But darling, darling, please

2.3K 240 19
                                    

🍏🍏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍏🍏

"Tidak bisakah kau tidak membawa gadis-gadis itu ke apartemen?"

"Memangnya kenapa? Ini apartemenku."

"Maka aku akan pindah!"

"Tak akan kubiarkan!"

"Draco aku-" Harry mengacak rambutnya frustrasi. Apasih mau pemuda jangkung putih pucat ini?

"Sebenarnya apa masalahmu?" Draco menatap Harry yang terlihat linglung disana.

Harry menggeleng cepat, "aku tidak tau. Aku tidak tau masalahku." Lalu pergi ke kamarnya dengan membanting pintu.

Mencintai sahabatmu sendiri memang adalah hal yang tidak menyenangkan. Salah bertindak sedikit, maka semua akan hancur.

Esoknya Draco tidak bisa menemukan Harry di kamarnya, di kampus, atau dimanapun. Dia bertanya pada Ron tapi diapun tidak tau.

Draco menunggu di apartemen hingga jam 8, tetapi masih tidak ada tanda kepulangan Harry. Jadi dia memutuskan untuk mengelilingi kota London dengan mobilnya.

Dibawah lampu jalan sepi, Draco menemukan siluet seorang pemuda yang tidak terlalu tinggi sedang berdiri sendirian.

"Harry?"

"Huffthh akhirnya datang juga. Aku tau kau akan lewat sini." Harry membuka pintu mobil dan segera masuk.

"Kau darimana saja."

"Jalan-jalan."

"Sendiri."

"Bukan urusanmu."

"Kenapa kau kasar sekali?"

"Bukan urusanmu."

Draco menghentikan mobilnya saat sampai di lampu merah, "kau marah?"

Harry diam. Diapun tidak tau.

"Sayang jawab aku."

"Aku tidak tau."

Begitulah.. Entah apa yang mereka rasakan. Semuanya tidak jelas, karena tidak ada yang mau bicara.

🍏🍏

"Setidaknya kau harus serius padanya."

"Biarkan saja, aku hanya ingin bersenang-senang."

Harry menatap Draco tajam, "berhentilah melakukan hal-hal seperti itu."

"Ada apa denganmu? Kau sangat suka mengatur."

"Tidak bisakah kau mendengarkanku untuk sekali saja?"

Draco mendengus lalu mendudukkan dirinya diatas sofa, "tidak."

"Aku kecewa padamu Draco." Harry masuk kedalam kamarnya dengan diikuti oleh Draco dari belakang.

"Sebenarnya kau ini kenapa?" Draco memperhatikan gerak-gerik Harry yang seperti mengumpulkan barang-barangnya.

"Aku harap aku seperti kau. Tidak pernah jatuh cinta, tidak pernah merasa kehilangan. Kalaupun aku pergi, kau tak akan peduli."

"Aku hanya berkencan untuk bersenang-senang. Tapi kau tampak begitu marah."

Harry memijit pelipisnya, menahan air matanya yang hampir jatuh, "lalu bagaimana denganku?"

"Apa?"

"Aku ini apa? Kau selalu marah saat aku dekat dengan orang lain. Kau memanggilku sayang seolah aku adalah segalanya bagimu. Kau menciumku Draco. Aku ini apa?"

"Kau-"

Harry terisak, "aku mencintaimu. Tapi kau bahkan tidak pernah mengerti."

"Aku mengerti. Tapi kupikir kau tidak akan berani mengatakannya."

"Jadi selama ini kau hanya bermain dengan perasaanku?"

Tidak ada jawaban. Dan itu sudah membuat Harry mengerti. Harry keluar dari kamarnya dengan membawa tas yang hanya berisi barang-barang penting. Dia pergi dari sana, meninggalkan Draco yang terpaku seorang diri.

Harry tidak akan pernah kembali. Dan akan tetap begitu.


🍏🍏🍏

-
-
-
End


It's Killed Me!!Where stories live. Discover now