PART 10: effort

1.8K 415 99
                                    


note: yang, 10 taun tuh udah dimulai dr Audi masuk SMA ya... jadi udah jalan dua taun, mayan lah ya...delapan taun lagi wkwkw... yok vote dulu yok baru baca.



10.


Dua bulan berlalu, Java tak lagi jadi murid SMU, minggu-minggu terakhirnya setelah ujian menyisakan foto-foto kelulusan, makan bareng teman sekelas, hingga acara perpisahan yang sepertinya tak kunjung selesai.

Upacara penerimaan ijazah dihadiri oleh sang bunda yang menunjukkan senyum bangga pada Java meski nilai sang anak tidak istimewa. Java berkeliling, melihat seluruh temannya menyandang wajah yang sama sumringahnya ada beberapa teman sekelas atau bahkan hanya kenalan yang kebanyakan perempuan berusaha menyapa dan sok ramah terhadap bundanya Java sampai sang bunda senyum-senyum sendiri. Contohnya Dinda, teman Java yang pernah ngasih oleh-oleh dari Bali hanya karena Java nge-like fotonya, ia sedang menyapa ramah dan berusaha membuat percakapan dengan sang bunda.

"Ya udah kalo gitu Dinda pamit yah, tante... mau foto sama papa mama..." ia menoleh ke Java, "Jav, kalo reunian gue diajak yah."

"Pasti dong." Java menjawab sekenanya.

"Populer juga anak bunda..."

"Iyalah, ga liat ganteng begini?"

"Eh itu Audi tuh." Bundanya menunjuk satu pojok dekat pintu hall sekolahnya.

Java hanya melihat sekilas, "oh iya, palingan nyamperin Himas." Ucapnya singkat. Mereka memang masih berhenti saling bicara.

"Java, kamu sama Audi kenapa sih? Jangan dikira bunda ga merhatiin." Ucap bundanya.

Java sedikit tertegun, ia pikir selama ini ia cukup baik dalam berakting seolah-olah ga ada yang berubah. "Kok bunda bisa bilang gitu?"

"Kalian kan kenal dari dulu, kemarin pas Audi mulai masuk SMA kalian tambah deket, bunda sering banget liat kamu dan Audi saling nyariin, sering juga bunda liat Audi nebeng pulang, apa iya gara-gara Audi pacaran sama Himas? Kan pacarannya udah lama, kok kamu sama Audi baru keliatan kaya orang musuhan baru-baru ini?"

Java tak bisa langsung menjawab. "ehm, yaa..."

"Himas marah ya? Ga suka yah kalo kamu terlalu dekat sama Audi?"

"Engga, bun, engga sama sekali, malahan Himas tuh ga ada masalah."

"Terus?" bundanya menatap Java saat si anak ga menjawab, "kamu tuh anak bunda satu-satunya, kaya kata kamu, kita ini tinggal berdua, kamu bisa cerita apapun ke bunda, janji bunda ga akan nge-judge."

Java hanya menghela nafas, "Java... sempet berantem sama Audi gara-gara yang pas Java bandel itu bun..." jelasnya singkat, entah mengapa masih belum sampai hati bercerita pada siapapun bahwa ia pernah nekad mencium sahabatnya itu.

"Sekarang belum baikan?" tanya bundanya.

"Udah bun, tapi... ya... ya udah sih kalo Audinya masih belom pengen temenan lagi, ntar juga baik lagi." Jawab Java akhirnya.

Tau-tau dagu sang bunda menunjuk kesatu arah.

Java menoleh dan melihat Audi jalan kearahnya.

"Tanteee..." Audi menyapa ramah, "cieee, anak kuliahan." Ia menepuk ringan pundak Java.

Java menepis tangannya, "bukan yeee..."

"Ha? Kok bukan? Lo lulus kan??" Audi membelalakan mata.

"Lulus, anjir!"

LAGUNA (Jeno x Karina | Jenrina | bluesy)Where stories live. Discover now