Prolog

468 88 14
                                    

"Kamu yang ngelakuin itu semua 'kan?! Asal kamu tau, dengan kamu yang kayak gini, bisa bikin proses debut kita terhambat!"

"Udah, jujur aja."

Tak ada yang dapat menebak kalau suatu masalah bisa datang secara tiba-tiba.

Selalu gagal berkali-kali. Ia kira itu hanya karena dirinya yang kurang berusaha dengan maksimal. Ia berpikir, seharusnya ia menyerah dan memilih jalan lain dari pada dihadapkan dengan hal seperti ini.

Padahal ia masih muda, masih banyak waktu untuk bisa terus mengejar impiannya.

Seharusnya masalah seperti ini tak muncul di usianya yang terbilang masih sangat muda.

"Udah aku bilang dari awal, kalau itu bukan aku!"

Berkali-kali ia menyangkal, tapi tak ada yang percaya dengan dirinya.

Sekarang, apa yang harus ia lakukan untuk menyelesaikannya? Tak ada yang memihak padanya. Ia sekarang... sendiri...

"Kalau bukan kamu, lebih baik kamu klarifikasi dan mengundurkan diri."

Mengundurkan diri bisa saja ia lakukan sejak awal. Akan tetapi, jika ia mengundurkan diri sekarang, perjuangannya hingga sampai di tempat ini akan sia-sia.

Ia bingung harus berbuat apa. Tak ada yang bisa dipercaya sekarang, selain dirinya sendiri. Tak ada yang bisa dilakukan selain mengikuti perkataan tadi, klarifikasi dan mundur. Tolong...

-Batas suci, yang ga waras dilarang deket-deket-

Ga pinter bikin prolog, jadi ga jelas gini. Semoga kedepannya cerita ini ga bakal ngecewain kalian semua!

Yang vote dan komen, nanti dilamar haluannya, di dalam mimpi, nyata juga boleh, aamiin.

Pengen Jadi Bintang!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang