Part 1

8K 341 8
                                    



"tuuk.. tuuk.." terdengar bunyi dentuman bola basket dari lapangan basket itu. Terlihatlah seorang murid lelaki dengan seragam sekolahnya, tak lupa dengan sweater abu-abu yang ia pakai di musim dingin ini. Murid lelaki itu begitu bersemangat dan berambisi untuk memasukkan bola basket itu kedalam ring.Ia terlihat sudah cukup lelah untuk bermain dicuaca yang sudah menusuk tulang ini. Nafasnya tersengal-sengal.

Murid itu merebahkan tubuhnya diatas lapangan basket dan menatap langit dengan wajah datarnya. Salju mulai turun hingga menodai rambut kemerahannya namun tetap tidak membuat lelaki itu bangkit dari rebahannya. Jika ia seorang manusia sudah sepantasnya ia terkena hipotermia karena terlalu lama berada diluar dengan hanya memakai sweater musim gugur yang tidak terlalu tebal itu ditambah lagi dengan leher yang kosong tanpa scarf.

.

.


"Ting Tong.." Bel sekolah berbunyi tepat dipukul 10 malam menandakan sudah waktunya bagi para murid sekolah untuk pulang. Semua murid mulai keluar dari gedung besar yang mereka anggab sebagai neraka itu.



"Kudengar hari ini Seokjin kerasukan lagi.." ucap seorang murid perempuan pada temanya membuat temannya itu merinding ngeri.

"Kesurupan lagi?" gumam lelaki yang bermain basket tadi ketika ia sudah ikut berjalan mengiringi langkah murid-murid perempuan itu. Namun ia tidak mendapatkan tanggapan dari murid itu layaknya ia hanyalah sebuah angin lalu saja.

"Kenapa kalian tidak mengacuhkanku? Setidaknya kalian punya kontak batin denganku! Aku Min Yoon Gi pemain basket terhebat disekolah ini dengan bakat yang tersembunyi! Kalian harus tau itu!" teriak lelaki bernama Yoongi itu sambil berdiri disebuah kursi namun tetap tidak ada yang mau mendengarnya.

Yoongi berdecak kesal ketika ia benar-benar sudah putus asa. Wajahnya pun kembali datar. Ia sungguh tak bersemangat dan tidak punya selera untuk berteriak dan marah-marah tidak jelas lagi.

Yoongi meneruskan perjalannya menuju gerbang sekolah hingga stasiun subway untuk pulang. Ketika akan memasuki subway Yoongi membiarkan semua orang untuk naik terlebih dahulu bahkan ia lebih memilih untuk berdiri daripada duduk dikursi yang kosong itu. Wajahnya masih tetap suram dan datar tak bersemangat.

.

.

.



Yoongi kini berdiri didepan pagar sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Ia hanya berdiri didepan rumah itu dan menatap sebuah kamar dengan lampu yang tidak menyala. Rumah yang tidak terlalu besar itu terlihat sepi tak berpenghuni. Tak jauh dari sana terlihat seorang perempuan yang berjalan dengan pelan menuju rumah yang berada dihadapan Yoongi. Dengan ragu Yoongi memundurkan langkahnya membiarkan perempuan itu membuka pagar rumahnya. Ketika pagar itu sudah terbuka saat itu pula Yoongi ikut masuk kedalam tanpa wajah bersalahnya. Perempuan itu merasa tidak terusik sama sekali dengan Yoongi yang berlaku seenaknya.

Setiba dirumah perempuan itu langsung menuju dapur untuk mengambil minuman hangat. Yoongi hanya memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh perempuan itu. Tidak sengaja ia mendapati sebuah stick note di lemari es. Sebuah pesan singkat yang ditulis oleh ayahnya mengatakan bahwa ia harus mengunci semua pintu berhubung ayahnya tidak akan pulang selama 3 hari kedepan karena urusan pekerjaan. Tiba-tiba gadis itu sesegukan. Ia baru sadar bahwa ayahnya tidak pulang hampir seminggu lamanya dan juga tidak menghubunginya sekalipun.

Love In ShadowWhere stories live. Discover now