"Sooyaa .... ahhhh" dengan mata terpejam jin merasakan kenikmatan tiada tara
Tanpa melepas penyatuan jin mengangkat tubuh sooyaa menempelkannya di tembok dan kembali memompanya tanpa jeda.
Sooyaa yang terlihat sudah begitu pasrah hanya bisa mencengkram kuat bahu jin karena tidak tahu kapan pria itu akan berhenti.
"Sial kenapa aku belum puas" jin yang sudah mulai kelelahan lalu memindahkan sooyaa ke pinggir sofa. Memompanya lebih cepat karena dia akan mencapai puncak.
"Ohhhh.... " jerit mereka berdua
Satu hentakan terakhir, cairan hangat mulai sooyaa rasakan kembali mengalir cukup deras dalam rahimnya bercampur dengan cairan miliknya yang sampai tumpah membasahi sofa.
Jin ambruk di atas tubuh sooyaa, kehabisan tenaga. Keringat membasahi kedua tubuh insan tanpa status itu. Mereka saling menornalkan deru nafas.
Jin meraih tissue didekatnya lalu mengelap cairan yang keluar dari kewanitaan sooyaa. Dan kembali mengangkat tubuh sooyaa
"Jin aku mohon, tolong kasihani aku" sooyaa yang begitu lemas dalam gendongan jin
"Mandikan aku, karena ini adalah tugasmu sekarang" jin bergerak ke kamar mandi.
Sooyaa yang terlihat berat menopang tubuh pun terpaksa menahan sakit dibawah guyuran shower untuk memandikan pria bajingan itu.
Dalam diam sooyaa mula menyabuni leher , bahu lengan lalu tubuh jin. Sooyaa bisa merasakan bagaimana bentukan tubuh pria itu.
"Tubuh atletis yang begitu sempurna" kata yang terlintas dalam benak sooyaa
Sooyaa menggosok tubuh jin lumayan cukup lama hingga membuat jin mengeram
"Cepat sabuni semuanya " jin bersuara berat
Gadis itu langsung menyabuni paha sampai kaki jin , bukannya tidak melihat dan melewati hanya saja ada beberapa bagian yang sooyaa hindari karena jujur benda itu masih begitu sensitif di pikiran sooyaa. Kejantanan yang sudah merebut keperawanan yang begitu ia jaga selama ini.
"Kau melewatkan sesuatu" jin langsung menarik tangan sooyaa meletakannya di batang panjang miliknya, gadis itu langsung menarik tangannya dan jin langsung tertawa garing dibuatnya
"Haha.... kau masih malu² rupanya" jin mengelus rambut sooyaa yang basah akibat guyuran shower
"....." sooyaa hanya terdiam tidak menyaut.
Hatinya terasa begitu perih, dadanya berdegub kencang, kemarahan mulai ia pendam sebisanya. Takut dan takut jika sesuatu akan terjadi padanya ditambah vee juga belum mengabari bagaimana kondisi sang adik, entah dia berhasil menghubungi jenny atau tidak dia tidak tahu.
Sooyaa masih bisa menahan sakit pada dirinya tapi tidak akan sanggup melihat orang yang ia sayangi tersakiti atau bahkan sampai terluka. Dia tipe orang seperti itu.
Jin menarik tubuh sooyaa, memeluk sang gadis dari belakang "kau harus ikut mandi sweety, aku tidak ingin membuang-buang banyak air" jin berbisik
"Itu bukan urusanku" sooyaa menepis pelukan jin, lalu mengambil hand shower untuk membilas tubuh jin.
"Rupanya kau belum tahu siapa aku" balas jin
"Aku tidak ingin tahu, dan tidak pernah mau tahu !" Sooyaa segera mengambil handuk kimono, memberikannya pada jin
"Sekalian pakaikan aku baju " jin menarik kembali tubuh sooyaa
"Dimana wardrobe mu ?" Tanya sooyaa cuek yang sedang memakai handuk kimono dan langsung pergi
YOU ARE READING
BETTER WITH YOU • JINSOO •
Romance[ 21+] HARAP BIJAK DALAM MEMBACA ! This story about jinsoo🖤🤍 Di paksa oleh keadaan, seorang gadis harus rela mengorbankan diri sebagai jaminan atas hutang² sang ayah untuk menjadi budak seorang mafia kejam berdarah dingin yang terkenal paling s...
Again
Start from the beginning
