Mencoba Part 1

17 2 0
                                    

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH SMA 1 LENTERA MERAH - SIANG

Farisa, gadis cantik berseragam putih abu yang sedang fokus membaca sebuah buku di atas kursinya. Lalu datang Clara sahabat dekatnya menghampiri dengan wajah heran. Dia kemudian duduk di kursi yang berada di depan meja Farisa.

"Sa, gak capek baca buku terus?" Ucap Clara datang merebut buku.

Farisa langsung merebut Kembali bukunya. "Capek duduknya. Tapi soal baca buku doang?" ujarnya.

Farisa Kembali membaca buku, dengan perasaan sedikit kesal.

Clara ( menghembuskan nafas )

"Gue tau kok. Elo kaya gini kenapa." Ucap Clara.

Farisa dan Clara saling menatap. Tak lama, Farisa menaruh bukunya dan mengarahkan pandangannya ke arah jendela.

FLASHBACK:

RUANG RAWAT - PASIEN RUMAH SAKIT - SIANG

Farisa sedang menyuapi Adam makan. Adam adalah kekasihnya, sebelumnya mereka adalah sahabat sejak kecil. Adam memiliki Riwayat penyakit jantung koroner.

Farisa tersenyum menatap Adam.

"Dam, dari kecil kamu gak pernah sekalipun bohong sama aku, kamu selalu berusaha lunasin janji kamu. Dan sekarang aku minta tolong, jangan langgar janji kamu buat sembuh. Okey? "

Farisa menggenggam tangan Adam.

Adam ( membalas genggaman )

"Aku janji. Tapi disaat Aku gabisa lunasin janji. Tolong kamu terima dia, anggap aku ada disitu."

Farisa merasa heran dan bingung dengan perkataan Adam.

"Dia? Siapa?" Ucap Farisa.

Adam tersenyum dan mengatakan.

"Seseorang yang selalu ada dalam doa ku, buat nemenin kamu Sa. Setelah aku pergi, dia pasti datang. Aku gabisa janji bakal sembuh Sa, tapi aku mohon. Kamu harus janji sama aku, kalau kamu bisa meski tanpa aku. Kamu harus bisa terima orang baru, demi aku."

FLASHBACK CUT TO:

RUANG KELAS - SMA 1 LENTERA MERAH

Farisa ( menundukan pandangan )

"Dia gak akan datang Dam, aku gak akan bisa."

CUT TO:

INT. RUANG TAMU - RUMAH FARISA - SORE

Sepasang suami istri sedang saling berdebat. Keduanya terlihat sangat marah dan tidak ada yang ingin mengalah. Yunita, Mama Farisa membanting vas bunga hingga pecah. Melihat istrinya sudah kelewatan melampiaskan amarah. Hendra, Papa Farisa ingin mencoba menampar istrinya dengan mengangkat tangan kanannya. Tetapi, bersamaan dengan itu. Farisa datang dan langsung menangkis tangan Papanya.

Farisa ( menatap tajam papanya )

"Terkadang,, suatu hal yang buruk harus terjadi karena sebuah kemarahan. Dan karena kemarahan itu, Mama banting vas bunga sampe pecah, dan Papa? Papa mau nampar Mama? Mama bisa beli seratus vas bunga buat gantiin satu vas bunga yang pecah karena ini. Bekas tamparan Papa mungkin juga bakal hilang. Tapi luka di hati Mama bakal susah buat sembuh." Ucap Farisa.

Hendra, Papa Farisa langsung menatap istrinya.

"Maafin Papa Ma, sebuah ego dilawan dengan ego gak akan ada titik penyelesaiannya. Seharusnya Papa bisa nenangin Mama. Bukan justru ikut emosi. "

Yunita tersenyum "Kita berdua salah. Nak- ( terpotong )"

Farisa langsung pergi ke kamarnya. Kedua orang tuanya merasa heran dengan sikap anaknya. Mereka berpikir mungkin Farisa sedang pusing dengan tugas sekolahnya.

CUT TO:

TEMPAT TIDUR - KAMAR FARISA

Gadis ini tertidur memeluk bantal sambil meneteskan air mata. Matanya itu tertuju ke arah figura foto yang berisi dirinya dan Adam saat kecil. dalam foto itu, mereka terlihat sedang bermain ayunan. Farisa yang mengayun sedangkan Adam duduk di ayunan.

FLASHBACK - TAMAN - SORE

Sambil diayun, Adam mengatakan.
" Harusnya cowok yang dorong ayunanya."

"Biar aja, emang kenapa? Orang sakit kan gaboleh capek." Jawab Farisa.

Adam langsung turun dari ayunan dan mengajak Farisa untuk duduk di kursi taman. Adam mengambil botol minumnya, dan memberikannya kepada Farisa.

"Kalau gitu, kamu juga gaboleh capek." Ucapnya.

Farisa ( tersenyum )

FLASHBACK CUT TO:

TEMPAT TIDUR - KAMAR FARISA

"Aku kangen kamu Adam.. dulu, kalau Mama Papa berantem. Aku pasti lari kerumahmu. Aku minta kamu buat bujuk mereka, abis itu..- ( terpotong )"

"Abis itu ( menyambung ), Mama sama Papa yang harus pergi ke kamar kamu, Adam bilang kita harus bujuk Anak Mama yang cantik biar gak sedih lagi."

Yunita, Mama Farisa tiba - tiba datang memotong perkataan anaknya. Farisa langsung membalik badannya dan memeluk Mamanya itu sambil menangis tersedu - sedu.

"Dan mama selalu datang buat hapus air mata kamu.. sudah sayang, jangan terus menangisi sesuatu yang sudah pergi. Disini ada Mama, Papa, teman - teman kamu. Dan Adam, dia sudah tenang disana. Seharusnya kamu senang, karena Adam sudah gak ngerasain sakit lagi.."

Mama mencoba menenangkan anaknya.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TAKDIR CINTAWhere stories live. Discover now