Bagian 1

5.7K 239 1
                                    

Huang Renjun laki - laki manis yang masih menginjak umur 18 tahun namun diumur nya yang masih terbilang masih muda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun laki - laki manis yang masih menginjak umur 18 tahun namun diumur nya yang masih terbilang masih muda itu.
Renjun harus menanggung beban yang cukup berat. Renjun harus mengurus serta membiayai bundanya yang koma akibat kecelakaan 2 tahun silam karna kejadian tersebut Renjun harus bekerja paruh waktu dan mengesampingkan pendidikannya.

Meskipun terkadang Renjun lelah namun Renjun tidak putus Semangat. Renjun ingin membuktikan kepada ayah nya yang telah menelantarkannya dengan bundanya dan membuktikan pada ayah nya suatu hari nanti bahwa Renjun bisa menjadi sukses dan membalas semua perbuatan ayah nya dulu.

Matahari sudah mulai menyinari dunia. Cahaya matahari itu menyelusup kedalam sela - sela jendela tempat tinggal Renjun sehingga menggangu empunya yang masih nyaman dengan waktu tidurnya.

Renjun mengucek sekilas matanya karna mendapati sinar yang terang. Ya karna memang sudah pagi. Karna biasanya dia memang akan bangun tepat waktu jadi ya tidak butuh alarm. Hanya cukup sinar matahari yang membangunkannya.

" Kenapa aku bisa tidur disini. Akh! badan ku sakit semua "

Gerutu ya karna memang dia kemarin ketiduran disofa.

Dretttt.... Dretttt....

Dengan rasa sakit dibagian leher nya dengan rasa terpaksa dia mengangkat telepon nya dengan cepat.

" Halo? Wae? "

" Hei kau dimana sebentar lagi sudah bel masuk. Jangan bilang padaku kau baru bangun. "

" Astaga aku benar - benar lupa hari ini masuk sekolah. Ais "

Karna kesal Renjun pun langsung menutup telpon secara sepihak dan pergi buru - buru mandi tanpa sarapan dan langsung pergi berangkat dengan mengumpati dirinya sendiri yang sangat bodoh karna sudah kesekian kalinya dia telat dan pasti nanti jika sudah sampai disekolah dia pasti dihukum.

Kini Renjun telah sampai disekolah dan benar saja dirinya langsung dihukum karna untuk kesekian kalinya dia datang terlambat.

Hari ini seperti nya bukan hari keberuntungan Renjun karna dia dihukum untuk bersih - bersih ditaman sekolah yang lumayan besar ini.

" Astaga jika aku terus terusan begini gimana mau berhasilnya. Lebih sering bersih - bersih dari pada belajar kapan pintar nya. Aku kan tidak bercita - cita jadi tukang sapu " mengerutu nya pada diri sendiri karena kebodohan nya.

Saat Renjun sedang memaki - maki dirinya Sendiri dengan tidak Jelas. Tiba - tiba ada seseorang yang menghampirinya.

" permisi "

Renjun pun menoleh kearah tersebut.

" Ya? Ada apa? "

" Apakah kau siswa disini? "

Renjun mengerutkan kening nya binggung apa dia tidak melihat dengan jelas bahwa saat ini dia memakai seragam sekolah.

" Tuan pertanyaan macam apa itu jelas - jelas Anda melihat saya memakai seragam sekolah sini kan? Hais menyebalkan sekali."

" Ya saya pikir kamu tukang kebun disini dan mungkin saja mencuri salah satu seragam siswa disini. " ucapnya dengan tertawa kecil.

" Tuan bercanda mu sangat tidak cocok dengan wajah tua mu itu." Balas nya dengan dana ketus karna merasa dirinya sedang diejek.

" Apa kau bilang? Aku tua? "ucapnya dengan nada marah karena tidak terima dengan kata pedas nya.

" Ya tua OM umur 30 an kan. "ucapnya dengan menekan kata om. Agar memperjelas ucapanya.

" Yakk!!!aku masih 24 tahun. "

" Tapi kenapa kau terlihat sangat tua Ya." Balas Renjun dengan nada mengejek.

" Hey anak muda kau akan menyesali perkataan mu itu. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa Ya. "marah nya karna terus diejek oleh Renjun.

" Uhh aku sangat takut. Memang nya kau siapa? Seenaknya mengejek ku. "

" Kau benar - benar Ya. " marah nya dan hendak memukul namun tidak jadi karna ada yang memanggilnya.

" Yak Haechan hyung sedang apa kau disini? Berkencan dengan siswa SMA?. " kekeh nya.

" Cihh tidak mungkin aku berkencan dengan makhluk seperti ini." melirik mu dengan sinis.

" Apa kata mu?."

" Makhluk seperti mu. " dengan nada mengejek nya.

" Hey tua bangka jangan terlalu pede. Saya juga tidak Sudi berkencan dengan mu. "

" Hey hyung jangan seperti itu ( melirik mu sekilas ) Dia manis kok. "

Saat kata - kata itu lolos dari mulut Jisung entah mengapa jantung Renjun berdebar lumayan cepat dan membuat pipi berisi milik nya memerah padam.

" Hyung halus sedikit bagaimana pun dia calon istri mu juga." ( bisik Jisung pada Haechan )

" Ais. " ( Haechan pun pergi begitu saja karna kesal )

" Dih gak jelas dia nyari gara - gara duluan juga."

" Saya pamit duluan maaf atas kelakuan hyung saya." ( Jisung pun membungkuk sekilas )

" Kita akan bertemu lagi Huang Renjun." ( Jisung tersenyum penuh arti dan langsung pergi mengejar Haechan yang sudah lumayan jauh )

"Apa itu tadi? Kenapa dia tahu nama ku? Aku kan sedang tidak memakai take name?"

Renjun sengaja tidak memakai take name karena dia takut guru - guru akan mengingat dengan baik nama nya. Iya takut di cap jadi siswa yang tidak disiplin karena sering telat padahal kan dia seperti itu karena Tanggung Jawab yang sedang dipikul nya dan ayolah meskipun nanti Renjun menjelaskan tidak akan ada gunanya.

Siapa sebenarnya dua orang tadi? Dan Kenapa mereka kesini

Tiba - tiba ada yang membuyarkan lamuyan Renjun.

" Duarrrr" ( Dia menyambar pundak teman nya itu )

" Eh kangkung kurmak genjer anjirr eh kan"

Renjun memukul mulutnya sendiri karena teman nya yang bernama Karina tersebut. Sedang kan yang membuat nya terkejut hanya tertawa melihat tingkah lucu teman nya itu.

" Rin loh mau bunuh gue? Kalo gue punya riwayat sakit Jantung dah mati gue. "

" Hehe ya elu sih di panggil malah benggong lu kenapa sih? Ngeliatin apa ke gerbang? Ada cogan ya.

" Cogan aja otak loh "

" Iya dong itukan asupan hidup yang paling penting."

" Dah ah muak gue ama cicitan loh soal cogan."

" Iye - iye ayo ke kelas pak Jae bilang loh dah bisa masuk sekarang."

" Beneran? Yaudah ayo cepet ntar kita ketinggalan pelajaran nya."








Thanks ❤

Six Mafia Is My Husband❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang