18. Murka Azhagar

Mulai dari awal
                                    

Dengan tatapan yang sangat tajam, rahang Azhagar kini mulai mengeras. Amarah sudah makin memuncak. Ia pun langsung menghampiri Elaine dengan nafas yang memburu.

"Coba ulangi lagi ucapan Lo itu," hardik Azhagar ke arah Elaine.

"Babu!" Ucap elaine dengan penekanan.

"Gue bukan babu Lo ya Bangsat!" Bentak Azhagar dan menunjukkan jari nya ke arah Elaine.

"Sopan banget Lo tunjuk-tunjuk jari ke gue!" Ketus Elaine.

"Jangan mentang-mentang Lo cewe gue bakal diem aja."

"Kenapa emang kalo gua cewe hah! Mau apa lo," seru nenek sihir.

"Anjing ya Lo di diemin lama-lama!" Azhagar di buat semakin geram.

"Apa! Mau berantem sama gue?"

"Bangsat juga Lo jadi cewe cih," ujar Azhagar.

"Lo lebih bangsat," lontar Elaine.

Alie, Aneska, Miyuki, Gemini, Chayra, kirania dan juga yang lainnya tidak ada yang berani memisahkan mereka berdua. Mereka semua hanya menonton perdebatan antara Azhagar dan ketua nya. Bagaikan sedang menonton drama drama yang ada di film.

Sedangkan Ke lima teman Azhagar terus memantau dari kejauhan. Sebenarnya mereka berlima sedikit takut, bukan karena takut kemarahan Azhagar. Tetapi mereka takut kalau Azhagar akan lepas kendali dan menghajar Elaine yang notabene nya seorang perempuan.

"Gua ngeri dia lepas kendali cok," ucap Zio.

"Iya bener gua juga," sahut Karel.

"Lu gak ada kata-kata yang Laen apa rel? Dari tadi iya bener mulu."

"Ya orang di otak gua ada nya kata itu doang," jawab Karel dengan santai.

"Maka nya kalo ada pembagian otak ngantri paling depan," ujar Zio.

"Sialan Lo."

"Bisa diem gak si lu berdua?" Ucap Arka. Arka yang sedari tadi diam mendengarkan kedua temannya yang mengoceh saja dari tadi kini mulai kesal. Ia pun kembali menatap ke arah temennya itu Azhagar. Benar juga apa kata Zio kalau si Azhagar bisa saja lepas kendali jika marahnya sudah melebihi batas.

Tak lama kemudian Azhagar meninggalkan markas milik nenek sihir dan menuju ke arah motornya lalu ia memakai helm, lalu menaiki serta menyalakan mesin motor. Sebelum ia benar-benar pergi dari sana dengan sengaja ia menggeber motor miliknya dengan pandangan yang tajam ke arah dimana Elaine itu berada seperti ada dendam di balik siratan mata nya.

"Liat aja apa yang bakal gue lakuin buat Lo nanti," lirihnya. Azhagar pun langsung pergi dan melaju dengan kecepatan tinggi, ia juga meninggalkan ke lima temannya yang sedari tadi mantau dari kejauhan.

"Woi! Babu perjanjian kita belum selesai!" Teriak Elaine.

°°°°

Sesampainya di markas ia langsung melampiaskan amarah nya. Semua yang yang terlihat oleh pandangan matanya saat ini akan menjadi korban kemurkaan.

Suasana markas yang tadinya baik-baik saja, para anggota yang ada di sana asik bermain gitar dan lainnya. Kini mulai mencekam ketika Azhagar datang dengan membawa kemarahan.

"Bangsat!"

"Sialan!"

"Argh!"

"Awas aja ya Lo nenek sihir sialan!" Teriak Azhagar.

Bahkan salah satu anggota nya menjadi sasaran baku hantam oleh Azhagar. Untung saja dia tidak sampai meninggal di hajar oleh Azhagar, hanya sedikit luka-luka lebam. Ah tidak, bukan sedikit tetapi banyak luka-luka.

Call Me Elaine [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang