OM DEWA MAU LIATIN?

21.9K 467 39
                                    

up cerita ini lagi dehh sekalian cari readers wkwkwkk semoga pada suka yaa

ENJOYY
————

"Lagi apa, Ra?"

Laki-laki dewasa bernama Dewa melangkah dengan pakaian santainya mendekati sang keponakan yang tengah tengkurap di atas sofa sambil membaca sebuah buku. Entah buku apa.

Shera memutar kepala dan sedikit memiringkan nya. Tersenyum saat melihat sang om datang sambil membawa segelas kopi dan duduk di dekat ujung kakinya.

"Aku lagi baca ini. Novel." Gadis muda itu bangun dan duduk untuk menunjukkan buku yang tengah dibacanya.

"Ceritanya tentang apa?" tanya Dewa dengan masih ingin tau meskipun matanya jelalatan memandangi leher dress keponakannya yang turun menampakkan belahan dada gadis itu. Ingin rasanya ia mengintip langsung ke dalam untuk melihat isinya.

Shera tidak menjawab, hanya senyum-senyum sambil mendekat ke arah om nya. Perempuan itu berdiri menggunakan lutut dengan tubuh sedikit condong ke arah Dewa. Tangan kirinya menumpu pada paha laki-laki itu sementara tangan kanannya yang memegangi novel untuk ditunjukkan kepada sang paman.

Seperti otomatis, Dewa merangkul pinggang keponakannya yang begitu ramping. Untungnya Shera tidak merasa terganggu. Malah dengan semangat menceritakan kisah yang tengah ia baca.

"Ini tuh om ceritanya tentang cewe yang udah punya pacar gitu kan. Mereka pacaran lamaaa banget. Udah mau nikah malah. Tapi, tiba-tiba cewenya amnesia karena ketabrak trus kebentur. Kasian kan, om?"

Dewa mengangguk. "Trus kelanjutannya?" Masih dengan mata yang memperhatikan tonjolan-tonjolan di tubuh keponakannya sambil menganalisis, laki-laki itu kembali bertanya.

"Abis itu cowonya berusaha buat balikin ingatan pacarnya itu walaupun pacarnya udah ga mau karena merasa ga nyaman pacaran sama orang asing."

"Trus?"

Shera menggeleng-geleng. "Aku belum tau kelanjutannya soalnya baru baca sampai situ."

Dewa tertawa kecil. Gemas dengan tingkah si keponakan yang telah mencuri hatinya. Laki-laki itu mencubit pipi Shera yang hanya memamerkan senyum lebar manisnya.

Si gadis mendaratkan pantat di sebelah om nya dengan kepala mendarat di bahu Dewa. Bersandar di sana sementara matanya fokus membaca deretan tulisan sambil sesekali tersenyum.

"Kalo kamu, udah punya pacar?" Tiba-tiba saja pria matang itu bertanya. Jemarinya yang membelai tepian wajah Shera langsung berhenti saat perempuan itu menatapnya dengan tatapan polos. Jujur saja Dewa ketar-ketir. Takut jawaban siswi SMA itu tidak sesuai harapannya. Jangan sampai Shera mengangguk atau ia akan sakit hati sepanjang hidupnya.

"Pacar apa?"

"Ya pacar. Kayak yang kamu baca gitu."

Shera menggeleng. "Aku engga punya pacar." jawabnya yang mampu membuat om Dewa tersenyum lebar tak terkira. Sambil di dalam hati berseru senang karena jawaban sang keponakan sesuai harapan.

"Om punya pacar?" Gantian perempuan muda itu yang bertanya.

Tampak om nya salah tingkah ditanyai begitu. Dewa diam sambil menggerakkan pupil matanya ke sana ke mari menghindari kontak mata langsung dengan keponakannya. Tingkah laki-laki itu berhasil membuat Shera hilang kesabaran dan mendengus.

"Pasti udah punya tuh." dengusnya sebal. "Trus kalo udah punya pacar pasti lupain aku juga. Karena om Dewa maunya sama pacarnya aja."

Sadar atau tidak, karena ucapannya itu, Shera telah berjaya menerbitkan senyum di wajah om nya yang paling ia sayang. Dewa tampak mengulum senyum malu namun juga menikmati ocehan keponakannya ini. Apakah Shera cemburu padanya? Apakah Shera juga cinta padanya?

"Om ga punya pacar, sayang." katanya. "Om juga ga akan lupain kamu. Kamu kan satu-satunya orang yang paling om sayang. Cuma kamu yang om punya."

Hanya kata-kata seperti itu tapi sudah mampu membuat Shera tersenyum lebar. Gadis itu memeluk sang om dari samping. Entah sadar atau tidak, payudaranya yang tanpa pelindung bra itu menempel pada lengan Dewa.

"Aku sayang deh sama om Dewa."

"Om juga sayang sama kamu." balas sang laki-laki dengan tangan mengelus-elus surai lembut keponakannya. "Bahkan om lebih sayang. Om cinta sama kamu."

Pelukan Shera di lengannya semakin mengerat. Gadis muda itu benar-benar menikmati keadaannya sekarang. Begitupun dengan Dewa yang turut merasa nikmat karena kenyalnya payudara sang keponakan kembali ia rasakan. Kata-kata nakal lagi kotor ingin meluncur dari bibirnya.

"Eh, ini apa, Ra?" tanyanya dengan nada yang dibuat terkejut tapi juga sok tidak tau. Pertanyaannya itu membuat Shera mundur dan menegak.

"Apa?" Gadis muda itu memiringkan kepalanya bingung.

"Yang tadi kena lengan om apa?" Akting yang sangat bagus dari Dewa sehingga membuat keponakannya langsung melihat ke lengan sang om lalu beralih ke bagian depan badannya.

"Payudara aku?" tanya Shera ragu-ragu. Ia juga tak yakin sebenarnya.

Si laki-laki matang hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tau. Sebenarnya pura-pura tidak tau. Nafsu Dewa melonjak apalagi saat melihat keponakannya tampak mengintip ke dalam pakaian yang tengah dikenakan gadis muda itu. Rasanya ia ingin ikut mengintip.

"Payudara itu yang mana, Ra?"

Shera mengangkat kepala. "Ini." jawabnya sambil menunjuk si kembar yang tengah menggantung indah.

"Om ga tau?"

Pamannya menggeleng. Membuat siswi SMA itu tertawa kencang. "Hahaha om Dewa kan engga punya ya. Aku aja yang punya." ujarnya sembari membusungkan dada untuk memamerkan kepunyaannya itu.

Dewa tertawa kecil kemudian mencubit gemas pipi gadis itu. Gerakannya halus kala memindahkan Shera supaya duduk di paha kanannya. Siswi SMA yang hanya tinggal bersama sang om itu pun menurut saja.

"Kalo om larang kamu pacaran gimana?" Pertanyaan seribu milyar tiba-tiba terucap dari bibir si CEO. Sebisa mungkin ekspresi wajahnya ditampilkan normal supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari sang keponakan. Bahkan Dewa sempat tersenyum saat diperlihatkan wajah bingung Shera.

"Tapi kalo kamu ga mau juga gapapa kok. Boleh pacaran tapi jangan terlalu bebas. Kamu harus tetep bisa jaga diri."

Shera mengangguk-angguk. "Aku mau nurutin om aja. Aku ga mau pacaran deh."

Senyum manis di wajah Dewa mengembang. "Makasih ya, Ra." katanya sambil mengecup pipi gadis muda itu. Dalam hatinya mengucap syukur. Setidaknya ia punya kesempatan untuk mencuri hati dan perhatian Shera untuknya.

Mendapat kecupan dari sang om, Shera merasakan gelenyar aneh. Tidak biasanya ia seperti ini. Bahkan saat Dewa mengecup keningnya ia tidak merasakan apa-apa. Atau mungkin karena posisinya yang berbeda ya? Sekarang kan kecupannya di pipi. Bukan di kening lagi.

Beberapa menit keduanya bertahan dalam posisi itu. Dewa asyik memandangi wajah gadis yang menjadi pujaan hatinya ini. Sementara sang keponakan menggerakkan matanya ke sana ke mari memperhatikan sekitar.

"Om," panggil gadis itu.

"Kenapa?"

"Aku mau tidur. Udah ngantuk."

"Yaudah deh. Selamat tidur ya. Besok jangan lupa bangun pagi atau om tinggal kamu berangkat ke kantor. Nanti ke sekolahnya jalan kaki." gurau Dewa dengan tawa besarnya. Seolah puas menggoda keponakannya.

Shera merengut lucu. "Ihh, jahat deh."

Sang om masih menunjukkan tawa lebarnya. Dewa membiarkan Shera turun dari pahanya dengan tangan modus memegangi perempuan muda itu untuk membantu si gadis berdiri.

Namun bukannya langsung pergi ke kamar, Shera malah membeku sambil memperhatikan bagian bawahnya.

"Kenapa, Ra?"

"Pepek aku gatel abis duduk di paha, om. Om Dewa mau liatin pepek aku ada apanya?"

————
terima ga om😂🤣

OM DEWAWhere stories live. Discover now