Chanyeol mengerutkan keningnya ke arahku. Aku tahu ini tidak masuk akal dan seharusnya ini semua tidak masalah baginya karena perjanjian di antara kami-pun bisa dibilang juga sangat tidak masuk akal.

Chanyeol mengangsurkan tangannya mengarah ke pundakku lalu membawa tubuhku ke dalam dekapannya. Bau tubuhnya wangi, selalu ada aroma after shave yang menguar. Membuatku tenang. Tapi aku memilih tempat nyaman di dada bidangnya itu untuk menumpahkan sekali lagi air mataku. Air mata terakhirku. Semoga.

“Apa kau lapar?” tanyanya seketika setelah isakanku mereda. Aku menatapnya, sedikit mendongak karena perbedaan tinggi kami.

“Untuk?”

“Untuk makanan Bona… ganti bajumu kita sarapan di luar!”

Aku sedikit tercengang. Jelas kami hanya akan makan.

“Aku berencana untuk membuat ramen tadi,” ujarku menawarkan alternatif lain.

“Tidak ada ramen. Kau perlu makanan yang lebih bergizi, aku tidak suka dengan berat badanmu Inha, kau terlalu ringan.” balasnya… well, Mr.Bossy muncul lagi.

Aku bergerak melepaskan diri darinya, meminta waktu lima menit lalu segera menghilang kedalam pintu kamar. Aku berharap dia akan mengikutiku dan ternyata tidak.

*

Chanyeol mengemudikan audi R8 Spyder hitamnya menembus jalanan sekitar Myeongdong. Lalu lintas cukup lengang untuk hari minggu pagi sementara cuaca hari ini cukup berawan dan menambah daftar malas orang keluar rumah.

Aku melirik pria di sampingku ini sekilas. Dia selalu berpenampilan prima, kemeja linen putih dengan lengan yang tergulung sampai siku, celana semi jeans yang menggantung tepat di pinggulnya. Pria ini luar biasa.

Beralih ke diriku sendiri, aku rasa penampilanku pagi ini tidak begitu mengecewakan. Kami hanya akan sarapan pagi bukan untuk pertemuan yang mengharuskanku berpakaian formal. Aku mengenakan celana jeans ketat, dalaman model kemben dengan dua tali tipis dibahu dan blazer hijau tentara, meski tak se-memukau dirinya namun aku cukup percaya diri tidak akan membuatnya malu.

“Kau sedang melihat apa?” tanyanya, sedikit menyeringai. Dia melirikku dan tersenyum lebih lebar sebelum kembali berkonsentrasi mengemudi.

Wajahku memerah, aku kepergok lagi menatapnya secara diam-diam.

“Boleh ku nyalakan musiknya?” pintaku, mengalihkan perhatian adalah yang terbaik.

“Silahkan… ”

Aku mulai beralih pada pemutar musik di dashboard depan, memilih lagu dari playlistnya yang ku sukai atau setidaknya yang ku ketahui.

Park Jang Hyun… Sung si Kyung, aku tidak tahu jika selera nya cukup kuno.

“Apa kau tidak punya lagu EXO, BTS, atau Monsta-X di sini?” tanyaku.

“Aku tidak mengurusi itu, kebanyakan nunna dan beberapa dari mereka yang menambahkan lagu.”

Beberapa dari mereka?

Aku langsung memahaminya tanpa perlu bertanya lebih lanjut. Mantan Chanyeol, aku jadi penasaran seperti apa mereka. Apakah mereka setipe denganku?

Aku menemukan satu lagu masih bergenre mellow.

In your eyes ~ Onew.

“Kalau kau mau kau juga bisa menambahkan lagu yang kau sukai.” ujarnya, mungkin dia mengira aku akan tersinggung dengan pemberitahuannya tadi. Oh maaf sekali, tidak semudah itu aku akan tumbang hanya dengan percakapan mengenai sang mantan.

Suara merdu Leader SHINee mengalun lembut, menjadi irama di sela keheningan antara kami. Sementara Chanyeol masih fokus pada stirnya, giliran aku menemukan diriku sendiri sedang merenung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crazy in Love (NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang