💜191 - Waiting for You (2) 📒

Depuis le début
                                        

"Permisi, apakah nona mengenal pria ini? Atau mungkin tahu alamat ini?"
Gadis itu terdiam dan menatap lamat-lamat wajahku.

"(YN) eonnie?"

Eoh?
Aku cukup terkejut kala seseorang yang kutanyai ternyata mengenalku.

"Ini benar (YN) eonni kan?"
Tanyanya kembali dengan begitu yakin.

"Ah iya benar. Maaf, nona siapa ya?"

"Aku Minji, adik Jimin oppa. Eonnie masih ingat denganku? Dulu aku masih begitu kecil saat berjumpa eonnie."

"Minji? Kau Minjiku?"
Dengan raut bahagia dan terharu aku segera memeluk gadis yang kini mulai beranjak remaja tersebut. Tak hentinya aku menepuk nepuk bahunya seakan tak percaya bahwa anak kecil manis yang sempat kugendong kala itu kini sudah berubah remaja.

"Astaga, maafkan eonnie ya karena tidak mengenalimu. Bagaimana kabarmu hm?"

"Tidak apa eonnie, kabarku baik. Aku sangat merindukan eonnie."

"Akupun juga sangat merindukanmu."
"Ah ya kebetulan bertemu denganmu, bagaimana keadaan kakakmu? Sudah sangat lama aku tak bertemu dengannya."

"Oppa? Mm.. Sepertinya tidak enak jika berbincang di jalanan seperti ini. Lagipula kasihan anak eonnie. Ayo, langsung ke rumah saja nanti sekalian kuantar bertemu oppa."

"Baiklah. "

Tidak butuh waktu lama untuk mencari, aku begitu senang karena tanpa sengaja langsung bertemu dengan adik Jimin yaitu Minji. Namshin oppa begitu senang melihatku yang sedaritadi tersenyum cerah.

Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu Jim. Aku ingin bercerita banyak hal denganmu.

Tak jauh dari lokasi kami bertemu Minji, tibalah kami di rumahnya yang adalah rumah Jimin. Suasana rumah itu nampak sepi dan tenang. Benar-benar cocok untuk menenangkan pikiran dari riuhnya perkotaan.

"Ayo eonni, oppa, masuk saja."

"Ah nee."
Kami disambut oleh segala jajaran foto yang terpampang di dinding. Foto Jimin kecil, foto Jimin bersama Minji bahkan fotoku dengan Jiminpun ada disana.

"Itu permintaan oppa, dia ingin eonnie ikut jadi bagian keluarganya. Sebenarnya dia ingin berfoto saat pernikahan eonnie dengan Namshin oppa tapi dia malah pergi. Dasar aneh memang."

"Dia memang pria aneh. Bukannya memberikan ucapan selamat secara langsung dia malah menulis surat untukku. Dasar."

"Ah ya, eonnie, oppa, silakan duduk. Aku siapkan minuman dulu. Perjalanan jauh pasti membuat kalian haus."

"Tidak usah repot-repot."

"Tidak apa eonnie, santai saja."
"Tunggu sebentar ya."

Mau tidak mau kami duduk menunggu apa yang hendak Minji hidangkan. Aku merasa seperti tamu penting dan jauh.

"Appa pasti sudah lelah sedaritadi menggendongmu. Sini, baby Eun sama eomma."
Yang diajak bicara malah makin mengeratkan pelukannya pada sang appa.

"Lihat, dia tidak mau. Dia hanya mau menempel sama appanya. Hahhaha.."

"Yaya.. Anak appa memang. Kalau mau minum susu baru nempelnya ke eomma ya. Gadis nakal."

Hehheeh..

Minji pun datang dengan segala macam hidangan yang ada di nampan yang ia bawa. Aku terkejut bukan main dengan beberapa hidangan tersebut.

"Maaf, hanya ini yang bisa kusediakan untuk eonnie dan oppa. "

"Ya ampun, ini bahkan lebih dari cukup. Ini terlalu banyak malahan."

 •♡ BTS IMAGINE ♡•Où les histoires vivent. Découvrez maintenant