AU • Permintaan Papa

27 3 1
                                    

Boy Advace, lelaki dengan sejuta pesona, tidak menutup kemungkinan untuk mempunyai banyak penggemar. Tapi, hal ini tak membuat pemuda yang kerap disapa Boy ini, terlalu ambil pusing. Baginya, banyak penggemar tak akan bisa mengalahkan jodohnya kelak yang akan mendampinginya sampai ia bertemu Pemilik Kehidupan.

"Alhamdulillah, sampai," ucapnya saat baru saja sampai didepan rumahnya.

"Boy!"

"Anjir! Apaan sih kak!"

"Beliin gua pembalut, please,"

"Laki lo kan ada, lagian nih ya, lo lagi hamil besar, mana mungkin mens. Sinting!"

"Permintaan ponakan lo, loh," balas perempuan didepan Boy dengan wajah memelas. Dia adalah Trinia Faradila, kakak ipar Boy.

"Yang buntingin lo kan kakak gua, kok gua yang kena mulu?" apa yang diucapkan Boy benar adanya. Sejak Nia hamil, dikit-dikit Boy, ngidamnya Boy, pokoknya Boy.

"Gua laporin Mas Angga nih!"

"Iya kak iya, merek apa?"

"Wings, yang bersayap ya, 5 pcs,"

"Iya,"

Dengan terpaksa, Boy kembali mengeluarkan motornya. Bayangin, jam 1 pagi, nyari supermarket 24 jam buka dimana? Mana barang yang mau dibeli pembalut. Dia anggota geng motor loh.

"Alhamdulillah ketemu,"

Tanpa basa-basi, Boy langsung menuju rak pembalut dan mencari merek pembalut sesuai pesanan sang kakak ipar.

"Ini yang bersayap mana anjir! Lagian aneh-aneh aja, ngidam kok beli pembalut. Angga sialan anjing!"

"Bodo amat gua beli aja semuanya," Boy membawa 10 pcs pembalut dengan merek yang sama, hanya berbeda warna saja. Pink dan ungu.

"Buat istrinya ya, mas?"

"Buat ipar," balas Boy dengan tangan yang sibuk dengan ponsel.

"Loh, mas nya selingkuh sama ipar?"

"Astaghfirullah, ga ya, gua ga suka bekasan, ipar gua ngidam, puas?"

"Oh, kirain,"

"Buruan ditotal!"

"Iya mas, galak bener,"

"Bodo amat!"

Setelah membayar, Boy langsung menuju motornya. Ia sudah lelah dengan semua kegiatan satu hari ini. Dari mulai meeting, balapan, tarung, sampai nhruti ngidam ipar.

Laju motornya terhenti akibat mrlihat sebuah mobil yang berhenti dipinggir jalan. Sepertinya, mobil tersebut mogok.

"Permiai pak, maaf kalau boleh tau, ini kenapa ya?"

"Anu den, mobilnya mogok, ga tau kenapa,"

"Bapak mau ngantar penumpang kemana?"

"Dipeta, tertulis nama Pak David Ariansyah,"

"Lah, bapak gua itu. Sini pak saya bantu, nanti saya bantu anterin juga," ucap Boy ramah.

"Ini Boy?" tanya seorang pria yang baru saja turun dari mobil taksi online tersebut.

"Iya om," balas Boy. Tangannya sibuk memperbaiki mesin mobil. Eits, jangam salah, dia lulusan Fakultas Mesin, sedikit tau lah tentang mesin.

"Coba nyalain pak," pria dengan baju supir tersebut mengangguk dan mulai menyalakan mesin mobil.

"Alhamdulillah,"

"Mari pak, saya antar,"

Mobil berwarna putih tersebut mulai mengikuti laju motor Boy. Mobil tersebut berisi satu keluarga Pesantren Al-Azhar, mereka mendapatkan undangan khusus dari keluarga David Ariansyah. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan oleh David dan Umar, pemimpin Pesantren Al-Azhar. Maka tak heran jika Umar beserta keluarga rela jauh-jauh dari Palembang ke Jakarta.

Atapu Ukhty Where stories live. Discover now