16.

16.2K 2.7K 196
                                    









"Seharusnya ayah mengajari Vano untuk berhenti bersikap seenaknya saja. Lihat, karena ayah memanjakan dirinya.. Vano menjadi tak tau diri."  Kavin menuntut Kendrick. Dia seolah menyalahkan ayahnya karena salah mendidik Vano.

Kendrick menaikkan alisnya, "Bukannya berlaku padamu Kavin?"

Kavin yang tak mengerti pun menjawab ucapan sang ayah,  "Apa maksud ayah."

"Kau terlalu memanjakan Alfa hingga dia tak tau tempat."

"Kenapa ayah malah menyalahkan Alfa! Dia korban disini!" bentak Kavin tak mengerti.

Plak!

"Kau berani membentak ayah?!" Kendrick menatap Kavin penuh amarah.

"Pikir pakai otakmu! Vano adalah putra kandungmu! Dan apa yang selama ini kau lakukan padanya? Membentaknya?! Memukulnya?! Dan kau melakukan itu demi pungutan sampah itu! Jika aku menjadi Vano, aku pasti sudah membunuh mu Kavin!"

"Ayah! Tapi dia salah! Dia menyakiti Alfa, aku takkan melakukan itu jika dia tidak menyakiti Alfa!"

Bugh!

Bogeman mentah Kendrick layangkan pada wajah Kavin, "Kau memang bebal! Terserah apa katamu! Ayah benar-benar kecewa padamu! Ayah akan membawa Vano jauh dari mu! Itu kan yang kau mau? Ayah pastikan Vano takkan mengganggu ketenangan anak kesayangan mu itu!"

Kavin menggeleng tak mengerti, apa yang telah Vano berikan pada ayahnya hingga Kendrick membela Vano setengah mati. Jika dipikir, jelas Vano yang salah Alfa yang korban.

"Aku pastikan ayah akan menyesal lebih memilih membela anak sialan itu dari pada Alfa!"

Wah wah, Kendrick terkekeh geli melihat tingkah laku putra sulungnya. Menyesal katanya?

"Ayah akan menunggunya!" dia menatap lamat Kavin.

"Kavin, sikap itulah kenapa Mika memilih pergi meninggalkanmu."

Mata Kavin membola, "Apa maksud ayah membawa nama Mika."

Kendrick mengangkat bahu acuh.

Kavin berdecak. Dia mengabaikan ayahnya dan berniat masuk ke dalam ruang inap Alfa. Anak itu saat ini sedang tertidur akibat obat bius.

Namun saat ia memegang gagang pintu, Tubuhnya terhempas kesamping. Tubuhnya kepentok kursi tunggu yang di sediakan.

Akh!

Kavin memegang punggungnya, dia mencoba berdiri dan menatap adiknya yang menatap dirinya nyalang.

Jarrel mengangkat kerah Kavin, "KAKAK MAU AKU BUNUH ANAK ITU SEKARANG?!"

"KAKAK MAU AKU MASUK KEDALAM DAN MENCEKIK BOCAH PUNGUT ITU HINGGA MATI!"

"KALAU KAKAK TIDAK MAU ITU TERJADI, PINDAH DARI RUMAH SAKITKU. AKU TIDAK MENERIMA BOCAH BUSUK ITU!" teriak Jarrel penuh ancaman. Tidak usah di jelaskan pun dia tau kenapa keponakan tersayang berada di rumah sakit. Betapa terkejutnya dia ketika di hubungi ayahnya dan mengatakan jika sang keponakan berada di rumah sakit.

Dia semakin membenci anak yang telah di asuh oleh kakaknya. Karena bocah itu, Vano semakin tersiksa.

"Alfa masih belum sadarkan diri Jarrel. Tenangkan dirimu, ada apa?" Kavin bertanya. Dia tak paham kenapa adiknya tiba tiba menghajarnya dan mengusir Alfa dari rumah sakit.

"Kakak fikir, aku peduli!"

"MAU DIA MATI MAU DIA SEKARAT AKU TAK PEDULI!"

Plak!

"Kau keterlaluan Jarrel. Alfa adalah keponakan kamu," ucap Kavin dingin. Dia menampar Jarrel untuk membuat adiknya mengerti, jika yang di lontarkan adiknya adalah kata yang tak pantas.

Jarrel memegang pipinya. Dia dengan kaku menoleh ke arah Kavin. Kemudian dia berjalan mendekati Kendrick yang  terkejut, lalu memeluknya erat.

"Huhu.. Ayah, kakak menamparku. Ini sakit huhuhu."

.

"Eungh.." Vano mengerjap pelan. Dia menoleh ke kanan dan kekiri memastikan dia berada dimana.

"Anda sudah sadar tuan?" sebuah suara mengalihkan perhatian Vano, kemudian berdecak pelan mendengar pertanyaan dari anak buah kakeknya itu. Apa dia buta? Jelas Vano sudah sadar masih bertanya kepadanya.

"Infus sialan! Sshh." dia ingin membalas, tetapi tak jadi ketika ia merasa rasa nyeri di punggung tangannya.

"Anjir sakit, awalnya gw coba coba biar kelihatan keren, tapi kok nyeri, " gumam Vano melihat lengannya diperban. Ya, dia memang sengaja melakukan itu. Dia ingin tau bagaimana rasanya. Seberapa sakit yang akan ia derita.

Dan sialnya itu sangat sakit.

Sesaat kemudian, ia baru tersadar. Ini bukan kamarnya. Jangan bilang dia ada di mansion pria tua itu?!

"Tunggu anda mau kemana tuan?!"

Vano bergerak lincah menghindari kejaran beberapa bodyguard yang menjaga kamarnya tadi, ia yang melihat pegangan tangga langsung meluncur. Kedua tangannya ia angkat ke atas sambil memekik senang.

Hap!

"Anak nakal." Jarrel menangkap tubuh mungil keponakannya yang meluncur bebas di pegangan tangga.

"Oh hai paman! Btw gw dimana?" Tanya Vano sembari bergerak heboh berusaha melepaskan diri dari dekapan anak kakeknya ini.

"Ubah bahasamu, maka paman akan menjawab."

Vano berdecih, "Paman, aku ada dimana? Ini mansion siapa?"

Jarrel tersenyum senang. "Ini mansion paman, di Canada."

"Oo... APAA!!!!!"

















Sebagian tulisan ane, sebagian tulisan janiandme sebagian Floren0_0 and OrangdunialainKazawa.... Thankss...

Kenapa dikit? 













TBC.

Bad Antagonis. ✔Where stories live. Discover now