Part 2

26.8K 1.8K 2
                                    

'SMA Harum Bangsa Yogyakarta'

Prilly menutup pintu mobil dan mulai melangkahkan kaki memasuki halaman sekolah barunya. Namun saat baru beberapa langkah ia berjalan....

"Non Prilly!!!! Jangan lupa ya Non, kelas sebelas IPA dua!" teriak Pak Maman yang berdiri di dekat mobil yang membawa Prilly tadi.

"Oki doki Pak Maman!!" tangan kanan Prilly terangkat untuk memberi hormat pada Pak Maman layaknya pasukan perang.

Prilly melanjutkan perjalanannya untuk mencari letak kelasnya. Siswa-siswi yang berlalu lalang menuju kelas masing-masing membuat Prilly sedikit kebingungan. Belum lagi tatapan aneh yang mereka layangkan pada sosok Prilly.

Prilly terus berjalan hingga matanya terkunci saat ia melewati lapangan basket indoor sekolah itu. Langkah Prilly terhenti sejenak. Ia menatap seorang lelaki yang sedang menge shoot bola basket yang berada di tangannya agar masuk ke dalam ring.

'Cowok itu aneh.. pagi-pagi bukannya masuk kelas malah main basket.. mana mainnya sendirian pula' gumam Prilly dalam hatinya sampai ia tak sadar bahwa sosok yang sedari tadi ia tatap sudah menghentikan kegiatannya dan menatap kearah gadis itu.

Sesaat kemudian Prilly tersadar. "E-eh maaf aku ganggu ya.." ucap Prilly

Belum sempat lelaki itu berkata-kata, Prilly sudah berlari meninggalkannya.

"Ngapain sih tu cewek gak jelas banget. Eh tapi kayaknya anak baru deh.. ahh bodo amat." gumam laki-laki bertubuh tinggi itu yang kemudian berjalan santai sambil membawa bola basket menuju kelasnya.

Yap, lelaki itu adalah Aliando Syarief. Anak dari pemilik SMA Harum Bangsa. Sifatnya yang cuek dan dingin membuat banyak kaum hawa di sekitarnya mengagumi Ali. Namun cowok itu tak pernah sedikitpun tertarik pada mereka. Kadang ia merasa terganggu dengan adanya fans di sekitarnya yang membatasi geraknya. Sehingga jika masih pagi seperti saat ini, ia memilih untuk bermain basket di lapangan basket indoor di sekolahnya. Bermain basket sering membuatnya lupa waktu. Tak jarang ia baru masuk ke kelasnya pada pelajaran jam ke dua atau bahkan ke tiga. Namun tak ada guru yang berani menghukumnya karena kedudukannya disini sebagai anak dari pemilik sekolah. Dan jangan salah, walaupun sikap dan sifatnya jauh dari kata 'baik' , prestasi nya disekolah tak pernah diragukan. Prestasi akademik dan non akademiknya cukup bagus. Ia sudah beberapa kali meraih predikat juara kelas dan sudah banyak piala yang ia sumbangkan untuk sekolah.

"Pagi, teman-teman semua.. Namaku Prilly Latuconsina. Cukup dipanggil Prilly aja. Semoga kalian semua bisa menerimaku. Terima..."

Belum sempat Prilly melanjutkan perkataannya di depan kelas, tiba-tiba..

Jedaaar..

Pintu kelas dibuka dari arah luar dan kemudian muncul sosok lelaki yang disusul dengan suara pintu yang ditutup, lebih tepatnya dibanting secara kasar agar tertutup. Semua mata di ruangan itu menatap orang yang muncul dari balik pintu tersebut, tak terkecuali sepasang mata cokelat Prilly.

Prilly POV

Aku melihatnya lagi. Aku bertemu dengannya lagi. Cowok yang tadi kulihat bermain basket di lapangan indoor sekolah kini telah masuk ke dalam ruang kelasku dengan cara yang kasar. Ia mengganggu acara perkenalanku. Kulihat sekelilingku. Nampaknya mereka telah biasa dengan keadaan seperti ini. Guruku yang bernama Pak Heru pun juga tak menampakkan wajah heran nya.

"Silahkan duduk, Ali." Ucap Pak Heru singkat

'Ooh jadi nama dia Ali.."

Dan sekarang ia sedang menatap ku tajam. Manik mata kami bertemu dan entah mengapa mata nya terlihat begitu indah dengan dihiasi sepasang alis tebalnya.

"Oh ya, Ali. Kenalkan ini Prilly,siswi baru di kelas ini." Kata Pak Heru yang kemudian memecah keheningan di antara kami

"H-Hai" sapaku terbata-bata dengan wajah menunduk.

Namun bukannya membalas sapaanku, Ali malah tersenyum meremehkan dan berlalu ke tempat duduk belakang.

'Huh.. menyebalkan sekali. '

"Ya sudah nak Prilly. Sekarang kamu duduk saja. Itu di sebelah Mila masih kosong. Kamu duduk disana saja ya" ucap Pak Heru.

"Baik, Pak."

Aku pun duduk di sebelah gadis yang bernama Mila ini. Menurut saja pada perkataan Pak Heru.

"Hai, gue Mila" Mila tersenyum manis padaku dan mengulurkan tangannya. Aku pun langsung membalas uluran tangannya seraya tersenyum.
Sepertinya Mila akan menjadi teman baikku..

* skip istirahat*

Ali POV

'Prilly? Jadi cewek yang tadi ngeliatin gue main basket itu namanya Prilly. Bagus juga namanya. Eh apansih.
Tapi tadi pas gue lihat mata cokelat nya entah kenapa hati gue jadi ngerasa aneh tapi di sisi lain gue juga ngerasa tenang. Hh Ali kayaknya lo udah mulai sarap. Sejak kapan lo mikirin cewek.'

Aku memutuskan untuk pergi ke kantin daripada memikirkan cewek aneh yang namanya Prilly itu. Lagipula cacing di perut ku udah pada demo aja dari tadi. Hehe

Haiiii readers.. aku baru nih :( #apaan
Kalian boleh kasih saran sm kritik yaaa comment aja dan jgn lupa vote nya yak okeoke :* jgn jd pembaca gelap :' love you.

I am UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang