Agasa dan ponsel baru.

105 18 0
                                    

Tatapan nanar Agasa tertuju pada ponselnya yang jatuh dan retak. Parah.

"Ipon gue..."

Ponselnya jatuh mengenaskan, tapi lebih mengenaskan lagi hatinya yang acak-acakan karena ia baru membeli ponsel itu.

Sebelumnya, Sore ini, Agasa tadi sedang berjalan-jalan santai sambil bermain hp. Namun, tadi terjadi kegaduhan karena ada pencopet yang membuat fokus Agasa terpecah.

Dan pencopet itu menabrak Agasa, hingga handphonenya jatuh. Agasa yang tidak terima segera mengejar pencopet tersebut, dan ia berhasil menangkapnya.

"Kren dh gue," Batinnya.

Pencopet itu diamankan oleh warga setempat. Dan Agasa kembali ke tempat dimana ponselnya jatuh, rapuh, hancur.

Dan sekarang Agasa memungut ponselnya. Moodnya sudah hilang, mungkin ia akan pulang saja setelah ini.

"Dek," Agasa membalik badannya kebelakang setelah mendengar panggilan itu. Ternyata itu adalah korban pencopetan tadi.

Oh, Agasa baru tahu jika korbannya adalah nenek-nenek. Teganya pencopet itu.

"Eh iya nek?" Agasa menanggapi nenek itu, ia berjalan mendekat. Nenek itu terlihat akan mengutarakan ucapannya, namun sedikit ragu.

"Terima kasih ya, nenek sudah dibantu. Nenek juga minta maaf ya, itu hp kamu rusak," Ucap beliau sambil menatap ponsel ditangan Agasa dengan iba.

"Mau nangis gua sebenernya." Batin Agasa sedih.

"Gapapa nek. Sama-sama."

Nenek itu membalas dengan tersenyum. Tangannya terlihat merogoh tas-nya yang sudah berhasil dikembalikan tadi. Beliau menyodorkan sebuah ponsel. Sebentar, apakah itu ponsel lawas?

"Ini mungkin tidak setara dengan hp adeknya, tapi hanya ini yang nenek punya, semoga bisa membantu ya dek.." Neneknitu menggenggam tangan Agasa. Agasa pun gelagapan, ia ingin menolak tapi tidak enak dengan beliau. Agasa menggelengkan kepalanya, "Eh ga usah nek.. kalau saya dikasih ini, terus nenek pakai apa?"

"Ah gapapa, tolong diterima ya." Ucap final si Nenek.

Agasa pun dengan pasrah mengambil ponsel itu. "Terima kasih ya nek.." Ucapnya sambil menundukan kepala sekilas.

"Saya juga terima kasih, saya tinggal ya" Beliau meninggalkan Agasa setelah mengucapkannya.

tiringggg

Agasa liat, nenek itu segera mengangkat panggilan dari ponselnya.

Saat beliau mengeluarkan ponselnya.

"Anjing."

"Hp nya lebih bagus dari pada punya gue."

Agasa tersenyum miris. Ia pun bergegas pulang ke unit apartemen-nya itu.

Agasa sebenernya adalah orang yang serba berkecukupan. Namun ia sangat sayang jika menghambur-hamburkan uangnya. Alasan ia tinggal di Apart ini juga agar membantunya menjadi lebih mandiri, dan menghasilkan uang kerja kerasnya sendiri.

Setelah membuka sandinya, Agasa segera masuk ke kamar. Tubuhnya duduk di sisi ranjang. Ponsel yang ia dapat ia letakan diatas nakas. Tatapannya menelisik ponsel lawas itu.
Agasa mengaktifkan ponsel itu, dan terlihat pada layarnya terdapat gambar siluet gadis berambut tidak terlaku panjang dengan poni yang menutupi dahinya.

Wajahnya tidak terlihat jelas karena menghadap samping. Agasa segera mengalihkan fokusnya, tangannya beralih memegang ponsel dan membolak-baliknya.

"Hp kaya gini bisa gue buat apa?" Pikir Agasa. Teringat jika dia akan susah tanpa ponsel. Ia segera bersiap lagi untuk membeli ponsel baru.

Tidak perlu terkejut teman-teman, diawal sudah tertulis bahwa Agasa adalah orang yang hidupnya serba kecukupan.

---

Setelah Agasa membeli ponsel barunya, ia tak segera pulang. Ia lanjut mengelilingi kota Surabaya dengan motornya.

Hingga jam sudah menunjukan angka 8 malam. Agasa segera pulang.

Sampai apartement, Agasa mendudukkan pantatnya di sofa ruang tamunya. Ia mengeluarkan ponsel barunya, dan mengaktifkan sebentar. Tidak lama, hanya beberapa menit saja.

Agasa mengangkat ponselnya sambil tersenyum, "Tuhan.. akhirnya pengang hp lagi"

Agasa merasa badannya lengket. Jelas! karena ia baru mandi tadi pagi, sedangkan sekarang sudah jam 8.

Agasa beranjak dari sofa, dan berjalan ke kamarnya sambil melepaskan atasannya.

'cklek'

"Anjing!"

Tubuhnya membeku saat melihat siluet seorang gadis dengan baju putihnya yang menghadap jendela kamarnya. Gadis itu menoleh bagitu saja setelah mendengar umpatan Agasa.

Agasa segera menutup tubuh bagian atasnya yang sudah polos dengan bajunya.

"Lo maling?!" Tuduhnya.

Si gadis itu menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingung.

Agasa menganggukan kepalanya.

Gadis itu segera menggeleng cepat kepalanya dan menyilangkam kedua tangannya didepan.

Tatapan menelisik Agasa membuat gadis itu mengangkat suaranya, "Aku Hanni."

"Aku keluar dari ponsel itu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Aku keluar dari ponsel itu." Tunjuknya pada ponsel lawas yang tergeletak di nakas Agasa.

"HAH?"

I-PhAm?!?! Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu