🔥⚔️ 𐒨h⍺рtᥱr 4⚔️🔥

664 111 48
                                    


*
Ͳanjirou POV

Suara kicauan burung pagi telah menyambut datangnya sang mentari, menandakan hari sudah berganti.

Meski begitu, kondisi cuaca tetap terasa dingin karena salju musim dingin dan membuat langit menjadi mendung.

Kemarin malam, aku diminta Paman Saburou untuk menginap di rumahnya.

Aku pulang terlalu larut, akan tetapi aku senang karena semua arangnya terjual habis.

Sesuai yang dikatakan Paman Saburou kemarin malam, aku bisa pulang saat pagi tiba.

"Hati-hati, ya, ucap Paman Saburou.

"Uhm."




Tumpukan salju benar-benar tebal hingga membuat seluruh permukaan tanah sejauh aku melihat berwarna putih.

Akan tetapi, cuaca bersalju seperti ini tidak bisa menghalangiku untuk segera melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah, aku sudah tidak sabar untuk menyapa mereka.

Oh, astaga aku lupa! Aku sudah berjanji pada Ranjirou untuk menemaninya melakukan  Tarian Kagura semalam.

Dia pasti marah padaku dan kembali merajuk. Bagaimana cara aku meminta maaf padanya.

Dan juga, Hanako dan Shigeru pasti sudah menunggu kepulanganku. Sedikit menyesal aku berjanji pada mereka tapi mereka harus menunggu terlalu lama. Aku harus segera pulang.

Setelah sekitar satu jam aku berjalan menaiki gunung, akhirnya aku hampir sampai juga di rumah.

Namun, tiba-tiba aku mencium bau darah. Bau darah ini... Bau darah ini berasal dari rumah!










*
Marzh POV

Tanjirou segera saja berlari untuk mempercepat waktunya sampai ke rumah. Dengan napas yang masih terengah-engah akibat kelelahan, Tanjirou tiba tepat di depan rumahnya. Akan tetapi....

"Aaa!"

Yang Tanjirou lihat di rumahnya adalah Nezuko dan Rokuta yang sudah terbaring dengan genangan darah di sana.

Melupakan keranjang yang sejak tadi dia bawa, dia berlari menuju tempat Nezuko dan Rokuta berada.



"Nezuko!"

"Kenapa?! Kenapa?! Apa yang terjadi?!" pekik Tanjirou, manik merah anggurnya kemudian teralihkan ke dalam rumah.



Dengan langkah yang gemetar, Tanjirou memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

Netranya mendapati sang ibu dan adik-adiknya kini telah meninggal dengan keadaan bersimbah darah.

Kaki Tanjirou melemas, wajahnya memucat, pikirannya berusaha menolak kenyataan bahwa keluarganya telah tiada dengan keadaan keji.



"Kaa-chan... Hanako... Takeo... Shigeru... Nezuko... Rokuta.."



Tanjirou tak dapat menahan air matanya lagi, pemandangan di depannya sangat mengerikan baginya.



"Ranjirou... Dimana dia?" gumam Tanjirou seraya masuk mencari keberadaan kembarannya.

Bau anyir darah sangat menusuk di sana, apalagi untuk Tanjirou yang memiliki indra penciuman yang tajam.

Namun, Tanjirou tak peduli akan hal itu. Pikirannya hanya ada nama kembarannya yang kini tidak ada di sana. Tanjirou berpikir Ranjirou tak berada di rumah karena harus melakukan tarian kagura di puncak gunung semalam penuh.


ᕼIᑎOKᗩᗰI KYOᑌᗪᗩI - 𝑲𝒂𝒎𝒂𝒅𝒐 𝑻𝒘𝒊𝒏𝒔 (Kimetsu no Yaiba X Readers)Where stories live. Discover now