08

3.1K 333 5
                                    

Kini acara telah selesai, Arthur dan Rafael tengah berada di istana, mereka berjalan beriringan menuju istana, tempat yang akan menjadi tempat tinggal Rafael sekarang.

Rafael sangat gugup saat ini, 'apakah raja akan menagih malam pertamanya?' Kata-kata itu teruslah yang berputar diotaknya.

Tak sadar kini mereka berdua sudah memasuki kamar yang mewah dan luas, Rafael sempat tercengang melihat kamar mewah ini, jika dibandingkan dengan kamarnya yang di istana sebelumnya, jelas kamar ini lah yang lebih mewah.

"Mandilah terlebih dahulu" ujar Arthur membuat Rafael sadar dari lamunannya.

Rafael hanya menurut, ia pergi ke kamar mandi, saat di kamar mandi ia sempat tercengang kembali karena bisa ia lihat terdapat banyak taburan kelopak bunga di dalam bak mandi.

Para pelayan pasti ingin membuat kesan romantis untuk dirinya dan raja.

Kebetulan sekali tubuh Rafael sedang sangat kelelahan, mungkin berendam bisa membuat tubuhnya lebih nyaman.

Rafael melepas seluruh baju nya yang menurutnya ribet itu, ia melangkah memasui bak mandi bunga tersebut dengan tubuh yang telanjang.

Beberapa menit Rafael berendam sembari memejamkan matanya.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka, Rafael sontak membuka matanya dan melihat ke arah pintu dimana terdapat sang suami sedang menatapnya.

"M-maaf yang mulia, aku susah membuatmu menunggu terlalu lama" ujar Rafael gugup.

Arthur melangkah mendekati Rafael sembari membuka satu persatu pakaiannya.

"Tak apa" ujar Arthur.

Rafael melihat ke arah dada bidang Arthur, waaw bagaimana caranya mempunyai badan seperti itu? Pikir Rafael.

Saat Arthur bergerak untuk membuka celana nya, Rafael sontak mengalihkan pandangannya ke arah lain asal tak mematap tubuh telanjang sang suami yang kini mendekati dirinya.

Arthur bergerak memasuki bak mandi dengan bunga tersebut, kolam itu luas tetapi ia lebih memilih untuk duduk di belakang Rafael, ia menarik pinggang Rafael untuk bersandar di dada bidangnya.

Rafael yang diperlakukan tersebut tentu saja menjadi salah tingkah, wajahnya sudah memerah, tetapi ia tak ingin membuat sang suami marah jadi ia menyamankan dirinya pada dada bidang Arthur.

Beberapa menit berlalu, Arthur hanya tetap terpejam sembari mengelus lembut pinggang ramping Rafael.

Rafael merasa sedikit kedinginan mengingat dirinya sudah berendam cukup lama.

Rafael mendongakkan kepalanya, berniat untuk mengadukan rasa dinginnya pada sang suami.

Arthur yang merasa sedang ditatap pun menunduk dan bisa ia lihat istri keduanya sedang menatapnya.

Arthur cukup peka dengan apa yang ingin di ucapkan sang istri, karena ia bisa melihat bibir sang istri yang brgetar kedinginan.

Tetapi arthur malah merasakan hal aneh ketika melihat bibir pink alami tersebut.

Arthur mendekatkan wajahnya ke Rafael, hendak menyatukan kedua bibir mereka, sebelum..

"Yang mulia raja, hamba memohon maaf karena sudah mengganggu tetapi saat ini ratu Gracella sedang membutuh kan anda" ujar seseorang yang tiba-tiba saja mengetuk pintu kamar mandi.

Rafael yang mendengar itu langsung sadar dan menjauhkan tubuhnya dari dada bidang sang suami.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar, Arthur langsung melangkah pergi dengan bathrobe nya, ahh dia terlihat khawatir mendengar Gracella membutuhkan dirinya.



Hari sudah semakin malam, tadi seorang pelayan mengatakan makan malam kerajaan akan dimulai.

Rafael cukup gugup mendengarnya, dia takut, dirinya tidak mempunyai pengalaman sosial yang cukup baik mengingat di kehidupan sebelumnya dia selalu terkurung.

Saat ini Rafael terlihat lebih santai dan natural dengan kemeja satin berwarna peach dan celana bahan berwarna putih.

Ia melangkah perlahan menuju ruang makan dengan pelayan yang setia menemaninya.

oh sepertinya ia belum mengenalkan pelayan setianya, namanya adalah Sofi, sejauh ini Sofi bersikap sangatlah baik kepadanya dan mengajarkan dia banyak hal tentang tatak rama kerajaan.

Saat ia memasuki ruang makan, ia cukup terkejut melihat ada banyak orang, ia pikir hanya makan keluarga inti saja, ternyata keluarga besar.

"Hai Rafael, duduk lah dahulu kita masih menunggu Gracella dan Arthur datang" ujar seorang wanita cantik.

Rafael pun hanya bisa tersenyum manis dan mengangguk, ia berjalan di kursi yang diarahkan sang pelayan, ini sungguh canggung, tak satu pun orang yang ia kenal disini kecuali sang ibu mertua yang duduk disebelahnya.

Di tengah ada kursi yang ia yakini milik sang yang mulia raja dan disebelah kanan kursi raja ia yakini pasti itu milik sang ratu Gracella, dan kini ia duduk disebelah kiri kursi raja.

"Bagaimana tadi kalian dikamar?" Tanya ibu Elena.

"E-ee baik-baik saja Bu"

"Lalu? Kenapa kau tidak turun bersama Arthur?" Tanya Ibu Elena.

"Aku ada keperluan bersama Gracella ibu" jawab seseorang yang tak lain adalah Arthur, ia datang bersama Gracella dengan tangan yang saling menggenggam.

Ibu Elena yang melihat itu sedikit jengkel.

"Arthur kenapa kamu bersamanya? Ini malam pertama mu, luangkanlah waktumu untuk Rafael" kesal sang ibu.

"Sudah-sudah kita makan dulu, kasian Rafael kita sudah kelaparan, lanjutkan berbincang nanti setelah makan" ujar seorang pria menengahi perkelahian ibu dan putra ini.

Mereka memakan dengan khidmat dan keheningan sesuai dengan tata Krama di kerajaan ini.

"Baiklah mari kita lanjutkan perbincangan ini" ujar Ibu Elena selesai dari acara makan bersama ini.

"Mari kita perkenalan dulu, Rafael kita yang manis ini harus tau siapa saja yang ada di keluarga kita" ujar wanita cantik.

"Aku Rachel sepupu nya Arthur, salam kenal kakak cantik! dan yang disebelah ku adalah ibu ku Isabella, adik dari ibu mertua mu, ini ayah ku Arvand, dan ini kakak ku yang paling tampan namanya Erick" ujar Rachel penuh semangat mengenalkan keluarganya kepada Rafael.

"Salah kenal semuanya aku
Rafael" sapa Rafael.

"Rafael, kau sangat manis, ah aku jadi tidak sabar melihat anak mu dengan Arthur nanti, pasti sangat sempurna" Ujar Isabella.

Anak...

Kata itulah yang sering Rafael dengar saat berada disini, ia sedikit tertekan selalu ditanya anak, tetapi ia berfikir bagaimana rasanya menjadi Raja Arthur dan Ratu Gracella mereka pasti sangat tersiksa dengan ini semua.

"Sudah-sudah, Rafael dan Arthur silahkan kalian kembali ke kamar, ini sudah terlalu malam, tidak baik melewati malam pertama kalian" Ujar ibu Elena.

Arthur mengecup sekilas pelipis Gracella dihadapan semua orang, dan menarik lengan Rafael, terlihat seperti tarikan yang lembut tetapi jika dilihat lebih teliti, Arthur sedang meremas dengan kencang tangan Rafael.

Dan Erick menyadari hal itu.

TBC

Huhuu maaf udah ngebuat kalian menunggu terlalu lama

Aku lagi ada kesibukan di rl, sama sekali kaya gaada liburnya capee :(

Maaf terlalu slow up, semoga kedepannya urusan rl ku cepet selesai deh

Trimakasii Vote and komen nya

SELIRWhere stories live. Discover now