Apalagi ?

50 6 0
                                    

Tidak mudah bagi seorang Prilly untuk terus melanjutkan hidupnya setelah apa yang tetjadi satu bulan yang lalu.

Dia menjadi orang yang sangat pendiam dan juga tertutup dari siapapun, rasa takutnya pada seseorang yang baru di temuinya itu membuat hidupnya semakin terasa gelap.

Berulang kali mencoba melakukan percobaan bunuh diri, namun selalu gagal. Dia sangat frustasi, walaupun tidak banyak yang tau tentang kejadian itu, tapi tetap saja dirinya merasa hancur.

Hanya keluarga dan kedua temannya yang pergi ke korea bersamanya yang tau tentang sesuatu yang terjadi pada Prilly saat itu, sebisa mungkin mereka menutup mulut agar Prilly tidak kenapa - napa.

" Prill, mau ke kantin bareng gak?"

Wanita yang dipanggil namanya itu menoleh dengan wajah lesu nya, bahkan Wenny sempat bingung. Apa yang terjadi pada temannya itu, karena sehabis pulang dari Korea Prilly lebih murung tidak seperti biasanya.

Jika ditanya tentang lelaki - lelaki korea pun dia terlihat seperti marah, namun di pendam.

" ayo!", Prilly mengangguk lalu berdiri mengikuti Wenny.

-

" kamu pucat banget Prill, kamu sakit kah?"

" gak pa-pa kok Wen, cuma gak enak badan aja biasa "

Wenny menganggukkan kepalanya lalu fokus pada ponselnya, saat pesanan datang dan pelayan menyajikannya di atas meja, Prilly mengerutkan keningnya saat mencium baru dari makanan di hadapannya.

" Wen, aku ke toilet ya!" Ucapnya dengan pergi terburu - buru meninggalkan Wenny dan pelayan yang saling pandang.

" Neng Prilly kenapa? Lagi hamil kah ?"

" husss.. ngomongnya Bi, hamil apaan? Nikah aja belum "

" kirain Bibi udah nikah, tapi .. "

" udah ah, jangan gosip. Dia temen aku, kalo dia nikah masa gak undang aku sih "

" tapi keliatan kayak yang lagi hamil loh Neng Wenny "

" udah Bi udah, aku mau makan. Ini kalo Prilly denger sakit hati loh dia "

Pelayan yang sudah lama berjualan di kantin kantor itu pun pergi setelah pamitan pada Wenny, wanita itu sibuk kembali dengan ponselnya sembari menunggu Prilly.

5 menit tak kunjung datang membuat Wenny bangkit dari tempat duduknya, dia menitipkan makanannya pada penjual yang tadi mengantarkannya, dia berjalan ke toilet untuk mencari Prilly.

***

Wenny bersandar di brangkar ruang kesehatan di kantornya, dia menunggu dokter memeriksa Prilly yang baru saja siuman dari pingsan setelah beberapa saat yang lalu Wenny temukan di toilet sedang muntah - muntah.

Dokter menghampiri Wenny dengan wajah tenangnya, " nanti periksa lagi ke dokter kandungan ya "

Prilly dan Wenny yang mendengar itu sama - sama terkejut, " do-dokter kandungan?", tanya Wenny sangat shock.

" iya, kayaknya teman kamu sedang mengandung "

" ah.. i-iya dok, makasih ya dok ", ucap Wenny dengan terbata.

Saat dokter pergi meninggalkan mereka berdua, Wenny segera menghampiri Prilly yang menatap kosong ke depan.

" Prill ?"

" gak.. itu gak mungkin! Aku gak boleh hamil anak dia Wen, aku .. aku gak mau ", tangisnya pecah dengan histeris membuat Wenny dengan cepat memeluknya.

" Prill, kamu tenang Prill "

Hello Future (?) [ HIATUS ]Where stories live. Discover now