01. Flashback

13 3 1
                                    

Annyeong👋👋

_______________

Vania POV

Hari ini aku dan Kakakku pergi ke sebuah mall, kita menghabiskan akhir pekan di sana, sangat menyenangkan sekali.

"Kak udah sore ini, ayo kita pulang!!" Ajakku yang diangguki oleh Kakakku.

"Iya nih, udah sore, ayo kita pulang!!" Setelah itu kita meninggalkan mall tersebut dan berjalan menuju parkiran.

Sejauh ini perjalanan pulangku dan Kakakku baik-baik saja, sampi tiba-tiba ada truck yang dikendarai secara ugal-ugalan dan melaju dengan kencang menghantam mobil yang kutumpangi bersama Kakakku.

BRAKK

Suara benturan terdengar sangat keras. Tidak, aku belum pingsan saat itu, aku masih setengah sadar, dan kulihat tubuh Kakakku yang sangat mengesankan. Kakinya yang terjepit bagian pengemudi mobil, dan wajahnya yang berlumuran darah serta beberapa luka lebam yang mengerikan.

Aku menangis, menangisi keadaan Kakakku dan menangis kerena rasa sakit yang tubuhku rasakan saat ini. Aku masih bisa melihat bagaimana orang-orang yang bersukarela menolongku dan kakakku, hingga akhirnya hanya gelap yang bisa kulihat.

"Ambulance sudah datang, ayo segera kita bawa mereka kedalam ambulance!!"

"Ada handphone yang masih bisa nyala!!"

"Kalau begitu telfon keluarganya sekarang!!"

___________

Rasanya tubuhku sakit sekali, mataku juga rasanya sangat berat dan susah untuk dibuka. Namun perlahan-lahan aku bisa membuka mataku, hal yang pertama kali kulihat saat aku membuka mata adalah selang infus yang tertancap di tanganku, dan ternyata masih ada beberapa selang yang menempel di tubuhku.

Ah iya, aku baru ingat!! Aku mengalami kecelakaan saat itu, dan Kakakku? Dimana dia? Apakah Kakakku selamat?

Tak lama setelah itu, ada suster yang menghampiriku bersama seorang dokter.

"Vania sudah bangun? Ada yang sakit sayang?"

Ah! Takku sangka ternyata dokter itu adalah tanteku sendiri.

"K-k-kakak diamana?" Tanyaku dengan terbata-bata.

Tanteku terdiam sejenak, lalu ia menjawab. "Kakakmu sudah tidak ada, dia sudah tenang di alam sana"

Deg

Seketika rasanya tubuhku lemas sekali mendengar jawaban itu. Sakit, sedih, terkejut semua tercampur aduk menjadi satu satu. Lalu tak lama setelah itu datanglah kedua orang tuaku.

"Oh udah bangun?" Tanya Ibuku.

"Puas kamu? PUAS KAMU BUNUH KAKAK KAMU? GARA-GARA KAMU, ANAK SAYA JADI MENINGGAL! ITU SEMUA GARA-GARA KAMU!"

Sakit.. rasanya sakit sekali mendengar perkataan itu terlontar untukku dari mulut Ibuku sendiri. Jadi Ibu menyalahkan diriku? Bagaimana bisa? Sedangkan disini aku sebagai korban disini! Aku tak terima dikatai pembunuh seperti itu!.

"Bukan Vania Bun!! Vania korban disini!"

"Masih ngeles aja kamu? Kalau kalo kamu ngga ngajak Kakak kamu pergi ke Mall pasti ini tidak akan terjadi!" Bukan, itu bukan Ibuku, tapi itu Ayahku. Jadi sekarang mereka menyalahkanku dan membenciku? Oh tidak! Aku dalam masalah yang besar.

___________________

Dan semenjak itulah Ayah dan Bunda mulai berbeda, bisa dibilang mereka sudah tidak menyayangiku lagi. Aku dibiarkan begitu saja, semenjak saat itu keluargaku terpecah belah. Aku sendirian, tak ada lagi pelukan hangat keluarga untukku. Saat aku sedih biasanya Ayah yang akan menghiburku, tapi sekarang tidak, biasanya Bunda yang paling perhatian, tapi sekarang Bunda telah sibuk dengan dunianya sendiri seolah-olah tidak memperdulikanku.

Aku kacau, dan semenjak itulah aku mulai menutup diri dari publik. Tawaku seakan hilang ditelan bumi, senyumku pudar. Namun setelah seorang datang menghampiriku, rasanya tawaku dan senyumanku hadir kembali. Dialah yang telah mengembalikan senyum dan tawaku, dia adalah sesosok wanita cantik yang selalu membawakan bunga matahari untukku. Saat aku sedih dia yang akan menghiburku dan membawakan setangkai bunga matahari untukku.

Dia adalah Vita, sahabatku. Aku sangat senang mempunyai sahabat sepertinya.

Vania POV end

_________________

Maaf part nya pendek banget

Tbc

I'M TIREDحيث تعيش القصص. اكتشف الآن