Episode 3: Pengeboman

2 0 0
                                    

--------

Istana Presiden, 15 Desember 2010

"Pak Presiden, helikopter kita sudah siap" Kata Ajudan Presiden Sukho Arjaya 

"Baik"

Presiden Sukho pun masuk ke dalam helikopter, membuka laptop untuk masuk ke platform meeting online Zoom.

"Jadi bagaimana tuan presiden? Apa langkah berikutnya?" Kata menteri keamanan

"Tidak ada obat untuk virus ini, tampaknya kita harus menggunakan cara terakhir,

Bom seluruh kota dan orang yang ada di dalamnya"

-----

Kawasan Terbatas Militer Depok-Jakarta, 17 Desember 2010

Letnan Cuaca, pemimpin dari resimen infantri kedua TNI AD. 

Ia berjalan menemui Mayjen Taufiq saat sayup-sayup mendengar Taufiq berdiskusi dengan beberapa orang.

"Nampaknya, TNI AU akan mengebom seluruh Jakarta" Kata salah satu orang. 

"Jakarta Selatan katanya akan menjadi target pengeboman pertama" Kata orang yang lain

"Kita mau buat apa? Terkadang untuk menyelamatkan nyawa jutaan orang diperlukan nyawa ratusan orang. Eksekusi saja. Itu di luar kontrol saya" Kata Taufiq. 

Saat orang-orang keluar, Cuaca masuk ke dalam ruangan Taufiq.

"Hai, Letnan Cuaca. Ada apa?" Sambut Taufiq.

"Apakah kamu sudah gila? Jakarta akan dibom? Itu adalah ibukota kita!" Kata Cuaca dengan nada agresif. 

"Tenang, Presiden Sukho Arjaya sudah dievakuasi ke Bali." 

"Tapi putri saya ada di sana, Jenderal!" Bentak Cuaca. 

"Mau buat apa? Di luar kemampuan saya. Tidak boleh ada yang selamat selama pengeboman" Balasa Taufiq.

"Mana kunci helikopter? Saya akan selamatkan anak saya" Kata Cuaca dengan panik

"Kamu tidak mempunyai akses ke helikopter, dan saya tidak bisa memberimu akses ke helikopter TNI AD. Kita memang dekat, aku percaya padamu dan kau percaya padaku. Tapi, memberimu akses ke sesuatu di luar wewenangmu? Aku takut tidak bisa melakukannya" Kata Taufiq. 

Cuaca merebut sebuah pistol dari meja Taufiq.

Terjadi adegan bertengkar di kantor Taufiq. 

Cuaca menang dan mengarahkan pistolnya ke kepala Taufiq. 

"Mana kunci helikopternya?"

"Ada di laci" Kata Taufiq. 

Cuaca mengambil kunci helikopter di laci.

Ia kemudian berlari menuju helipad. 

Namun, sistem PA di kawasan tersebut berbunyi

Perhatian, semua tentara di Kawasan Terbatas Depok-Jakarta, hentikan Cuaca dari mencapai helipad

Cuaca pun berlari semakin kencang, dan menyalakan satu buah helikopter. 

Ia naik, sembari ditembaki oleh tentara. 

Ia kemudian mengarah ke Jakarta Selatan, menuju ke rumahnya. 

-----------

Rumah Fiony, Kuningan, Jakarta Selatan

"Kami menyiarkan sinyal SOS ini dari menara radio 120.02 FM, kami dikepung oleh mereka!" 

"Bantu kami!" 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Walking Dead: "New"santaraWhere stories live. Discover now