17. I Love Your Laugh

Start from the beginning
                                    

"Terus? Orang itu kek gimana?" tanya Kiyan.

Kaira menggeleng. Semakin diingat rasanya semakin sakit. Padahal Kaira ingat jika dirinya berkontak mata langsung dengan orang berhoodie hitam saat itu.

"Gue gak tau. Dia pukul gue pake tongkat baseball. Gue bener-bener gak inget apa-apa lagi, kepala gue rasanya mau meledak." kata Kaira mengecilkan nada bicaranya.

Nazmi yang mendengar akan cerita Kaira memasang raut wajah iba, ia mendekati Kaira dan duduk di sampingnya. Ketahuilah saat itu Kiyan yang berada di UKS langsung menatap Nazmi dengan tatapan sinis, ia terlihat tidak suka dengan Nazmi yang seakan-akan menjadi perhatian pada Kaira.

"Udah Kai. Lo gak usah mikirin itu lagi. Kalo lo masih gak tenang, coba lo ke kantor polisi buat nanyain perkembangan kasusnya. Gue cuma berharap dapet kabar baik." saran Nazmi.

"Iya, gue bakal kesana." balas Kaira seraya menganggukan kepalanya.

"Atau gini aja. Kalo lo masih kehilangan sosok Navin, lo bisa anggap gue sebagai Navin. Gue sama dia dulu deket. Navin pasti sering nyebut nama gue kan di depan lo? Gue udah tau watak tuh orang gimana," kata Nazmi mencoba menyemangati Kaira.

"Lo gak takut Fiya cemburu kalo lo jadi Navin buat Kaira?" tanya Kiyan yang saat ini sedang tersulut kata-kata Nazmi.

"What? Nggak tuh. Manusia kan dinamis. Gue bisa aja jadi dua orang yang berbeda. Navin, dan Nazmi." kata Nazmi. Ia mulai tersenyum jahil.

"Enggak! Gue yang kenal Kaira lebih dulu!" ketus Kiyan.

"Dih? Maksa lo? Terserah gue dong!" sahut Nazmi.

Antara Kiyan dan Nazmi saling adu mulut di tengah UKS yang terasa sunyi saat itu. Mereka adu mulut tentang dirinya yang layak menjadi pengganti Navin untuk Kaira, Kaira hanya menahan tawanya karena keributan sepele yang mereka permasalahkan.

Saking berisiknya suara adu mulut mereka membuat tirai dari ranjang di samping tiba-tiba terbuka dan menampakan seorang Raif yang melotot ke arah Kiyan dan Nazmi. Dari raut wajahnya, Kiyan dan Nazmi tau jika Raif akan mengomel.

"Wey!! Kalian berdua brisik banget sih! Ganggu orang lagi tidur aja tau, nggak!!!" sentak Raif.

"Kiyan mulai dulu." sahut Nazmi terdengar naif seraya menunjuk Kiyan.

"Eh? Kok gue? Lo yang mulai dulu, bangsat!" bela Kiyan.

Mereka berdua kembali adu mulut. Hal itu membuat Raif semakin emosi. Raif lantas turun dari ranjang dan mengambil sebuah buku yang ada di nakas. Ia menghampiri Nazmi dan Kiyan dan langsung memukul pantat mereka dengan buku yang dipenganggnya tadi.

"Pergi gak kalian! Pergi gak! Ish! Dasar kalian para bocil!" bual Raif yang masih memukul-mukul mereka berdua hingga keluar dari UKS.

Kaira yang melihat tingkah laku mereka bertiga pun tertawa kecil. Seakan pikiran berat yang tadi menghampirinya hilang sudah karena melihat mereka yang bertengkar seperti anak kecil. Raif satu kelas dengan Nazmi dan Kiyan, hanya saja saat itu Raif memakai seragam sekolah biasa dan bukan kaos olahraga. Raif biasa berpura-pura sakit agar tidak ikut pelajaran.

Masih pada hari yang sama, hanya saja selisih beberapa jam kemudian. Saat itu Gilda yang dari kantin buru-buru menuju ke bangku taman untuk menemui Sifa, Olivia, dan Fiya. Baru saja Gilda mendapat kabar jika tadi Kaira diantar Nazmi ke UKS, bersama Kiyan juga tentunya. Hanya karena hal itu membuat Gilda merasa jika itu berita yang besar, karena Fiya_yang berkedok sebagai temannya_yang masih mencintai Nazmi.

Apalagi dari penampilan Nazmi yang selalu rapi, kulit putih, tinggi, pemilik senyuman manis, dan siswa yang cerdas membuat siapapun pasti tertarik pada sosok Nazmi itu. Tentu saja mungkin Fiya tidak akan membiarkan Nazmi dekat dengan orang seperti Kaira.

Selimut Biru (Hiatus)Where stories live. Discover now