28 - Wreak

35K 5.7K 3.6K
                                    

❤︎❤︎❤︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤︎❤︎❤︎

Sebenernya di part sebelumnya vote belum tembus, tapi aku tetep update karena komennya tembus. Aku nggak tega biarin pinow aku nunggu lama 😙🎀💗 ayo absen yang malam minggunya nungguin Caka Alana 🍓☁️

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

𝙎𝙪𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙞𝙣𝙜 𝙨𝙥𝙚𝙚𝙙 𝙪𝙥
𝙒𝙚𝙖𝙠 - 𝙇𝙖𝙧𝙞𝙨𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙢𝙗𝙚𝙧𝙩

❤︎❤︎❤︎

"Kalau gitu kita kenalan dulu. Gue Gabrian, gue—" Ucapan Gabrian terhenti saat sebuah bola basket mengenai kepalanya. "Bangsat!" umpatnya kesal.

Dia menoleh ke arah bola terlempar, dan pelakunya sedang berdiri menghadap ke arahnya dari lapangan. Dia tersenyum mengejek ke arah Gabrian. "Shut the fuck up!" Gerakan mulut Caka yang dipahami oleh Gabrian.

Gabrian mengumpat keras, dia berdiri seraya menendang bola basket yang tidak jauh menggelinding setelah mengenai kepalanya. Gabrian tersulut emosi. Dia melangkah cepat dengan tangan menggumpal bersiap menghajar Caka, namun urung saat pluit ditiup tanda pertandingan akan dimulai.

"Lo selamat kali ini!" Gabrian menunjuk Caka tepat di depan hidungnya penuh permusuhan. Matanya melotot tajam menampilkan emosi yang pecah.

Caka tetap tenang di tempatnya. Hanya setetes keringat yang membasahi pelipisnya saja yang bergerak turun. Dia menahan tawa melihat Gabrian marah, pelan ia bersuara, "Don't touch my girl if you still wanna live quietly."

"I'm scared," ejek Gabrian. Dia tersenyum miring, "Udah having sex belum sama Alana? Kalau belum biar gue dulu aja."

Caka mengatur napas agar tidak tersulut emosi. Dia tersenyum penuh arti. Bukan Caka jika dirinya langsung melakukan hal bodoh di depan banyak orang termasuk Alana. Dia tidak suka tindakan gegabah. Cukup sekali saat dia melihat Alana tidak sengaja ditampar Gavi hingga Alvarez yang kena imbasnya karena tidak mau Caka diskors dan memengaruhi beasiswanya.

"Lo bahas hal nggak penting ke cewek gue?" tanya Caka memastikan.

"Bukannya cewek lo harus tahu kalau sebenarnya lo itu bejat ya? Sampah kayak lo nggak pantas dapetin Alana."

Caka mengumpat dengan tenang, dia tersenyum penuh arti. "Kenapa lo ngoceh nggak jelas ke Alana? Gue benci lo dekat dia. Apalagi lo ajak dia ngomong. Benci banget! Gue terusik sekarang," ungkap Caka membuat Gabrian semakin puas. Caka tidak pernah terpancing, namun untuk pertama kalinya dia mengoceh. Semua orang tahu Caka tidak suka berbicara panjang kepada orang lain seperti apa yang ia ucapkan saat ini.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang