Wang Yibo kira orang culun itu hanya tentang siswa penakut, berkacamata tebal dengan gigi berbehel, serta memeluk buku kemana-mana. Rupanya dia salah setelah bertemu anak baru di kelas Pariwisata C. Anak itu bernama Xiao Zhan dan Yibo dilawan!
Namun...
"Dia punya gangguan pengelihatan yang cukup parah." ______________________🍶 ______________________🍶
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
YIBO sedang bermain ponsel di tengah lapangan basket. Hari ini memang akan ada olahraga kelas, tapi Pak Xin belum tiba karena ada hal yang perlu dia selesaikan terlebih dahulu.
Pluk pluk! Bola basket mengenai bahunya dan benda bundar itu menggelinding jauh. Yibo menoleh kesal, mendapati Luhan anteng menyedot sekotak susu rasa stroberi.
"Si anak baru mana, Lu?"
"Mana gue tau. Emangnya ada urusan sama gue?" Luhan berujar ketus, lalu duduk di tengah lapangan sambil tetap menyedot minumannya.
Pak Xin tiba diikuti para murid Pariwisata C, lantas meminta mereka semua berdiri untuk pemanasan.
"Kelilingi lapangan 5 kali saja. Hari ini kalian fokus main untuk tim basket. Bulan depan sudah harus lomba, kan."
"Siap, Pak!"
Saat semua murid berlarian mengelilingi lapangan, Yibo tetap berdiri celingak-celinguk. Pak Xin melihatnya dan bertanya.
"Cari siapa, Yibo?"
"Xiao Zhan si anak baru, Pak. Dia nggak ikut olahraga? Kayaknya tadi saya liat dia di kelas."
Pak Xin mengangguk, dia berkata, "Zhan nggak ikut olahraga, keluarganya sudah minta izin untuk itu."
"Nggak ikut? Kenapa, Pak?"
"Masalah kesehatan. Sudah ah, jangan kepo. Kamu cepetan lari sana."
Yibo menghela napas. Dia segera patuh mengikuti alur olahraga, tapi pikirannya tersita oleh si anak baru.
______________________🍏 ______________________🍏
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
ZHAN datang entah dari mana, Yibo melihatnya dan entah kenapa, ada energi kuat yang membuat dia tertarik bermain basket lebih dari biasanya. Zhan duduk di kursi koridor, menonton latihan tim Pariwisata C yang dia ketahui pernah memenangkan olimpiade bola basket tingkat nasional. Bulan depan akan ada lomba antar sekolah, dan Yibo sebagai kapten harus siap sedia menjadi kepala untuk ekornya yang terkadang malas bergerak.
