🔥⚔️ 𐒨h⍺рtᥱr 7⚔️🔥

706 110 70
                                    

*
Ͳanjirou POV

Sudah lebih dari 6 bulan sejak pertama kali aku berlatih dengan Urokodaki-san, tidak ada yang berbeda dari sebelumnya.

Padahal sudah sekitar 4 bulan lalu dokter datang untuk memeriksa Nezuko dan mengatakan dia baik-baik saja, tapi melihatnya tidur terus menerus selama ini juga membuatku takut.

Setiap hari aku berusaha untuk membuang perasaan takut ini saat latihan berlangsung, atau jika tidak aku takkan bisa melalui latihan dari Urokodaki-san yang semakin hari makin diluar nalar.

Melewati jurang yang terjal, berlatih ilmu pernapasan, menangkis pedang yang datang dari suatu arah, juga menangkas semua jebakan yang bahkan bertambah setiap harinya, aku benar-benar berpikir aku akan mati saat itu juga.

Tak peduli seberapa lelahnya tubuhku setiap harinya, aku akan tetap menuliskan jurnal untuk Nezuko setiap malam. Aku harap saat dia bangun nanti, dia bisa membaca semua yang ku tuliskan di sana.

Tadaima, Nezuko.”

Masih belum membuka mata, ya? Apakah kau bermimpi bertemu dengan mereka hingga tak ingin bangun, Nezuko? Jika benar, kau pasti merasa sangat bahagia di mimpi sana, bukan. Tolong sampaikan permintaan maafku pada mereka semua, ya, Nezuko.

“Tanjirou.”

Ha’i!” Astaga, Urokodaki-san membuatku terkejut.

“Kenapa kau masih terjaga?” tanya Urokodaki-san. Padahal aku tak mengeluarkan suara sedikitpun.

“Aku masih harus menulis jurnal harianku untuk Nezuko. Kalau-kalau dia bangun saat aku sedang berlatih, Nezuko tidak akan khawatir nanti.”

“Lantas kenapa kau terus melamun sejak tadi?” Eh? Aku melamun, ya, tadi?











Puk






Sebuah tangan yang mendarat di atas kepalaku membuatku kembali sadar kalau aku tengah melamun sejak tadi. Ah, aku terlalu lama untuk menjawab pertanyannya. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulut Urokodaki-san, dia hanya diam seraya menatapku, yah aku tahu aku salah.

“Tidurlah, itu lebih baik daripada melamun,” ucap Urokodaki-san seraya berjalan meninggalkanku dan Nezuko.

Urokodaki-san memang bukan tipe orang yang banyak bicara, tapi dia tetap orang baik dan perhatian dengan kami. Kami berdua beruntung bertemu dengannya, suatu hari nanti kami harus berterima kasih pada Urokodaki-san.























*




















*
















*


Seperti biasa, aku harus mulai latihan bahkan sebelum fajar menampakkan dirinya di sisi timur sana. Dimulai dari menuruni gunung, mengayunkan bokuto sejumlah seribu ayunan, dan berusaha melatih sesuatu yang Urokodaki-san katakan saat itu, pernapasan konsentrasi penuh.

Jujur, aku tak begitu paham bagaimana cara melakukannya dengan benar. Lemaskan tubuh bagian atas dan bahu bersamaan dengan menguatkan otot tubuh bagian bawah dan kaki.

Tidak, bukannya aku tak mengerti apa yang Urokodaki-san katakan. Aku sudah melakukan yang dia katakan, tapi tetap saja apa yang aku lakukan salah dan berakhir dengan perutku yang selalu dipukuli olehnya. Bagaimana cara yang benar? Seseorang tolong katakan padaku!

ᕼIᑎOKᗩᗰI KYOᑌᗪᗩI - 𝑲𝒂𝒎𝒂𝒅𝒐 𝑻𝒘𝒊𝒏𝒔 (Kimetsu no Yaiba X Readers)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora