Ada beberapa teman-teman ku pun bertanya seputar pergaulan bebas juga narkoba. Setelah kak Bastian menjawab pun langsung di alihkan dengan pembahasan yang kedua dengan narasumber "Bayu Prasetya Bagaskoro" aku pun sembari mengingat namanya tidak asing di telinga seperti nama panjang ayah.
Dan benar saja yang menjadi Narasumber dan donatur itu ayah ku sendiri.

"Ayah" ucapku lirih

"Apa nad.?" jeli Shani

Sontak aku kaget "Ahh tidak apa-apa Shan"

Aku pun kembali mode diam memperhatikan sang ayah berbicara didepan sana nampak gagah, aku pun juga teringat waktu dimana kami masih hidup berkecukupan sang ayah memang mempunyai keinginan ia ingin membantu orang yang kurang mampu dalam bersekolah karena prestasi nya..

Dan seketika aku kaget mendengar bahwa ayah sudah menjadi donatur tetap satu tahun belakangan ini mendengar kasak kusuk dari kakak kelas ku di belakang, ada perasaan bangga terhadap ayah tapi disisi lain ada perasaan yang tak bisa terbilang.

Aku memikirkan semua itu hingga pusing mendera di kepala dan juga nyeri bahkan sesak didada sebelum ayah selesai berbicara.

"Nad, kamu tidak apa-apa.?" tanya gracia, yang tanpa sadar aku menggenggam lengan nya dan seketika Shani pun menoleh ke arahku juga "Astaga minisan shan"

"Kamu nggak papa nad.?" aku harus bisa bertahan aku pun mengangguk "kak tolong" ujar Shani meminta bantuan

Akupun dibawa oleh kedua kakak kelasku ke ruang UKS aku disuruh istirahat oleh mereka di ruang UKS setelah seminar Shani juga Gracia pun menyusul ku di ruang UKS ini

"Gimana keadaan kamu.?" tanya Shani

"Aku sudah tidak apa-apa shan, ohya gee maaf yaa tadi aku nggak sadar megang lengan kamu kenceng banget yaa" ujar ku

Gracia pun cengengesan "Ya nggak papa Nad santai saja"

Tak berselang lama kemudian ayahku menengok ku di ruang ini mungkin kah tadi melihat ku.?

"Laras" ujar nya

"Pak Bayu.?" ujar mereka berdua yang tak lain teman ku

"Ayah" ucapku yang sempat tertahan oleh isakan tangisku

Sontak saja mereka berdua terkejut "Ayah" beo mereka (tau kan burung beo yang sering menirukan ucapan kita)

"Laras kenapa nak.?" seketika tubuhku memeluknya entah kenapa aku terharu aku tidak tahu kapan terakhir kalinya ayah memeluk ku seperti ini

"Laras hanya kecapean yah" jawab ku

"Pak bayu, Nadira kami permisi dulu yaa" ucap mereka berdua seraya pamit keluar

"Oh terimakasih ya nak, sudah menemani laras disini" ujar ayahku

"Sama-sama pak" jawab mereka lalu meninggalkan kami berdua

"Ayah, bunda kemana.?" tanya ku

"Bunda lagi meeting di kantor sayang" jawab ayah yang membuatku menarik dan menghembuskan nafas

"Ayah, laras bangga sama ayah, ayah bisa mewujudkan impian kecil ayah" ujar ku

"Ini semua doa-doa kamu nak" jawab ayah tak lama ponsel ayah berdering "Laras, Ayah tidak bisa berlama-lama ya nak kalau laras capek nanti ayah bilang ke pak burhan buat ngebolehin kamu pulang" ujar sang ayah membuatku sedih tak tertahan kan

"Ayah jangan pergi" ujar ku menahan lengan sang ayah

"Maaf sayang ayah harus pergi" sambil mengecup kening ku lalu membiarkan ku sendirian disini

Tak berselang lama aku masih menangis Shani juga Gracia pun datang

"Jadi donatur nya ayah kamu nad" tanya Gracia

Entah lah aku ingin menjawab nya dengan apa aku juga baru mengetahui nya "aku juga nggak tahu gee ayahku itu sangat sibuk bahkan waktu buat keluarga pun jarang ada" tanpa sadar aku pun menjawabnya

"Tadi sebelum ayah kamu pulang sempat menitipkan kamu kepada kami" ujar Shani aku pun seketika menoleh kearah Shani

"Ya ayah kamu menitipkan mu pada kami nad" ucap gracia seakan ia tahu bahwa aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi

Setelah aku agak mendingan dan memaksakan diri mengikuti kegiatan selanjutnya dan mereka pun sempat menolak tapi kehabisan kata-kata akhirnya aku diperbolehkan ikut.

Kita pun di kumpulkan kembali dilapangan untuk melihat demo ekstra berbagai ekstrakulikuler pun menampilkan bakat-bakatnya.

Aku sedari sejam yang lalu dada terasa makin sakit dan nyeri aku hanya bisa menahan nya dan tanpa sengaja aku terbatuk mengeluarkan sedikit cairan merah ditangan.

'uhuk.. huk..huk' akupun kaget

"Astagfirullah nadira, itu kenapa kok ada darahnya" ucap Shani menjadi panik.

"Apa ku bilang dilarang ikut ngotot sih" ucap gracia dengan sedikit menaikan intonasi nadanya

"Ayo kita bawa dia ke UKS mumpung sudah istirahat" saat hendak menuju ruang UKS aku pun merasa tubuh ku limbung.

POV GreShan

Shani dan juga Gracia pun kenapah nadira menuju ruang UKS ditengah perjalanan mungkin Nadira sudah tidak kuat menahan kesakitan nya untung saja mang ujang datang tepat waktu

"Non Laras" teriak mang ujang yang seketika membuat gaduh penonton alias peserta baru

Pak Burhan pun mendekati kami "Lebih baik pak ujang bawa Laras ke rumah Sakit biar selebihnya kami yang menangani" ucap pak burhan selaku kepala sekolah "Kalian berdua boleh ikut" ucapnya kembali

"Sebaiknya non berdua ikut ke mobil"

"Shan kamu ikut mang ujang aku ambil tas kita dulu di kelas" ucap gracia dan langsung berlari menuju ruang kelas kami

Setibanya di rumah sakit nadira pun langsung di tolong "Non Shani dan juga Non Gracia mamang boleh minta tolong, jagain non Laras terlebih dahulu mamang ke bagian administrasi juga mau menjemput bi Inah juga non Zea"

"Baik mang kami akan menunggu nadira disini" ucap Shani

POV GreShan End.

Sambil Menggandeng Erat TangankuМесто, где живут истории. Откройте их для себя