GAZZAYDAN PRATAMA

3K 190 4
                                    

"Gue gak pernah suka sama orang yang gak nurut sama gue, kecuali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue gak pernah suka sama orang yang gak nurut sama gue, kecuali ... lo."

-𝐆𝐚𝐳𝐳𝐚𝐲𝐝𝐚𝐧 𝐏𝐫𝐚𝐭𝐚𝐦𝐚-

°°°°°

°°°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°°°

Anda: cleoza. dimana?

Anda: jwb chat gw, ajg!

Anda: bgst, lo dmn, cleoza?!

Seorang pria dengan kaos hitam yang melekat di tubuh atletisnya itu mengacak rambut hitamnya. Iris mata berwarna coklat itu menatap layar ponselnya.

"Dimana lo, bangsat!" geram Gazza melihat tidak ada satu pesan pun yang dibalas oleh kekasihnya.

Gazza menarik jaket kulit yang berada di sampingnya. "Lihat apa yang bakal lo dapetin, Cleoza."

°°°°°

Jam menunjukkan pukul 19.00 PM. Gadis dengan nametag Cleoza Caldara baru saja keluar dari cafe bersama dengan teman-temannya.

"Gilak! Gak kerasa kita nongkrong dari pulang sekolah sampek jam segini," ujar salah satu teman Cleoza, Hani Renjani.

Gadis dengan potongan rambut sedada itu menoyor kepala temannya. "Ini juga gara-gara nemenin lo yang lagi galau. Kita jadi pulang malem gini!" cetus Amora Salsabila.

Hani meringis. "Y–ya maaf! Lagian gue tadi juga gak nyadar, Mor!!" balas Hani dengan menatap kedua mata Amora.

Atensi kedua gadis itu lalu beralih kepada gadis yang kini tengah berdiri tak nyaman.

Amora yang berdiri di samping Cleoza itupun menepuk bahu gadis itu. "Lo kenapa, Za?" tanyanya.

"Lo gak pa-pa, kan, Za??" Hani ikut menanyakan saat melihat raut wajah gelisah dari sahabatnya.

Cleoza mencengkeram ponselnya takut. "K–kak Gazza," gumamnya lalu menatap kedua sahabatnya. "Gue lupa ngabarin Kak Gazza kalo gue lagi sama kalian," lanjutnya.

"Mampus!" Hani menepuk jidatnya. "Kok, bisa lo sampek lupa? Lo tau, kan, Za? Tuh, cowok nyeremin banget kalo lagi marah!!"

Amora diam tak mengeluarkan suara. Ia merangkul Cleoza yang sedang ketakutan.

"Kita harus cepet-cepet balik. Kalo nggak, cowok lo pasti bakal marah, Za," saran Amora.

Ketiga gadis itu lalu pergi ke parkiran. Mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah sebelum iblis bernama Gazza itu berhasil menemukan keberadaan mereka.

"Gue takut banget kalo Kak Gazza samp––,"

"Hai."

Amora, Cleoza, dan Hani tertegun di tempatnya. Suara itu, sudah dapat dipastikan kalau itu adalah suara Gazza.

"K–kak Gazza ...," lirih Cleoza takut.

Gazza menatap ketiga gadis yang masih dengan seragam sekolahnya. Pria itu terkekeh lalu membuang putung rokoknya.

Gazza menghampiri Cleoza yang sekarang tengah berdiri tak nyaman. Sementara Amora dan Hani hanya bisa diam di tempat.

Gazza mengusap bibir Cleoza dengan ibu jarinya. "Sudah puas, kan, senang-senangnya? Sekarang kita pulang, ya?"

"Kak, jangan salahin Cleoza. Dia kesini karena kita yang ajak," ujar Amora mencoba untuk menjelaskan.

Gazza menatap Amora dengan tatapan tajam. "Gue tau dan gue gak akan nyalahin Cleoza atas ini. Iya, kan, sayang?" tanyanya kepada Cleoza. Sementara gadis itu hanya mengangguk kikuk.

Gazza melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Cleoza. "Ayo kita pulang."

°°°°°

Gazza melajukan mobilnya dengan ugal-ugalan hingga membuat Cleoza harus menutup mata karena takut.

"Kak Gazza, berhenti!! Oza mohon!! Oza takut!!" teriaknya namun tak digagas oleh Gazza.

"Beraninya lo gak izin sama gue?" Gazza mencengkeram kemudi mobilnya dengan kuat. "Lo keluar sampek jam segini dan masih pake seragam sekolah? Sialan!"

"Kak ... maaf, Oza tahu Oza salah. Ma––,"

Cleoza spontan terhuyung ke depan karena mendadak Gazza menghentikan mobilnya.

Gazza beralih menatap gadisnya. "Apa susahnya lo bilang sama gue dulu? Hah?!" Pria itu mencengkeram leher Cleoza hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Kak, sa–sakit ...."

"Rasa sakit lo gak melebihi rasa khawatir gue tadi, bangsat!" Gazza terlanjur emosi. Ia lalu melepas cengkeramannya dari leher Cleoza.

"Sial!"

Cleoza menangis. Gadis itu merasakan sakit di bagian lehernya setelah Gazza mencengkeramnya tadi.

"Gue anter lo pulang." Gazza kembali menatap Cleoza yang kini menangis. "Hey, hustt jangan nangis, sayang." Gazza mengusap pipi Cleoza karena air mata.

Pria itu memeluk Cleoza yang masih ketakutan kepadanya. "Hustt, diem. Sekarang kita pulang. Gue anter lo pulang, oke?" Gazza mengecup puncak rambut gadisnya.

"Sial, gue kelepasan."

°°°°°

Haloooo
Hari ini aku bawain cerita baru buat kalian.

Semoga kalian suka yaa, jangan lupa vote+komen buat next-nyaa.

Thank you, gayss.
Papayy👋

GAZZAYDANWhere stories live. Discover now