Part 19

513 78 7
                                    

Dua hari berlalu sejak kejadian dimana jongin begitu marah kepada sehun, tidak ada perubahan yang signifikan, sehun yang selalu mencairkan suasana jika dirumah, dengan pertanyaan tentang apa yang sedang jongin kerjakan, hanya jawaban seadanya yang sehun peroleh, sudah dua hari juga jongin tidak menyiapkan sarapan, bekal atau makan malam, jongin hanya menyediakan roti, sereal dan sejenisnya, untuk makan siang, sehun akan makan siang dengan chanyeol, dan makan malam jongin selalu belikan sehun makanan diluar, jongin tidak setega itu membiarkan sehun, hanya kekecewaan dia yang masih sulit untuk dilupakan

Jongin seperti biasa, sudah duduk diruang santai, dengan kaca mata baca yang bertengger diatas hidungnya, dari depan terdengar pintu terbuka, itu pasti sehun yang datang

"Makan malam sudah aku siapkan, aku membeli dari restoran favoritmu"

Sehun menghela nafasnya
"Aku akan mandi dulu, setelah itu aku akan makan"

"Aku besok akan terbang kekorea, ada beberapa kerjaan yang harus aku selesaikan disana" ucap jongin

Sehun menghentikan langkahnya "berapa lama?"

"Satu minggu kurang lebih" jawab jongin tanpa mengalihkan tatapan dari buku tebal ditangannya

"Aku akan mengantarmu, tidak ada penolakan" ucap sehun berlalu kekamar
.
.
Sehun sudah dimeja makan, sendiri tentu saja, sejak kejadian itu mereka berdua tidak lagi terlihat bersama, tidurpun jongin selalu membelakangi sehun, sehun harus bersabar

Tiba tiba terdengar suara sehun memuntahkan seluruh isi perutnya, walau jarak ruang santai sampai dapur jauh, jongin mendengarnya, tentu dia hawatir, jongin langsung berlari kearah sang suami, yang sedang mengeluarkan sesuatu dari mulutnya di wastafel, sehun memuntahkan semua yang ia makan dan dia muntah begitu banyak, jongin mencoba sehun dengan mengusap tengkuk sehun sambil sesekali memijitnya, setelah dirasa mualnya berkurang sehun membasuh mulut dan wajahnya, matanya yang memerah menahan mual diperutnya, jongin menyodorkan satu gelas air minum

"Kau sakit?"

"Tidak, aku baik baik saja, jangan hawatir" ucap sehun menatap mata si manisnya, yang terlihat begitu hawatir, sehun mengusak kepala jongin

"Aku yang akan membersihkan semuanya, masuklah kekamar, aku akan membawakanmu obat" sehun hanya mengangguk dengan ucapan jongin

Jongin mulai membersihkan sisa makan malam sehun, jongin pastikan sehun hanya memakannya sedikit, bekas muntahan sehun juga begitu banyak, apa suaminya itu benar benar sakit?

Jongin memasuki kamarnya, dan membawa obat untuk sehun
"Bangun dulu, minum obatmu"

Sehun hanya diam menerima semua perlakuan si manis suaminya itu, jika saja sehun tidak malu, rasanya ia ingin menangis memeluk jongin

"Kamu juga istrahat bear, jangan sampai lelah, kamu bilang pagi akan ada penerbangan"

"Aku masih ada kerjaan, tidurlah dulu, nanti aku akan menyusul" ucap jongin membereskan obat, dan keluar kamar tanpa menatap kembali sang suami, sehun benar benar sedih melihat jongin yang begitu dingin padanya,
.
.
Pagi ini jongin sudah bersiap
"Apa aku harus membatalkan penerbanganku?"

Sehun menatap jongin bingung
"Kamu terlihat tidak baik baik saja hun, tidak mungkin aku pergi"

"Aku baik baik saja, ayo"

"Kalau begitu aku pergi sendiri saja, kamu istrahat saja"

"Aku ingin mengantar suamiku, jangan menolak"

"Baiklah" jongin hanya pasrah, wajah sehun terlihat begitu pucat dengan kulit putihnya

Tidak ada obrolan diperjalanan menuju bandara, setelah sampai dibandara jongin turun dari mobil dan sehun mengikutinya, mengambil koper jongin dibagasi,
"Kamu hati hati disana, kalau ada apa apa jangan lupa hubungi aku" ucap sehun sambil mengecup kening jongin

Satu RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang