"Sudah, Karel lebih baik kamu berangkat ke kampus sekarang, nanti kamu terlambat."

Lagi dan lagi Papahnya selalu saja membela gadis itu. "Pah, bisa ngga sih sekali aja Papah marah sama Cilla, jangan terus baik kaya gini, Papah juga berhak marah, di aitu egois, Pah."

Mendengar keributan yang berasal dari arah kamar Cilla membuat Alfa terlihat panik, ia langsung berlari menuju lantai dua untuk bergegas menemui Cilla. Melihat Cilla dengan mata yang sudah berkaca-kaca membuat Alfa bertanya khawatir, bukan bermaksud ikut campur.

"Ada apa, Cill, Om, Rel?" Matanya beralih menangkap wajah Karel yang terlihat sedang menahan amarah.

Karel mengacak-acak rambutnya. "Fa, bawa Cilla, tenangin dia."

Mendengar itu Alfa langsung menoleh ke arah Revan, kemudian Revan mengangguk seakan paham maksud dari tatapan Alfa. "Alfa izin mengajak Cilla keluar ya, Om."

"Kerumah bunda." Cilla berbisik tepat disebalh telinga Alfa. Mereka berjalan pelan menuruni anak tangga untuk segera pergi daripada suana semakin panas.

Alfa tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Iya, lo bisa cerita sama bunda."

***

Setelah beberapa jam sampai di rumah besar keluarga Agaspati, Alfa tertidur pulas dipangkuan Cilla, berbaring di atas sofa dengan kaki Cilla yang ia jadikan alas untuk kepalanya. Cilla bercerita soal kejadian tadi kepada Bunda Alin.

Cilla selalu mendapatkan pendapat yang baik dari Alin, maka dari itu Cilla sangat senang jika bercerita dengan Alin.

"Tidak apa Cilla, yang bunda tau Karel itu anak yang baik, bunda tau dari Alfa, Alfa selalu cerita soal teman-teman dekatnya termasuk abangmu itu. Alfa juga Rayan sama seperti kamu punya Karel, memang Alfa sama Rayan itu sering tengkar, karena mereka sama-sama laki-laki, percaya sama bunda Karel akan sayang sekali sama kamu, Cilla." Alin mengusap tangan Cilla beberapa kali.

Cilla merasakan pergerakan dari kepala Alfa, laki-laki tidak terbangun dari tidurnya, hanya sedikit bergeser saja. Cilla memainkan tambut Alfa yang lebat nan cantik berwarna hitam pekat.

"Cilla usahakan, terima kasih ya bun, Cilla senang kalo cerita sama bunda," katanya.

Alin mengangguk, tersenyum. "Bunda lebih senang kalo kamu sering cerita-cerita sama bunda. Bunda jadi punya teman cerita deh."
Mereka berdua tertawa kecil.

"Cilla, kalau begitu bunda ke kamar dulu, sebentar ya sayang. Itu Alfa nya bangunkan saja, tidak sopan tidur seperti itu." Alin berdiri dari duduknya.

"Iya bunda, ngga apa-apa kayanya Alfa capek banget, tidurnya sampe ngorok." Cilla kembali tertawa.

Alin meninggalkan Cilla diruang tamu bersama dengan Alfa. Cilla mengambil ponselnya yang berada di sebelah Alfa.

Kemudian memainkannya untuk menghilangkan rasa bosan yang kini ia rasakan.

Beberapa menit kemudian, ponsel Alfa yang berada di atas nakas menyala, satu notifikasi dari Instagram muncul. Username yang tak asing bagi Cilla. Tak sengaja Cilla melihatnya, membuatnya sedikit menyesal karena terlalu kepo.

Gadis itu mengirimi dua pesan kepada Alfa. Mungkin saja itu teman sekelasnya.

"Fa, wake up." Cilla berbisik pelan, agar Alfa tidak terkejut saat Cilla membangunkannya.

Setelah beberapa kali Alfa baru terbangun dari tidurnya, duduk disebalh Cilla dengan mata yang masih sedikit tertutup, dengan nyawa yang masih belum terkumpul.

"Jam berapa Cill?" tanya Alfa.

"Sudah sore, gue mau pulang. Takut Mama khawatir."

Alfa kembali mengucek matanya yang terasa berat untuk dibuka sempurna. "Bentar, mata gue susah dibuka, masih ngantuk."

"Capek banget ya, sampe ngorok tidurnya?"

"Gue ngorok?"

"Iya, bunda aja sampe ketawa denger suara lo tadi. Untung aja sempat gua rekam."

"Lo rekam? Mana coba gue mau liat."

"Ngga ah, nanti lo hapus lagi."

"Ngga akan gua hapus, gue cuman mau liat aja Cillaaa!"

"Ngga mau Alfa, ayo cepet bangun, cuci muka dulu sana, gue mau pulang, atau gue naik ojek aja?"

Alfa membulatkan matanya. "Sembarangan, ngga ada naik ojek naik ojek, pulang sama gue. Bentar mau cuci muka dulu biar ganteng."

"Dih pede banget lo."

"Oh iya Cilla, nanti malam gue sama Abi, Refal, Fathan, Yuda mau basket di lapangan dekat pertigaan, lo mau ikut?" tanya Alfa yang sudah berdiri hendak pergi ke kamar mandi.

"Ngapain, ngga deh gue mau rebahan sambil nonton aja, lagian nanti gue cewe sendiri."

"Refal ngajak Oci, Yuda juga ngajak Teresha, makannya gue ajak lo. Kalo ngga mau yaudah, gue maksa pokoknya lo harus mau."

"Ko Oci ngga bilang gue?"

"Mana gue tau, yaudah mau atau mau?"

"Iya mau, jemput ya?"

"Lo ngga minta di jemput pun, udah pasti gue jemput Cilla."

Alfa bergegas pergi untuk melanjutkan niat awalnya yaitu mencuci muka. Dan segera mengantarkan Cilla pulang karena waktu sudah semakin sore.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM EMOT 🦕 DISINI >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM EMOT 🦕 DISINI >>>

JANGAN LUPA KOMEN NEXT YAAAAA

SEMANGAT PUASANYAAA🌷

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang