XVI: Dead

156 17 0
                                    

H e (ll) a v e n 
Your home, hell or heaven?

⎯⎯⎯ ♆♆♆⎯⎯⎯

CW // Mention of human trafficking
TW // Violence , Bruise , Mention of suicide

⎯⎯⎯ ♆♆♆⎯⎯⎯

Jiwanya seolah menghilang, meninggalkan raga dengan sorot manik yang tak lagi hidup. Pendaran galaksinya hilang bagaikan langit tanpa bintang dan hanya menyisakan bulan mati. Hidupnya pun kembali sunyi, seolah hanya ia yang menapaki bumi seluas ini.

Jungkook ingin mengadu, tapi kepada siapa ia tak tahu.

Sang Pencipta yang kerap kali umat datangi ketika lelah dengan hidup, ia tak lagi percaya. Sejak ibu terbaring tak sadarkan diri, Jungkook tak lagi memiliki pegangan hidup terutama Tuhan.

Ia pernah berkata, bahwa fase dalam hidupnya hanyalah dua, percaya dan kecewa. Jungkook tidak akan pernah mengubah itu. Dan kini kepercayaannya dihancurkan oleh sosok Dewa Penolongnya, lantas yang bisa Jungkook lakukan adalah kecewa sekalipun batinnya menolak.

Jungkook ingin membuktikan bahwa yang Namjoon katakan tentang Taehyung adalah salah. Tetapi, dengan segala kuasanya, pria Ryu justru membuktikan tanpa diminta bahwa kalimat yang pemuda Hwang katakan sepenuhnya benar.

Sejak panggilannya berakhir, suara Sunmi tak kunjung beranjak. Bersarang pada otaknya dan menaburkan sebuah racun mematikan. Menciptakan bukaan kelopak Jungkook yang tak pernah redup sepanjang malam. Dirinya terus berprasangka kendati jiwa tak begitu ingin.

Pemuda Han tahu betul. Suara terengah milik Sunmi ketika menerima panggilan serupa dengan milik Yoongi yang kerap kali menerima panggilan ketika sedang di atasnya. Tuan-nya menahan diri, tetapi deru napas panasnya tak bisa berbohong. Dan mungkin Sunmi juga begitu.

Jungkook tidak pintar juga tidak bodoh, tetapi kenapa dengan semesta ia terlihat mudah untuk dibodohi?

Segala kemungkinan buruk yang bersarang dalam benaknya, Jungkook tepis. Ia berusaha menumbuhkan kembali kepercayaan itu, tetapi semuanya sia-sia karena hanya ada kekecewaan yang tumbuh. Sunmi hanya seorang sekretaris, dan ia tidak memiliki hak untuk menggunakan ponsel pribadi milik Taehyung tanpa izin. Maniknya pernah menangkap tiga ponsel di atas meja, dan Jungkook tahu mana milik pria Ryu pribadi, Sunmi, dan ponsel keperluan pekerjaan. Lantas kenapa harus suara Sunmi yang muncul saat ia menghubungi nomor pribadi Taehyung?

Lantas harus kepada siapa Jungkook percaya ketika badainya kembali berkecamuk, selain ibu yang selalu menerimanya tanpa tuntut dalam diam?

Tubuh letihnya terduduk lesu, menatap dengan manik berkaca pada wanita yang telah melahirkannya. Sejak Taehyung hadir, tenaga medis mulai lebih memperhatikan ibunya. Tidak lagi melawan Jungkook karena sosok dibaliknya memiliki segala hal yang manusia butuhkan. Uang dan kekuasaan.

Helaan kembali terurai, telapak kecilnya mengusap wajah kusut yang sudah ia basuh tiga kali sejak satu jam di sini. Jungkook berulang kali berkata pada diri sendiri, bahwa ia harus kuat karena jalannya mungkin masih panjang. Ia tidak boleh menyerah ketika ada jiwa yang berjuang untuk hidup.

⎯⎯⎯ ♆♆♆⎯⎯⎯

“Han Jungkook.”

Sang empu nama mendongak penuh makian dalam tatap. Sementara yang memanggil hanya terkekeh ringan menanggapi hal itu.

“Tidakkah kamu merindukanku, Sweetie?”

Jungkook terbungkam, tidak sama sekali berniat menjawab bahkan ketika rahangnya diremat dengan tarikan yang kasar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

He(ll)aven ㅱ Taekook [M]Where stories live. Discover now