Bagian 13

1.3K 111 8
                                    


🌟💚🌟🌟💚🌟💙🌟
🌟💚💚💚💚🌟💚🌟
🌟💚🌟🌟💚🌟💚🌟

Skip setelah Renjun selesai makan.

" Bisakah kau meninggalkan ku sendiri? Aku ingin mandi " Pinta Renjun pada Jaemin yang sedari tadi senantiasa menemaninya.

" Hm, jika kau butuh pakaian ada di lemari" Beritahu Jaemin pada Renjun jika dia selesai menyelesaikan ritual mandi nya.

Jaemin pun pergi dari kamar dan meninggalkan Renjun sendiri an, sesuai apa yang di minta oleh Renjun tadi.

Kini Renjun sedang merendam diri nya di dalam bathup dengan perasaan campur aduk.

" Memang benar perasaan ku sejak awal tidak akan baik memilih jalan pintas, ini lah jadi nya, aku berurusan dengan orang - orang seperti meraka " Monolog Renjun pada diri nya sendiri sambil mengehela nafas kasar.

Skip 20 menit Renjun mandi.

Kini Renjun telah selesai berpakaian dan mengambil pakaian dari dalam lemari yang di maksud Jaemin tadi.

Renjun akhirnya memilih baju tidur yang mungkin bisa di bilang sedikit cukup untuk dirinya karena dari sekian banyak baju hanya baju tidur tersebut yang cocok karena yang lain nya terlihat kebesaran dalam tubuh nya yang terlihat mungil ini.

Karena merasa bosan akhirnya Renjun pun memutuskan untuk keluar dari kamar.

Renjun pergi ke ruang makan dengan tujuan mencari Jaemin guna bertanya tentang keadaan bunda nya sekarang, namun di sini iya melihat seorang pria yang tidak asing sedang memegang pisau dan menatap pisau tersebut dalam.

Saat melihat dengan jelas siapa pria itu Renjun berteriak sekuat kuat nya.

" Aaa!!!.......tolong aku....... " Teriak Renjun sambil lari berlawanan dengan panik sehingga dia menabrak seseorang bukan nya minta maaf Renjun malah naik ke pinggang orang itu layak nya koala yang sedang bertengger di pohon.

Mendengar sebuah teriakan yang sangat nyaring, pria yang tadi sedang duduk di meja makan sontak berdiri kaget.

" Ada apa ini?? " Kaget Jeno.

" Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, apa kau menakuti dia lagi? " Tanya Jaemin sambil menahan pinggang Renjun agar tidak jatuh dari pelukannya.

" Aku? Menakuti dia? Apa kalian bercanda? Aku hanya diam dan makan buah di sini, apa itu salah? " Tutur Jeno karena tidak terima atas ucapan saudara nya itu.

" Ais kau kenapa " Ucap Jaemin sambil menepuk pundak Renjun pelan.

" Pria itu akan membunuh ku juga bukan? Seperti kekasih nya yang dia bunuh di gang" Tanya Renjun karena merasa takut ketika mengingat kejadian di gang waktu itu dan berakhir di sini.

" What? Kekasih ku? Kau ini sedang mengigau atau gimana, mana mungkin aku berkencan dengan wanita yang puluhan tahun lebih tua dari ku " Jelas Jeno karena tidak terima atas ucapan Renjun yang menuduh nya berkencan dengan seorang wanita tua yang sudah berkeriput.

" Dia memiliki kesalahan yang fatal jadi akibat nya, aku menghabisinya saja, kau paham? Jika kau tidak mau seperti dia maka jangan lah membuat kesalahan " Lanjut Jeno.

" Kau malah menakuti nya brengsek " Marah Jaemin karena ucapan Jeno mampu membuat tubuh mungil Renjun yang berada di pinggang nya gemetar ketakutan.

" Aku hanya bicara apa ada nya " Balas Jeno dengan senyum tanpa dosa setelah membuat Renjun ketakutan.

Sekilas Renjun menoleh ke arah Jeno.

" Senyuman mu tidak bagus berhenti tersenyum seperti itu, itu mengerikan " Celetuk Renjun dengan mulut pedas nya lalu kembali mendekap Jaemin dan menyembunyikan wajah nya di leher Jaemin.

" Ha syukur kau calon ku jika tidak sudah ku buang kau kesungai amazon jadi makanan piranha " Batin Jeno sehingga dia hanya melempar senyuman sambil menatap Renjun dan Jaemin.

" Hey - hey pemandangan macam apa ini " Ucap Haechan melihat Renjun dan Jaemin bergantian.

" Aku baru tiba tapi langsung di suguhkan dengan pemandangan romantis seperti ini, sungguh terlalu " Lanjut Haechan dengan nada penuh drama nya berbarengan dengan kekehan ringan nya.

" Hey sayang " Ucap Haechan sambil menepuk pundak Renjun.

" Apa kau tidak ada niatan turun dari sana dan memberi pelukan pada calon mu yang lain " Goda Haechan.

" Diamlah " Ucap Jaemin sambil menahan sesuatu.

" Renjun bisakah kau turun dahulu? " Pinta Jaemin.

Renjun mengeleng.

" Tidak aku tidak mau " Tolak Renjun.

" Ais " Kini wajah Jaemin merah padam karena Renjun bernafas di leher nya. Pria mana yang tidak akan terangsang jika sedang dalam posisi Jaemin sekarang.

" Aku saran kan kau turun sebelum di terkam" Ucap Chenle yang tiba - tiba datang.

" Jaemin cukup kuat, jika aku yang di posisi nya sekarang mungkin pria mungil itu tidak akan bernasib baik malam ini " Ucap Jeno dengan senyum nya.

" Turun lah sebelum kau menyesali nya nanti" Bisik Jaemin sensual di telinga Renjun.

Mendengar suara serak Jaemin mampu membuat Renjun bergidik ngeri dan langsung turun dari badan Jaemin.

Suasana menjadi sepi Renjun menatap ke empat nya dengan canggung dan mereka hanya balik menatap dengan senyuman, sehingga Renjun merasa semakin malu apa lagi saat berpikir Jeno ingin membunuh nya, padahal dia hanya sedang makan buah.

" Renjun bisakah kita bicara sebentar? Ini soal bunda mu " Ucap Jaemin tiba - tiba untuk memecah keheningan.

" Em baiklah ada apa? " Tanya Renjun.

" Duluan lah ke kamar, aku akan menyusul mu " Perintah Jaemin.

Akhirnya Renjun pun mengikuti perintah Jaemin menuju ke kamar sambil menunggu Jaemin.

" Apa dia berat? " Tanya Jeno tiba - tiba setelah melihat seluit belakang Renjun tidak terlihat.

" Tidak " Jawab Jaemin.

" Seperti kurang makan bukan? " Tanya Haechan.

" Ya kau benar " Jawab Jaemin.

" Seperti nya aku harus membantu nya dengan masalah gizi " Jawab Chenle.

" Mungkin dia memang terlahir dan di takdir kan untuk kurus " Sahut Jaemin.

" Berisi gak dia Jaem " Tanya Jeno lagi.

" Bisa tidak sekali saja kau buang pikiran mesum itu? " Emosi Jaemin karena tidak abis pikir dengan pertanyaan kotor saudara nya.

" Alah tadi aja kau kelihatan nafsu gitu pas di peluk Renjun, jangan gitu loh juga mesum, jangan malah nyuruh orang buat berhenti " Goda Haechan tapi memang semua saudara nya mesum termasuk diri nya sendiri.

" Gue juga laki - laki " Sanggah Jaemin.

" Sama aja dah kotor - kotor otak kita semua " Ucap Chenle melenggang pergi karena merasa bosan mendengar perdebatan tidak berguna tapi fakta.

" Wah asik - asik, ada apa ini, gue ketinggalan apa " Ucap Mark yang baru datang dengan riang karena mendengar saudara nya seakan bicara serius.

Jeno, Jaemin dan Haechan hanya melirik Mark sekilas lalu pergi dari sana. Meninggalkan Mark yang nampak kebinggungan karena di tinggal.

" Lah kok pada kabur " Ucap Mark lesuh, lalu melihat Jisung yang ada di sebelah nya seakan bertanya apa yang terjadi, sedangkan yang di tanya hanya mampu senyum sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

" Icung juga baru di sini jadi gak tau apa - apa" Jelas nya karena merasa tidak enak dengan Mark hyung yang tampak lesuh di cueki saudara nya padahal Mark hyung adalah yang tertua.

Thanks ♥













Six Mafia Is My Husband❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang