Siapa kamu?

70 18 9
                                    

"HAH?" Agasa semakin bingung dengan ucapan gadis yang mengaku namanya Hanni itu.

"Orang aneh lu," Agasa memakai kembali kaosnya dan berjalan kearah Hanni. Ia menarik tangan Hanni dan menyeretnya keluar kamar.

Hanni terkejut dengan tarikan Agasa. Ia menahan tubuhnya agar tidak terseret tarikan Agasa. "Aku jujur! Aku berkata jujur!"

Hanni memberontak hingga berhasil melepas cekalan Agasa. Emosi Agasa sedikit tersulut dengan perlakuan Hanni. Hanni bergerak mundur untuk memberi jarak antara ia dengan Agasa.

Hanni mengambil ponsel lawas yang terletak di nakas Agasa, "Aku tidak berbohong kak, lihat ini."

"T-tadi aku disini, namun tiba-tiba di dalam sana bergetar hebat hingga membuat aku pingsan! dan.. dan tiba-tiba aku terbangun di ranjangmu," Jelasnya. Hanni sedikit takut dengan Agasa sekarang.

Pasalnya tatapan Agasa seperti ingin membakarnya hidup-hidup.

"Aku benar-benar berkata jujur," Ucap Hanni sekali lagi sambil mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya, membentuk tanda peace. Kepalanya mengangguk beberapa kali untuk meyakinkan Agasa.

Agasa memijat pelipisnya, "Aelah anjir tadi copet, sekarang orang gila"

"Duduk."

Hanni segera gelagapan mencari tempat duduk. Karena takut dengan Agasa, akhirnya ia duduk dilantai dengan menyilangkan kedua kakinya.

Kepalanya mendongak, melihat Agasa yang semakin frustasi.

"Duduk diatas, Han."

Mulut Hanni membulat dan menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Ia segera duduk disisi ranjang.

Kini Agasa berdiri didepan Hanni. Membuat Hanni merasa seperti diintrogasi. Padahal memang iya.

"Coba jawab jujur sekali lagi, kenapa bisa di sini?" Tatapan tajamnya tertuju kepada Hanni. Menutut sebuah jawaban.

"Brrr.. Kakak ini seram sekali.." Batin Hanni bergetar.

"T-t-tadi sudah jujur.."

Agasa menghela nafasnya setelah mendenger jawaban itu.

"Kabur dari RSJ mana?" Tanya Agasa lagi.

"Eh?" kedua alis Hanni menukik, ia tertegun, "A-aku bukan orang gila."

Suasana menjadi hening sejenak. Hanni yang menunduk setelah menjawab pertanyaan terakhir, dan Agasa yang memperhatikan Hanni.

"Keluar."

Hanni mendongakkan kepalanya, "Aku tidak punya rumah kak."

"TUHANN GUE CUMA PENGEN MANDI TERUS TIDUR." Batin Agasa frustasi.

Agasa segera menarik 'lagi' tangan Hanni, dan menyeretnya keluar kamar.

"Jangan sentuh apapun." Peringat Agasa, dan—

'Blam!'

Agasa menutup pintu kamarnya sedikit lebih kencang, hingga membuat Rambut Hanni yang ada di sebrangnya berterbangan.

"Ohh.. Maksudnya keluar kamar." Ucap Hanni.

Setelah menutup pintu, Agasa segera mandi dan memenangkan pikirannya.

Di sisi lain, pandangan Hanni tak luput dari segala sisi ruang tamu Agasa. Ia berjalan mengelilingi ruangan itu perlahan-lahan, menikmati ke estetikaan interior unit apartment Agasa.

"Keren... Di dalam sana tidak ada yang seperti ini." Ucapnya saat melihat aquarium kecil Agasa.

"Ini tahun berapa?" Tanya-nya pada diri sendiri.

I-PhAm?!?! Where stories live. Discover now