"Terimakasih, dok. Saya akan menemuinya." Jawab Lalisa dengan sopan.

"Tetapi, sebelum itu.. saya juga ingin memberitahu, karena kemoterapi ini masih harus di lakukan beberapa kali lagi, akan sangat berbahaya jika kondisi Mrs. Manoban seperti ini terulang kembali."

"Lebih tepatnya, beliau bukan hanya bisa tidak sadarkan diri seperti tadi, tetapi beliau juga bisa....,"

"Tidak, dok. Saya yakin, kejadian seperti ini untuk terakhir kalinya, saya akan memberikan semangat pada istri saya agar dapat melewati semuanya dengan baik, saya berjanji, dia akan segera sembuh." Lalisa segera memotong karena dia tidak ingin mendengar kabar buruk yang akan terjadi pada Chaeyoung, dia sangat yakin dan positif jika Chaeyoung akan sembuh, jika istrinya akan kembali sehat seperti sedia kala.

Dokterpun tersenyum dan kepalanya mengangguk. "Saya sangat menghargai kegigihan anda, Mrs. Manoban, semoga Tuhan selalu memberkati."

Setelah itu Lalisa membungkuk sopan, membiarkan dokter itu pergi dan dia mengajak Alice untuk memasuki ruang UGD, meski anak kecil tak seharusnya berada di dalam ruangan tersebut, Lalisa dapat meyakinkan sang dokter bahwa kehadiran Alice juga mampu membuat Chaeyoung bersemangat lagi.

"Mommy, i miss you." Bisik lembut Alice, anak itu sangat mengerti bahwa dia tidak boleh berbicara terlalu keras sekarang ini.

Chayeoung tersenyum dengan wajah pucatnya kala melihat Lalisa dan juga putrinya memasuki ruangan tersebut.

"Hey, mommy miss you too, guys." Jawab Chaeyoung dengan suara lemas.

Lalisa mengelus dahi Chaeyoung dengan lembut. "Terimakasih, karena sudah berjuang."

Chaeyoung memegang tangan Lalisa. "Maaf, hari ini aku telah gagal."

"Tidak, kau tidak gagal, kita bisa mencobanya lagi nanti, kau sudah melakukan yang terbaik untuk hari ini." Gumam Lalisa dengan lembut.

"Bukankah, mommy sangat hebat, sayang?" Lanjut Lalisa pada Alice yang membuat anak kecil itu mengangguk-anggukan kepalanya.

"Hmm, mommy sangat hebat, mommy sangat kuat, terimakasih, mommy." Ujar Alice dengan manis.

Chaeyoung tersenyum dan segera merentangkan kedua tangannya, Alice terkikik lalu memeluk Chaeyoung dengan hati-hati.

"Thankyou for everyrhing, guys." Gumam Chaeyoung dengan suara seraknya.

Lalisa mengulum bibirnya, ia segera menghapus air mata yang berada di sudut matanya lalu bergabung untuk memeluk keduanya.

Setelah beberapa menit lamanya mereka berbincang, dan Chayeoung sudah dipindahkan di ruang rawat inap VVIP, Alice pun sudah tertidur di atas ranjang yang sudah di persiapkan disana.

"Lalisa..." Suara Chaeyoung memanggil dengan sigap, Lalisa segera menghampiri Chaeyoung.

"Ne? Sebelah mana yang sakit? Aku akan memijatnya." Jawab Lalisa mengecek tubuh Chaeyoung, karena memang salah satu efek dari pasca kemoterapi adalah tulang-tulang yang terasa sakit atau pegal, karena biasanya yang Lalisa lakukan memang memijat Chaeyoung pasca Chaeyoung menjalani kemoterapi nya, bahkan ia baru saja beristirahat memijat.

'SEVEN YEARS' (JENLISA GXG)Where stories live. Discover now