Sang Kapten

574 75 1
                                    

Sebuah senyum terus melekat di wajah Freen sejak syuting berakhir. Ia sudah tidak tahu berapa hari telah berlalu sejak Becky mencium ujung bibirnya. Yang ada di pikirannya saat ini adalah hari ini baru saja ia mencium rekannya tersebut, sayangnya sebagai Khun Sam, bukan sebagai Freen. Sebetulnya ia selalu kalut setiap kali mereka harus melakukan adegan ciuman. Satu sisi, Freen merasa nyaman karena adegan tersebut harus ia lakukan dengan Becky, bukan orang lain. Tapi di sisi lain, ia sejujurnya takut jika ia justru menjadi tidak profesional dan membiarkan dirinya larut dalam adegan tersebut sebagai Freen, bukan Khunsam. Tapi apapun itu kekalutan yang terjadi dalam dirinya, tidak pernah sekalipun ia merasa canggung setiap kali ia harus melakukan adegan ciuman, yang ada justru adegan tersebut terasa terlalu natural untuknya. Hingga ia terkadang mempertanyakan apakah ia sedang memerankan Khun Sama atau sedang menjadi dirinya sendiri. Terkadang Freen bertanya-tanya, apakah Becky juga merasakan hal yang sama dengannya. Ia tidak bisa membaca isi pikiran dan hati Becky, namun setiap kali mereka berciuman, Freen tidak pernah merasa Becky terlihat tidak nyaman.

"Freen, kamu senyum terus seharian ini." Suara Nam mengagetkan sehingga Freen kembali dari lamunannya.

"Lebay. Orang aku baru senyum-senyum setelah syutingnya selesai, kok." Freen langsung menjawab dengan cibiran.

Nam tertawa mendengar jawaban Freen sambil ia membereskan barang-barangnya. Jadwal syuting hari ini telah selesai dan semua kru juga artis sudah diperbolehkan untuk pulang. "Jadi kamu dari tadi senyum-senyum sendirian karena abis ciuman sama Becky?"

Freen terkesiap mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Nam dan langsung mencubit lengan kanan Nam — yang saat itu merupakan anggota tubuh Nam yang paling dekat posisinya dengan Freen. "Oii! Jangan ngomong aneh-aneh deh! Gara-gara Phi Nam suka ngomong yang nggak-nggak, fans-fans kan jadi pada heboh semua tuh sekarang!"

Nam terbahak-bahak sambil mengabaikan protes dari Freen yang tak henti-hentinya mencubiti lengannya. "Lah, aku kan cuma nanya, lho."

"Aku tuh senyum-senyum soalnya seneng akhirnya jadwal hari ini selesai! Bukan karena aku abis nyium Becky!" Kali ini bukan cubitan yang mendarat di lengan nam, melainkan sebuah tamparan yang kali ini mendarat di pundak Nam.

"Okay, okay. Berhenti dulu ini cubit-cubit sama mukulnya! Bisa-bisa besok badanku biru-biru semua ini gara-gara kamu." Nam akhirnya duduk di sebelah Freen sambil mengelus lengannya yang baru saja menerima cubitan bertubi-tubi dari Freen. Baru saja pantatnya menempel di kursi, Nam langsung menyenggol Freen dan tersenyum iseng. "Jadi, kalian belum pacaran?"

"Phi Naaaaaammm!" Freen mengepalkan tangannya ke arah Nam berlagak seolah akan menonjok rekan kerjanya tersebut. "Kan aku udah bilang, Aku sama Becky tuh temen baik."

"Iya, deh iyaaa si paling temen baik." Phi Nam pura-pura menguap, menunjukkan kalau ia bosan dengan pernyataan yang baru dilontarkan Freen. "Temen tapi mes-..."

Dan Freen menonjok bahu Nam, membuat Nam terbahak lagi.

"Phi Nam jangan gitu, doong. Aku takut Becky jadi nggak nyaman kalau orang-orang pada nge-ship kita." Freen merengek sambil memanyunkan bibirnya. Ia tidak pernah tahu isi perasaan Becky setiap kali para fans menjodohkan mereka berdua — dan lebih parahnya para pemain dan kru series pun ikut-ikutan menjodohkan mereka berdua.

"Ya kali Becky nggak nyaman." Nam mengangkat bahu. "Malah kayanya dia sama enjoynya kaya kamu."

"Sotoy. Phi Nam aja nggak tahu aku seneng digituin atau nggak." Freen mencibir mendengar jawaban Phi Nam. Ya iyalah aku enjoy! Orang aku naksir banget sama Becky!

"Aku tau kamu enjoy, bocah!" Nam menyenggol lengan Freen dengan sikutnya. "Keliatan banget tau, bahkan anak bayi aja bisa tau. Senyum kamu semakin lebar, mata kamu berbinar-binar, pupil kamu membesar kaya kucing. Coba deh tontonin tuh fancam-fancam yang ada di instagram." Nam menaikturunkan alisnya, terus-terusan menggoda Freen.

Curtain Call [ID]Where stories live. Discover now