4

41.3K 96 18
                                    

Aku tahu bahwa Bunda adalah ibu kandungku. Tapi aku baru mengenalnya tadi siang. Sehingga perasaanku tidak seperti layaknya seorang anak dengan ibunya. Bunda masih terasa asing dalam perasaanku. Dan malam ini, aku hanya merasakan nafsuku menggelegak setelah tanganku ditarik, sehingga tubuh telanjangku terhempas ke atas tubuh telanjang Bunda.

Terlebih lagi setelah Bunda memegangi penisku lalu mencolek - colekkan moncongnya ke belahan kemaluannya yang dikelilingi jembut tebal itu. Membuatku agak merinding, karena sadar bahwa beliau adalah ibu kandungku. Bahkan aku mencoba menyadarkannya, “Bunda ... apakah Bunda lupa bahwa aku ini anak kandung Bunda ?”

Tapi Bunda malah menjawab, “Ayo dorong ... nanti kamu akan merasakan di dunia ini tak ada memek yang seenak memekku ... dorooooong ... !”

Ucapan itu disertai dengan hembusan nafasnya yang berbau alkohol menyengat. Lalu ia meraih botol gepeng yang terbuat dari stainless stell. Dan meneguk isinya. Mungkin botol gepeng yang terbuat dari logam itu senantiasa ditaroh di bawah kain seprai lusuhnya.

Aku pun tak banyak bicara lagi. Karena percuma berdebat dengan orang yang sedang mabuk begitu. Kuikuti saja perintahnya, kudorong batang kemaluanku sekuatnya. Dan membenam sedikit demi sedikit. sampai masuk separohnya.

Maka mulailah aku mengayun tongkat kejantananku pelan - pelan. Gila ... sudah punya anak empat, namun liang memek Bunda ini bukan main sempit dan legitnya ... !

Dan mulailah Bunda mendesah - desah dibarengi celotehan ngaconya, “Aaaaa .... aaaaahhh ... aaaaaa .... aaaaah ... kontolmu enaaak Bang ... eh ... kamu Donny kan ... iyaaa ... entot terus Dooooon .... iyaaaaa ... entoooottttttttttt .... edaaaaan .... kontolmu gede gini ... nurun sama siapa sih Dooon ... kontol ayahmu gak segede gini ... enak Dooon ... enaaaaak ... “

Makin lama entotanku makin lancar. Dan gilanya, liang memek Bunda ini memang paling enak di antara memek - memek yang pernah kuentot. Rasanya sempit dan legit sekali ... sehingga batang kemaluanku seolah diisap - isap oleh liang senggamanya ... !

Sambil mengentotnya, mulut dan tanganku pun beraksi. Kuselomoti dan kuisap - isap pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya yang kenyal dan masih nyaman buat diremas - remas.

Bunda pun semakin menggeliat - geliat dengan mata merem melek. Mata yang sudah merah sekali, mungkin karena kebanyakan minum alkohol.

Bahkan pada suatu saat Bunda merintih, “Ooooooo .... ooooooh ... mau lepas nih ... mau lepasssssss .... “

Bunda seperti menahan nafas, sementara tubuhnya mengejang tegang. Tapi aku tak menghentikan entotanku. Bahkan semakin menggencarkannya.

Lalu Bunda mengelojot dan terkulai lemas. Bahkan kelihatannya seperti ketiduran.

Melihat Bunda kelihatan tepar begitu, aku pun jadi ingin secepatnya berejakulasi.

Dan belasan menit kemudian aku berhasil meraih puncak kenikmatanku. Kubenamkan penisku sedalam mungkin, tanpa kugerakkan lagi. Lalu terasa moncong penisku menyemprot - nyemprotkan sperma di dalam liang kewanitaan Bunda.

Croooootttttt ...crottt ...crot ...croooootttttttt ... crot ... crooooooottttttttttttttttttttttttt .... !

Aku terkapar di atas perut Bunda. Kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang memek Bunda. Dan merebahkan diri ke samping ibu kandungku itu.

Sementara Bunda sreperti tidak tahu lagi apa yang barusan terjadi pada dirinya. Beliau benar - benar tertidur dengan nyenyaknya.

Aku pun enggan memungut pakaianku, lalu ikutan tertidur sambil memeluk Bunda. Dalam keadaan sama - sama telanjang bulat.





PENGALAMAN KU Where stories live. Discover now