9. Naresh Cemburu 17+

Mulai dari awal
                                    

"Kamu lupa aku juga lebih muda dari kamu?"

Kalau ingat bagaimana Naresh cemburu dengan Ajisaka itu selalu membuat saya terhibur. Dia sangat lucu kalau sedang cemburu. Bisa ngomel ngomel nggak jelas dan suka banding bandingin dia dan Ajisaka. Katanya lebih ganteng dia lah, Ajisaka kayak tiang listrik lah, Ajisaka nggak bisa melek lah. Pokoknya Ajisaka selalu kalah. Saya iyain aja daripada dia ngambek.

"Kak Masha."

Saya menoleh mendapati Ajisaka berdiri di belakang saya.

"Eh iya Ajisaka. "

Saya tersenyum saat mengetahui ternyata Naresh melihat saya dan Ajisaka bertemu. Dia bahkan melotot lalu tangannya memberi isyarat pada saya kalau dia sedang memantau saya. Ya ampun dia menggemaskan sekali sih kalau cemburu.

Klung

Naresh💚
Jangan senyum! Entar dia baper😤

Iya iya
Udah sana pulang
Nanti aku kasih kamu hug

Awas kalau boong

Saya hanya membaca pesan dari Naresh dan memasukkan kembali hp saya di tas.

"Kak Masha gugup ya?"

Saya menggigit bibir saya kencang, "Kelihatan banget ya Ji?"

Setelah melihat mobil Naresh pergi saya kembali berjalan masuk ke lobby gedung bersama Ajisaka.

Dia mengangguk.

"Aduh gimana ya kalau saya gagal presentasinya?"

"Jangan gitu dong ngomongnya kak. Aku yakin Kak Masha pasti bisa."

Saya menipiskan bibir saya tersenyum, "Makasih ya Ajisaka, kamu udah semangatin saya."

Dia tersenyum mengangkat jempolnya, "Nih coklat buat Kak Masha. Katanya coklat bisa bikin rileks. "

Saya menerima coklat dari Ajisaka dan memakan satu bar. Mendingan sih bikin saya udah nggak deg degan.

...

Naresh pov

Capek ya?"

Gue yang tadinya bersandar di mobil lihat Masha keluar dari gedung kelihatan nggak ada tenaga langsung gue susul dan ambil alih tasnya.

Dia mendongak natap gue dengan wajah suntuknya.

"Capek tapi seneng."

Gue menunduk menyamakan tinggi gue sejajar dengan wajah Masha.

"Apa nih yang bikin pacarku seneng?"

Dia tersenyum, "Aku jadi ketua tim project berikutnya Nana..." Dia melompat lompat lalu peluk gue kenceng banget, "Aku beneran berhasil."

Gue meletakkan dagu gue di atas kepala Masha lalu kedua tangan gue membalas pelukannya, "tuh kan aku bilang juga apa, kamu tuh pasti bisa. Lain kali jadi orang jangan pesimis dulu ya. "Gue melepaskan pelukan gue dan mengelus kepalanya.

"Kamu bangga nggak punya pacar aku? Aku jadi ketua tim. Finally, aku punya prestasi di kantor. "

Gue jelas tertawa. Dia nggak perlu jadi ketua tim buat bikin gue bangga. Dari awal gue pacaran sama Masha. Dari dia masih berusaha sembuh dari traumanya, gue udah bangga sekali. Dia juga nggak tau aja kalau gue selalu banggain dia di depan orang tua gue dan teman teman gue. Jadi kenapa baru sekarang dia tanya ke gue kayak gitu.

"Tanpa harus jadi ketua tim aku udah bangga sama kamu Sha. "

Cup

Gue mengecup puncak kepalanya dan lagi lagi ngebuat Masha mendongak dengan senyum manisnya.

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang