Pencari Kebenaran

213 52 46
                                    

(5 Minggu sebelum penyuntikan nasional)

Suara bisikan pelan sayup-sayup terdengar dari belakang rak buku besar di sebuah ruangan penuh buku dan foto berfigura antik.

"Dia ada disana! Adit, gue bakal halangin dia, urusan nyari datanya gue serahin semua ke lu." Ucap Dewi, seorang perempuan cantik berambut panjang.

Adit mengangguk lalu dia pergi berlari tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

"Guys." ucap seorang wanita terdengar dari earpods yang mereka gunakan.

"Ada apa Nova?" tanya Dewi.

"Aku liat Pak Koko dateng ke arah Adit!" lanjut Nova dengan nada suara panik.

Dia pun lantas mencari tempat bersembunyi untuk Adit dari layar komputer

"Ketemu! Adit, di sisi kanan kamu ad--" Ucap Nova terhenti saat melihat visualisasi CCTV dari layar komputer menunjukan Adit masuk ke dalam tumpukan rongsok. "Nah iya betul disana. stay still." Lanjut Nova.

"OK." saut Adit.

Tak lama kemudian terlihat dari pandangan Adit muncul Pak Koko yang berjalan melewati koridor. Lantas dirinya semakin menyembunyikan badan dalam tumpukan sampah besi tersebut. Dengan tubuhnya yang mungil, tampaknya dia dapat bersembunyi di sana tanpa terlihat sedikit pun.

.

"OK aman, lu sekarang bisa pergi masuk ke dalem ruang TU." ucap Nova.

................................................................................................................................................................

(10 Minggu sebelum penyuntikan nasional)

Suara TV bising terdengar dari dalam kamar seorang lelaki yang sedang tidur telanjang.

"Ya pemirsa sebagai penuntun pagi hari ini ada berita membanggakan nih, seorang anak bangsa pengharum nama Indonesia, pemirsa seorang siswa SMA Zhair bernama Brama memenangkan kejuaraan dalam cabang Full Marathon Di Olimpiade taraf internasional. Kemenangannya diraih setelah dirinya me---"

Dug-dug!

Suara pintu masuk dalam kebisingan.

Dug-dug!

"Woy, Arun kok ga jawab?" ucap seorang lelaki dari arah luar pintu. Dilanjut dengan suara gesekan besi gagang pintu.

Pintu kamar seorang lelaki itu pun terbuka dan sontak membuat ke tiga lelaki dari arah pintu histeris melihat Arun tidur tanpa sehelai kain.

Teriakan ke tiga temannya menyebabkan Arun terbangun dan langsung terbirit mencari penutup tubuhnya yang sangat terekspos. Salah satu temannya berbicara sembari tertawa "Lu abis ngapain bego pake bajunya."

"Dih gila ngapain buka pintu kamar gua sembarang!" saut Arun dengan nada tinggi.

"Kan udah biasa." Jawab temannya.

"Katanya anggap rumah sendiri." ucap teman lainnya

Sembari Arun memakai bajunya ke tiga temannya masuk dan berbaring di kasur. Mereka pun menjanjikan bahwa salah satu dari mereka memiliki berita penting.

"GUE JADIAN." Ucap temannya yang mengenakan seragam dengan nama Robi.

"HAH!" Jawab semua teman-temannya

.

.

.

Pemandangan di luar berangsur ramai, Arun bersama ke tiga temannya menyusuri pedesaan menggunakan sepeda dengan saling berboncengan. Arun membonceng temannya yang mengenakan seragam bernama Andy. dan Robi membonceng temannya yang bernama Jiko.

Mereka sesekali tertawa disela percakapan yang mengalir menyusuri jalan menuju SMA dimana mereka bersekolah.

SMA 21, SMA yang jauh dari kata "Favorit", SMA kumuh yang terbelakang dalam sisi pendidikan dan moral siswa-siswinya. Bayangkan saja, terakhir masuk berita pun dikarenakan terjadi kasus bunuh diri yang menimpa seorang siswa di latar belakangi perundungan yang terjadi di sekolah kecil di pinggir kota juga di pinggir sawah ini. Sungguh ironis, tapi mau bagaimana pun di sini lah tempat ke empat sahabat itu menimba ilmu.

Memasuki pedesaan yang makin dalam, jalanan disana mulai membuat sepeda mereka tak stabil, tampaknya sudah terlihat gapura SMA 21 di hadapan mereka. Mereka pun tiba ke kampus tercinta.

.

.

.

"Eh lo tau tentang Brama kan?" ucap seorang siswa lelaki yang sedang berbicara dengan kubunya yang tak sengaja terdengar oleh telinga Arun.

Tampaknya seisi sekolah sedang sangat tergila-gila dengan si peraih medali emas cabang marathon itu.

"Eh gue belok ya, dadah" Ucap Arun meninggalkan teman-temannya.

Ternyata letak kelas Arun berbeda dengan ke tiga temannya. dia bergegas menuju kelasnya namun di selang perjalanan dia bertemu dengan seorang siswi yang terpaku pada ponselnya. "Eh Shila, fokus amat lagi ngapain sih?" tanya Arun.

Shila lantas menunjukkan layar ponselnya. Ternyata dia sedang melihat laman sosial media milik @dewiuggln.

"Lu tau dia?" Tanya Shila.

Arun menunjukan wajah yang kebingungan sembari berkata "Enggak, emang kenapa?"

"Ih ini loh Selebgram baru yang bener-bener diatuh baru terkenal sekitar 2 bulanan lalu, liat deh, kamu pasti suka." ucap Shila.

"Ahhh ada-ada aja lu." ucap Arun sembari memasuki kelas.

"Ih beneran, masih SMA loh dia dan dia juga ----" ucap Shila terus mendeskripsikan selebgram baru yang sangat dia sukai.

Arun seperti acuh tak acuh mendengarkan perkataan teman sekelasnya, tapi dalam benaknya dia hanya sangat ingin mengikuti laman sosial media milik @dewiuggln Tanpa berpikir panjang, dia pun langsung mengikuti laman sosial media milik @dewiuggln

................................................................................................................................................................

(5 Minggu sebelum penyuntikan nasional)

Masih di ruangan yang sama Nova duduk di hadapan komputer, bedanya sekarang komputer itu dalam keadaan mati dan ruangan begitu gelap.

"Duh gua gabisa mantau mereka dari sini lagi." ucap Nova.

Tiba-tiba perlahan suara lari seseorang berangsur-angsur mengeras seakan mendekati Nova.

Nova lantas bersembunyi di antara kegelapan hingga pintu ruangan terbuka dan terdengar ucapan "Nov, kita berhasil."

Nova yang menyadari suara itu datang dari Adit langsung keluar dari persembunyiannya.

Tetapi betapa terkejutnya saat dia melihat Pak Koko yang malah berada di depan pintu

"Ketauan kau."

Kelas Unggulan Pt. 1 (SMA Zhair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang