𝟎𝟑. REAR-VIEW

838 106 16
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. mild swearing.
𝐍𝐎𝐓𝐄. (edited chapter) overall jadi lebih panjang sih, and i’m back from the grave lol

 (edited chapter) overall jadi lebih panjang sih, and i’m back from the grave lol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kayaknya gue tidur sama suami orang.”

Reaksi yang kamu dapatkan setelah menjatuhkan bom di tengah-tengah makan siang sama Yuta, Maki, Mai, dan Toge adalah serangkaian batuk tersedak, air minum tersembur, pekikan kaget, dan suara tawa takjub Mai.

“Ada otaknya nggak sih lo?” Maki dengan bola mata melebar kaget, menatap kamu penuh kekejutan.”

Kamu memutar mata jengah dan menghembuskan nafas pelan sebagai tanggapan. Sementara Toge masih loading, berusaha mengolah informasi baru dari kamu. 

Yuta mengelap mulutnya dengan tisu sebelum menukas kamu dengan penuh rasa penasaran, “Itu gimana ceritanya coba?”

“Gue pernah cerita ‘kan ya, hari Sabtu gue infal Kak Shoko buat babysit anak kembar, yang mamanya ngasih gue fee 3 kali lipat? Nah, kemaren mereka dijemput sama laki-laki itu. Gue juga gak tau kalo ternyata dia ayahnya di kembar.” Jawab kamu menjelaskan.

“Wah, anjing... keren parah.” Mai, masih terkekeh pelan pun menyahut, “Bentar, kalo gitu berarti om-om yang kemaren di bar itu?”

Nggak menjawab secara terang-terangan, kamu cuma mengerang frustrasi sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan, menganggukkan kepala dengan samar.

Maki dengan final menginstruksikan secara tegas, “Samperin bininya, lo lurusin masalahnya. Malem ini juga. Gak ada tapi-tapian.”

Dan atas dasar keputusan perintah Maki itu lah saat ini kamu duduk di sebuah kafe tempat janjian kamu dengan Kaori, setelah kamu menghubungi beliau buat ketemuan. Ada untungnya juga kamu save nomor Kaori sebelumnya.

Kamu duduk dengan sama sekali nggak tenang, iced tea yang kamu pesan pun esnya udah mencair tapi kamu abaikan, karena rasa panik, gugup, dan cemas. Kepala kamu memutar skenario tak terhitung mengenai bagaimana hal ini akan berakhir.

Setelah menunggu sekitar 15 menit di kafe tersebut, akhirnya Kaori datang, gak luput dengan senyumannya yang selalu ramah, membuat rasa penyesalan mencekik kerongkongan kamu saat itu juga.

“Hey, sorry banget saya telat, kamu udah lama nunggu ya?” Kaori dengan sedikit terburu-buru menarik kursi di samping kamu kemudian duduk dan menyapa.

Kamu berdeham pelan lalu menjawab dengan senyuman yang canggung, “Nggak, kok, Itadori-san. Malah aku yang minta maaf udah ngerepotin.”

“Nggak sama sekali! Kenapa, ada apa?” Tukas Kaori dengan penuh keibuan menatap ke arah kamu.

Jantung kamu rasanya merosot ke perut ketika menyadari tatapan itu, tapi kemudian kamu memberanikan diri untuk menyampaikan kejadiannya. Ada jeda yang cukup lama sebelum kamu menyahut dengan suara yang gugup.

𝐈𝐍𝐅𝐄𝐑𝐍𝐎, nanami kento.Where stories live. Discover now