"Ngga lah males, Giyan mau keluar dulu main sama temen, " ucapnya sambil menyalami tangan bundanya.

"Yasudah hati hati, jangan pulang larut malam!"

****

Manusia itu aneh ketika hujan ada yang meneduh karena takut sakit dan ada juga yang melewati hujan karena ingin sakit dikemudian hari. Seperti malam ini sekitar pukul tujuh malam Yogyakarta sedang turun hujan. Genangan air dimana mana serta udara sangat dingin.

"Hujanya deres banget kapan redanya si. Kalo kaya gini terus gue gabisa balik, " monolognya dalam hati sambil meniup tanganya yang dingin.
Belanjaanya ia tempatkan dibawah teras.

"Apa gue terabas aja ya, nungguin reda ngga tau kapan," ucapnya lalu pergi melangkahkan kakinya ke sebrang jalan.

Seperti Gistara saat ini yang memilih opsi kedua. Dia sangat suka hujan tanpa memikirkan resikonya. Sekarang Dirinya terjebak hujan karena sedang keluar rumah membeli beberapa kebutuhan keluarga.

Tin!!

Motor sport yang dikendarai Giyan meleset hampir menabrak seseorang. Untung saja ia cepat mengerem.

"Kalo jalan hati hati dong, bisa bahaya jalan dibawah hujan seperti in....., Gistara?"

Gistara mendongak menatap pengendara motor sport hitam itu dan ternyata Giyan, teman satu sekolahnya.

"Giyan, gue minta maaf soalnya tadi buru buru," tutur Gistara yang masih setia memegang kantong plastik belanjaanya.

"Ck! Ngapain Ra keluar malem, hujan!
Yaudah lo mau pulang kan, ayok sama gue?" tawarnya lalu memberikan jaketnya kepada Gistara.

Sebenarnya Ini pertama kalinya Giyan membonceng Perempuan selain Mamahya dan sahabat kecilnya.

Gistara Tidak ada pilihan lain dirinya harus pulang cepat. Takut Bundanya khawatir lagi pula tidak ada tanda hujan akan reda jadi Gistara mengiyakan tawaran Giyan.

"Oke, kalo gue pake jaket lo nanti lo baju lo basah?"

"Engga kan lo peluk gue."

Hujan malam ini membuat dua insan yang penuh tanya itu bertemu kembali untuk yang kesekian kalinya. Tanpa rencana dengan kejadian manis dibawah guyuran hujan. Skenario Tuhan memang tidak ada yang tahu. Mereka bertemu untuk bahagia atau malah terluka.

Diperjalanan pulang mereka tidak saling berbicara. Giyan yang sibuk dengan motornya dan Gistara yang sibuk dengan pikirnya sendiri dengan tangan yang memeluk pinggang Giyan.

Ada rasa yang sulit diungkapkan ketika bersama Giyan. Perasaan senang gugup jadi satu Itu yang Gistara rasakan. Hatinya berdetak lebih kencang dari biasanya.

Apa Giyan merasakan hal yang sama apa yang gue rasain sekarang?

"Sampai," ucap Giyan sambil menghentikan motor sportnya didepan rumah ber cat hijau tua.

"Kok lo tau rumah gue?"

"Tau, buruan masuk dingin diluar," pinta Giyan yang masih setia duduk di motornya.

"Giyan, nama lo Giyan Elnazza kan?"

"Iya, kok lo tau?"

"Tadi baca name tag lo. Jaket lo gue cuci dulu, thanks udh nganter gue pulang. Gue masuk dulu. Jangan lupa hati hati dijalan Giyan," pamit Gistara dengan senyum manisnya.

Mendengar Kata itu membuat jantung Giyan berdetak lebih kencang dari biasanya. Laki laki itu lantas tersenyum manis. Entah apa yang ada dipikiranya yang ia rasakan sekarang adalah rasa nyaman saat bersama gadis yang penuh luka itu.

"Semoga mimpi indah Ra. "



Kalian ada kenangan dengan hujan?

Maaf kalo banyak typo

Next?

Spam komen?

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan lupa follow IG
azhraamla_
Watpad. azhra

GistaraWhere stories live. Discover now