun-tahun.

"Kau pulang? Ada apa? Kehabisan uang?" Charlotte mengangkat kepala ketika melihat anak laki satu-satunya itu menjulurkan kepalanya.

"Please, Mom. Aku sudah tidak pernah meminta uang darimu semenjak aku lulus kuliah." Ed merengut lalu berjalan masuk.

"Itu hal yang aku suka darimu." Ibunya itu tersenyum lebar, lalu pandangannya tertuju ke arah alat pemadam yang ada di tangan pria itu.

"Apa yang kau lakukan dengan alat itu?" Charlotte menunjuk ke arah tangan Ed. Ed menunduk. "Oh tidak, aku hanya berjaga-jaga saja."

Pria itu meletakkan tabung itu di kakinya, sementara wanita setengah baya itu sudah berkacak pinggang. "Apa maksud perkataanmu, Edward Lim?"

"Aku tidak mengatakan apa pun. "Ed langsung menggelengkan kepalanya untuk mencari aman, ia duduk di depan ibunya sambil memperhatikan wanita itu membuat adonan dari tepung.

"Kau membuat kesalahan apa pada Daddy, hingga perlu menyuap dengan hasil masakanmu?" Pertanyaan pria itu mendapatkan hadiah pukulan memakai alat giling, Ed mengaduh keras lalu menurunkan tangannya dari kitchen island.

Ia meringis sakit, tapi ibunya hanya menatapnya puas. "Mulutmu memang perlu dikasih pemahaman dalam hal berbicara."

"Aku belajar dari ahlinya." guman Ed lalu dengan cepat turun dan mundur ketika ibunya mengangkat penggiling adonan.

"Mom, ada apa denganmu hari ini?" seru Ed tidak terima.

"Kau yang memintaku untuk pulang, tapi kau memperlakukanku seperti anak tiri." sambung pria itu lagi.

"Aku tidak menyuruhmu pulang." Charlotte kembali sibuk dengan adonan kuenya.

"Kau menyuruhku, kau bahkan mengirimkan pesan untukku." sungut Ed, ia kembali ke tempat duduk dengan waspada.

30 Days Make Ms. Butier Falling In Love (Again)Where stories live. Discover now