-nya

59 27 20
                                    

Selain menjadi seorang penulis akupun bekerja di sebuah instansi pemerintah ekonomi kreatif, sudah hampir 2 tahun aku bekerja disini berbagai macam orang pun sudah aku temui disini.

Aku yang tengah sibuk menata barang-barang yang tidak tersusun rapih di meja ku, terik matahari yang memantul dari arah jendela biasnya mengenai tepat depan mata ku, samar-samar cahaya tersebut mulai redup ketika seorang laki-laki berada di depan ku. Aku menoleh untuk memastikan siapa dia, ternyata orang asing yang belum pernah kutemui sebelumnya, Lalu sosok laki-laki berseragam satpam menghampiri laki-laki yang kini masih berada di depanku.

"Pak mohon maaf ini sedang jam istirahat mohon untuk tidak mengganggu." Ujar sopan dan tegas satpam tersebut.

"Sebentar saja pak." Mohon laki-laki itu. Pak satpam menoleh ke arah ku, lalu aku mengisyaratkan tanda izin kepadanya.

Aku menatapnya sebentar lalu menawarkan bantuan padanya, Laki-laki itu kemudian duduk di kursi depan, berusaha menjelaskan apa yang di maksud. "Maaf sebelumnya saya Dias ananda juan, saya kemarin sudah mengajukan proposal untuk kegiatan gemar seni Indonesia, tapi mengapa sampai saat ini belum di acc ya kak? tapi tidak ada pemberitahuan di tolak." Tanya nya.

jari -jari tanganku saling melipat, kemudian menanyakan beberapa hal, "Apa kaka sebelumnya sudah melakukan kegiatan subsektor ekonomi kreatif selama 2 (dua) tahun sebelum pengajuan bantuan?" Tanya ku antusias, tak sampai di situ aku juga menanyakan beberapa hal lainnya. 

"Baik semuanya sudah sesuai ketentuan yang berlaku, informasi selanjutnya akan saya sampaikan secara pribadi nanti." Kata ku kemudian ia berpamitan dan langsung pergi.

Waktu istirahatku tersita cukup banyak, hanya beberapa menit lagi aku akan kembali bekerja, untungnya aku membawa bekal sebelum berangkat tadi, aku membuka kotak makan berwarna biru muda tersebut lalu mulai memakan isinya, Tiba-tiba sebuah sodoran tangan mendarat di depan meja ku, yang tak lain adalah tangan satpam tersebut dengan beberapa roti, camilan dan susu di tangannya, aku menatap heran, ia kemudian menjelaskan bahwa makanan itu dari seorang laki-laki tadi.

Aku mengernyit heran, ternyata masih banyak manusia ramah seperti dia. Aku kembali melanjutkan makan siangku, sampai akhirnya kembali bertugas seperti biasa.

Jam kerja kembali masuk, aku mulai mengecek beberapa keluhan dari klien mengenai proposal yang belum di acc hingga saat ini, padahal hanya ada 2 kemungkinan pertama memang tidak di terima karna persyaratan yang kurang atau mengirim melewati tanggal deadline.

aku membuka leptopku untuk kembali mencari email laki-laki yang sebelumnya mengajukan keluhan ini, Mencoba mengirim pesan pribadi kepadanya untuk merekomendasikan beberapa saran.

Jam sudah menunjukan pukul 16.20 tanda jam kerja sudah berakhir, aku segera mengemasi barang-barang ku, kemudian bergegas pergi menggunakan motor pribadi tak lupa berpamitan kepada pegawai lainnya.

Di tengah perjalanan aku melihat beberapa mahasiswa yang sedang asik berbincang-bincang, aku tersenyum tipis mengingat masa-masa yang pernah aku alami seperti itu tapi juga sedih karna impian ku melanjutkan S2 tertunda karna biaya.

Aku segera melanjutkan perjalananku, sesampainya di rumah aku melihat kedua orangtuaku yang sibuk menyiapkan makanan untuk putrinya ini, mamah ku mengisyaratkan aku untuk bergabung duduk di meja makan, sesekali mereka bertanya bagaimana kerjaanku hari ini.

Setelah selesai aku mencuci beberapa piring bekas kami makan dan segera menuju kamar, ruangan yang bercat pink tak lupa rak-rak menjulang tinggi yang berisi banyak sekali buku serta banyak sekali foto idol dan anime yang menempel pada dindingnya, aku beranjak dan melihat pada salah satu foto yang bergambar korea selatan, negara yang ingin sekali aku kunjungi namun hanya sebuah mimpi yang tertunda.

Aku kembali merebahkan badanku di kasur beristirahat sejenak sebelum akhirnya membersihkan diri.

Karya abadi (Sudah di buku kan)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن