BAB 12

947 43 3
                                    

Pada saat hari Minggu Nabila sedang bebersih ia mengepel lantai dengan sangat bersih, di sisi itu Nesa yang sedang bermalas-malasan tersenyum jahil kepadanya entah apa yang akan dia lakukan kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada saat hari Minggu Nabila sedang bebersih ia mengepel lantai dengan sangat bersih, di sisi itu Nesa yang sedang bermalas-malasan tersenyum jahil kepadanya entah apa yang akan dia lakukan kepadanya.

"NABILA! Lo kalo ngepel yang bener dong ini masih kotor gimana sih!" sentak wanita itu.

Nabila menoleh dan menatap kesal wanita cerewet itu. lalu ia segera membersihkan kembali lantainya hingga bersih.

Kemudian Nesa membuat ulah lagi yang benar benar membuat Nabila sangat kesal. Dia mengotori lantai tersebut dengan menuangkan remah remah makanan itu sangat banyak dan berserahkan.

"Maaf, setidaknya kalo nggak bisa bantu jangan mengotori lantainya lagi! sekarang bisa keluar dulu sebentar," ucapnya dengan Sopan.

"Ck sok-sokan mau ngusir Gue, LO KALI YANG KELUAR!" perotesnya.

"Nesa... bukannya gue ngusir tapi karna ulah Lo lantainya tidak bersih bersih, gimana mau bersih coba kalo setiap di bersihkan Lo malah mengotorinya lagi," ucapnya, membuat dia terdiam sejenak. bagaimana bisa dia berani kepadanya? itu membuat Nesa menjadi sebal.

"Setidaknya kalo Lo gak bisa bantu, diam aja jangan berulah atau Lo lebih baik KELUAR!" tegas wanita itu. Dia sudah tidak bisa lembut lagi, karna jika ucapan yang lembut itu membuat orang semakin merendahkannya, Maka dia harus berbuat tegas agar orang lain itu tidak bisa merendahkannya begitu saja.

"tumben Lo ngotot biasanya cuman menye menye aja," cibir cewe yang sedang memakai pakaian pendek itu.

"Dari pada Lo di sini cuman malas-malasan aja, beban cowo orang juga--"

"Udah cukup IYA GUE KELUAR," putusnya.
Nabila tersenyum baru kali ini dia melihat Nesa sepasrah itu, lalu ia melanjutkan kembali tugasnya.

***

Fahri baru saja pulang, ia tidak melihat kekasihnya itu dia hanya melihat Nabila yang sedang memasak.

"Kemana Nesa ya? mungkin dia lagi pergi sama temennya kali ya," pikirnya.

Lalu ia duduk sembari melihat Nabila yang sedang sibuk memasak itu.
"Kalo di liat-liat cantik juga dia."

Kemudian Nabila membawakan makanan tersebut ke meja makan, karna ia tau pasti Fahri sedang lapar.
"Silahkan Di makan," ucapnya lalu dia pergi begitu saja.

"Eh tunggu Nabila!" ucapnya itu membuat wanita itu menoleh lalu ia datang kembali menghampirinya.

"Ada apa? apa makannya tidak enak? oh ya kalo tidak suka simpan saja makanannya jangan di buang!" ujarnya membuat Fahri melongo. apa dia sering sekali membuang makanan buatannya ya? hingga membuat Nabila memperingatinya seperti ini.

"Shut, gue nggak nanya itu, lagi pula Lo maen nyerocos aja, emang gue mau ngomongin itu apa," selanya.

"Terus apa? bukannya biasanya juga gitu?" tanya Nabila heran.
Ucapannya membuat Fahri berpikir kembali. memang iya ada benarnya juga apa yang dia katakan.

"Iya maaf Lo gak salah, tapi maksudnya gue nggak ada hal buat ngomongin itu," jawabnya.

"Lo duduk dulu di sini," suruhnya membuat wanita di hadapannya itu menurut. lalu dia duduk di kursi yang berada di samping Fahri dengan menunduk.

Fahri menghela nafas."Hey ngapain nunduk, Liat aku," suruhnya.

"Hah, aku? apa gak salah denger nih," batinnya.

"Eh maksudnya liat Gue, tenang gue nggak akan apa-apain Lo kok," ucapnya, membuat bulu kuduk Nabila berdiri. entah kenapa jika dengan pria ini dia merasa sangat takut, karna atas perilakunya kepada dirinya.

Dengan sedikit berani Nabila menatap pria itu dengan sangat datar.
"Nah gitu dong liat orangnya kalo lagi ngobrol, btw Lo belom makan kan?" tanyanya, membuat wanita itu menggeleng sebagai jawaban.

Fahri melirik Nabila yang terus menunduk membuatnya merasa sedikit bersalah.
"Maaf, Lo gak usah takut gue, gue gak akan apa apain Lo kok janji, ya udah ayo makan!"

"Ma-makan?" ucapnya terbata-bata.

"Iya... makan Lo pasti laper dan cape kan? jadi Sekarang Lo boleh makan," katanya. entah dia kenapa, yang jelas Fahri untuk hari ini sangat berbeda drastis membuat Nabila heran.

"Apa dia kerasukan jin baik ya? kayak bukan Fahri, tapi aku jangan mudah terpengaruh, bisa aja nanti dia balik lagi ke sikap yang awal sih," batinnya.

"makasih." kemudian Nabila membawa piring yang berisi makanan tersebut ke dapur.

"Eh Lo mau kemana anjir?" tanyanya menghentikan pergerakan Nabila, lalu wanita itu menoleh.

"Bukannya biasanya juga Di perintah kan makan di dapur ya? Saya tidak mau membuat keributan yang biasanya terjadi," cakapnya.

"Sekarang Lo boleh makan disini bareng gue, Lo harus disini Gue nggak mau tau kalo nggak nyawa taruhannya!" tegasnya, membuat Nabila sedikit ngeri akhirnya ia menuruti perintahnya itu.

Tanpa basa basi Fahri segera mengambil sendok Lalu menyuapi istrinya. membuat Nabila terdiam membeku karna sikapnya yang membuatnya kaget.
"Ayo makan! buka mulutnya," ucapnya. kemudian ia membuka mulutnya lalu mengunyah makanan tersebut.

"terima kasih," ucapnya berterima kasih.

Fahri tersenyum hangat Lalu menjawabnya, "iya sama sama."

Kamudian mereka makan bersama dengan senang.
"Ekhem."

"Ekhem...Ekhem!" Fahri berpura pura batuk agar dia di beri perhatian oleh Nabila.

"Kenapa? apa ada yang sakit?" tanyanya.

"Cih nggak peka banget jadi cewe, suapin Balik kek gimana sih Lo bil," sahutnya sedikit kesal.

"Hah, suapin?"

"Iya Lo kenapa sih kayak kaku banget bareng gue, giliran sama Rizki aja Lo biasa aja tuh," cibirnya.

Ia tak ingin ada masalah lagi lalu ia mengambil makanan dengan sendok kemudian menyuapi suaminya yang sedang nyerocos.
"Eh nyuapin tu pelan pelan dikit atuh neng."

Nabila merasa sangat heran. ada apa dengan Fahri tidak biasanya Dia Bersifat seperti ini, tapi sukur deh semoga sedikit demi sedikit suaminya itu berubah.

"Aneh," gumamnya.

"Hah, aneh? Lo ngatain gue bil?" tanyanya.

"Eh enggak kok, saya ke dapur dulu ya," ucapnya.

"Eh tunggu! Bentaran dulu Napa cepet banget sih," cakapnya.

"Emang mau ngapain?" tanyanya dengan wajah yang amat datar.

"Gak kok, sok pergi aja," jawabnya.

"Oh iya makasih ya," ucap cewe itu dengan melemparkan senyuman yang amat manis.

"Meskipun ke tutup cadar, Lo cantik, matanya sangat indah ketika tersenyum."

"E-eh iya sama sama," jawabnya, lalu wanita itu segera pergi.

"Duh gak aman nih jantung."

"Bisa gila gue, manis banget anjir, kenapa baru nyadar ya."

"Gila gila aneh banget gue."

"Pantes temen gue suka sama Lo, kali ini gue gak akan biarkan Dia menikah sama Lo."
Fahri terus membatin ia senyum senyum sendiri layaknya orang gila, namun ia cukup menyukainya.

_________________________

Maaf ya kalo ada yang nunggu lama, soalnya aku lagi sibuk banget makasi yang udah luangin buat baca cerita aku, jangan pergi yaaa, tunggu cerita ini sampai end.

Pokoknya terimakasih smuanya!❤️

DI JODOHKAN DENGAN WANITA BERCADAR Where stories live. Discover now