Awal yang baik menurutnya meskipun belum begitu mengenal satu sama lain dan tadi merupakan pertemuan kedua karena yang pertama kali adalah saat Rachel tak sengaja menabrak punggungnya saat berada di mall menemani Maalik mencari sepatu idamannya.
Sebuah ketidak sengajaan yang menarik.
Raje tersenyum miring tiap kali mengingat bagaimana lugu nya perempuan itu menatap matanya dengan wajah yang merah padam, tak ingin berlarut Raje menenggelamkan wajahnya pada tangan kanannya yang terlipat diatas meja hingga tertidur.
Seketika ketakutan yang menyerang fikirannya sirna saat nama Rachel muncul pada notifikasinya..
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
—
"pagi, Pi" Rachel mengecup pipi Radit yang sedang mengoles roti dengan selai kacang, "Pagi, sayang. Mau sarapan apa?" Tawar lelaki paruh baya itu.
"Roti aja sama kaya Papi." Rachel mengambil gelas dan menuangkan jus jeruk yang ada didalam kulkas dan ikut duduk dimeja makan,
"Jangan dibiasain minum asem waktu perut kosong, nanti kamu asam lambung, sayang.."
setelah menenggak jus nya Rachel terdiam menatap papi, bukannya mengindahkan peringatan Radit, ia justru menatap intens. Radit acuh dan menyodorkan sepotong roti dipiring yang sudah dioles selai.
"Kamu gitu banget liatin Papi, emang seganteng itu, ya?"
Malah narsis.
Rachel menggeleng kencang, "Pede banget kenapadehh, tapi kalo diliat-liat emang sih.. pantes tante Rania mau"
Radit menatap Rachel penuh arti, "i—iya dong, nggak cuma tante Rania aja kali. Tuh tukang sayur si Eroh juga naksir sama Papi"
"WAAAAH.. kriminal bangettt Papi bahasanya bawa-bawa mang Eroh! Mang Eroh cuma naksir sama Jendra ya Papi nggak usah sok ikut-ikutan bersaing!" Rachel adalah fans nomor 1 nya Jendra.
☝🏻☝🏻☝🏻☝🏻☝🏻
"Jendra doang apa yang ganteng seantero komplek? kalo iya Papi pindah komplek nih?!" Radit menyesap secangkir kopinya sambil menatap Rachel jahil. "Kamu bela-belain ke gantengan nya Jendra kaya udah dipacarin aja"
menyala om Radit🔥🔥
"Cepet banget kaya mau ujian, kita mah selow aja dulu nikmati prosesnya. Masih banyak ikan pindang dilaut sana" Rachel merentangkan tangannya, mengandaikan lautan luas ada dihadapannya dan menatap Radit dengan wajah yang tak kalah jahil sambil menaik turunkan alis tebal nya.
"nyari kok pindang, belut listrik nggak mau apa? biar setiap hari merasakan sengatan cinta 'aku main futsal dulu ya kamu jangan nakal inget kamu punya aku', baru dibilangin gitu juga udah langsung kepikiran mau nikah pake adat apa"